1. Sakala, Surat, Dan Kenangan

27 3 0
                                    

"Raga ku tak berarti, ketika senyum mu menghilang ditelan bumi."
~Kenzy Adrienne ~


1. SAKALA, SURAT, DAN KENANGAN.
.

.

.

Pena hitam itu jatuh dan berguling hingga ke kolong meja. Enzy menatap kosong pada selembar kertas yang tertulis indah nama seseorang disana.

Sakala Sky.

Nama itu sudah tertulis ratusan kali dalam bukunya,
nama itu selalu terselip dalam doanya ketika ia bersujud.

Namun, sebanyak apapun ia menulis nama itu, sekuat apapun ia memohon. Enzy tahu harapannya hanya akan terbang tak tentu arah sebab orang yang ia doakan sudah tak bisa lagi tersenyum untuknya.

Radio kecil memutar lagu tahun 80 an membuat Enzy memandang jendela kamar terbuka yang menampakan pemandangan rumah putih berlantai dua tepat dihadapan rumahnya.

Rumah itu, rumah yang memberikannya kehangatan saat rumahnya sendiri tak bisa memberikannya.

Enzy melangkah dan menutup jendela saat suara gemericik hujan turun mengetuk kaca. Gadis itu kembali duduk di hadapan sebuah laptop, tangannya yang gemetar dengan perlahan membuka satu file video yang sudah dibuat bertahun-tahun lamanya.

Layar laptop itu menyala dan menayangkan sebuah video yang berhasil menerbitkan
Senyum indahnya ketika melihat cowok berseragam putih abu-abu lengkap dengan rambut acak-acakan khas cowok itu.

Enzy tergelak kecil dengan netra yang mengeluarkan linangan air mata saat cowok berseragam putih abu-abu itu menyanyikan sebuah lagu ulangtahun berbahasa Inggris dengan suara beratnya yang terdengar false.

"Happy birthday to you... Happy birthday to you... Happy birthday... Happy birthday.... Happy birthday Kenzy," setelahnya suara terompet kecil terdengar nyaring ditiupkan.

Cowok itu mengerucutkan bibirnya sembari memakai sebuah topi ulang tahun bewarna pink. Sungguh cowok itu tak suka topi berwarna pink yang kini membuat Enzy tersenyum manis dengan tangan menopang dagu.

"Lo tau kan Ken, gue itu gak akur sama warna merah jambu. Tapi khusus buat Lo gue rela pakai topi ini,"

Cowok ini selalu saja bertingkah unik.

Dan sayangnya Enzy mencintai sikap itu bahkan saat orangnya sendiri sudah tak ada.

"Tanggal 3 Maret 2015, jam 3 sore lewat 20 menit 15 detik dengan ini aku ucapkan. Selamat ulang tahun Kenzy, selamat untuk umurnya yang ke 16 tahun. Semoga panjang umur serta sehat selalu, semoga apa yang kamu impikan segera tercapai dan dikabulkan oleh Tuhan." Cowok itu tersenyum hingga menampilkan deretan gigi putihnya yang terawat.

Enzy berusaha menahan isakannya saat rindu itu kembali mengepungnya. Tangannya meremas kaus putihnya yang tepat berada dibalik jantungnya yang kini berdetak mengerikan.

"Maaf yah Ken hari ini gue belom bisa kasih hadiahnya. Soalnya hadiah yang gue pengen kasih itu limited edition, jadi mesti pesen dulu. Tapi tenang aja, sebagai gantinya gue udah siapin satu surat spesial yang udah gue tulis satu hari satu malam." Cowok itu mulai berdehem mengusir suara sumbangnya.

Enzy tau kalau Akala tak suka menulis, lebih tepatnya cowok itu lebih suka berbicara daripada menggoreskan tinta hitam pada secarik kertas. Terlebih untuk dirinya yang bukan orang spesial.

Pasti cowok ini sangat berusaha untuk membuatnya.

"Surat itu gue simpan di kotak biru muda dibawah kasur." kalimat itu terhenti saat cowok remaja itu melepas topi merah jambu nya.

Tatapan cowok itu kini terlihat berbeda, netra gelap itu memancarkan kehangatan hingga membuat Enzy menunduk dengan tangan bertautan gelisah.

"Mungkin kalau Lo udah liat video ini dan baca surat itu, Lo bakal marah ke gue--" video langsung di pause ketika Enzy dengan tergesa mencari sebuah kotak yang Akala maksud.

Sepucuk surat dengan kertas kekuningan yang sudah usang membuat jantung Enzy berdebar kuat. Jemarinya bergetar saat membuka lipatan kecil surat itu.

Hingga setetes air mata pun tumpah untuk kesekian kalinya ketika sebuah tulisan menjawab tanyanya yang bertahun-tahun belum terjawab.

Enzy langsung mendongak menatap layar laptop dengan mulut setengah terbuka hingga kembali terkatup dengan bibir bergetar yang ia gigit kuat.

"Gue rindu kal,"

"Gue rindu sama Lo."

.

.

.

TBC

DESEMBER 2015Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang