Bab 1

428 62 13
                                    

Seorang pria dengan setelan jas lengkap duduk diatas ranjang dengan dominasi warna gelap. Di balik selimut hitam seorang gadis masih bergelut dengan mimpi yang entah seperti apa.

"Julia! Bangun! Ayah harus pergi untuk meeting penting di kantor. Kalau kamu gak cepetan siap-siap, jangan marah sama ayah kalo minta pak Tyo buat anter kamu, oke!"

Gadis yang di panggil Julia masih tetap pada posisi tanpa adanya tanda-tanda akan bangun.

"Juliaaaaaaa. . . .buruan sayang. Ayah udah telat nih. Kalo kamu beneran gak bangun, ayah berangkat duluan ya." Kata Kim Taehyung seorang duda dengan satu anak yang sekarang menjadi CEO sebuah perusahaan global.

Taehyung mengguncang tubuh putrinya dengan harapan gadis itu akan segera bangun, namun sepertinya hal itu sangat percuma. Tidak perduli seberapa keras dia berusaha, Julia tidak akan bangun saat hari masih terlalu pagi.

"Julia ayo dong sayang. Ayah udah telat nih. Kamu udah besar sayang, masak ayah musti bangunin kamu setiap hari. . . "

Dering telepon berbunyi, menginterupsi usaha Taehyung untuk membangunkan putrinya.

"IYa, Jen. . Ada apa?"

". . . . . . . . ."

"Ok, aku kesana sekarang ya. Tunggu aku, jangan kemana-mana."

". . . . . ."

"Siapa yang telfon ayah pagi-pagi? Aya mau kemana? Kenapa ayah udah rapi?" Saat melontarkan semua pertanyaan hati Julia terasa perih, dia berusaha menahan tangisnya di dalam hati.

"Barusan Tante Jennie telfon katanya mobilnya mogok dijalan. Sekarang ayah mau jemput dia, takutnya kalau dia kenapa-kenapa. . ."

"Jadi Tante Jennie gak boleh kenapa-kenapa sementara Julia boleh, begitu maksud ayah?"

"Kamu ini ngomong apa sih sayang. Mana mungkin ayah biarin kamu kenapa-kenapa. Kamu itu hidupnya ayah. . ."

"Serius? Terus kenapa ayah pagi-pagi udah mau pergi tanpa nunggu Juli?"

Taehyung menghela nafasnya panjang. Julia terlalu berlebihan, dia memiliki sopir terpercaya dan bodyguard, itulah kenapa Taehyung  tidak merasa khawatir karena keamanannya sudah sangat terjamin.

"Julia, ayah udah kasih kamu bodyguard, ayah udah kasih kamu sopir. Kemanapun kamu pergi kamu hanya perlu bicara dengan mereka. Tapi Tante Jennie, dia tidak memiliki itu semua, oke."

"Oke! Kalo gitu Juli ke kamar mandi. Juli mau siap-siap ke sekolah." Julia tidak menunggu tanggapan dari Taehyung dan dia meninggalkannya begitu saja.

"Dia sudah dewasa, tapi sikapnya masih saja seperti anak-anak."
.
.
.
.
.
Julia berjalan dengan lunglai disepanjang koridor, menyeret ransel dengan enggan menuju ke kelas.

"Juliaaaaaaa. . . . " Teriak seorang gadis dengan rambut blonde kepang dua berlari kearahnya.

"Hmmm"

"Kamu kenapa sih Julia pagi-pagi muka sudah kumel kayak cucian Mamel?" Tanya Jinny teman terdekat Julia.

Julia mengerucutkan bibirnya, dia memeluk tubuh Jinny dan merengek. "Ayahku lebih milih tante-tante gila dari pada aku anaknya, Jinny. Hatiku sakit, ayahku tega."

"Ya tuhan Julia. . . .hanya gara-gara itu doang kamu kayak gini. Hey. . Hey. . .kamu bukan anak SD lagi, tau. Dan lagian ayah kamu itu udah lama dan lama banget jadi duda pastilah dia punya rasa kesepian dan pingin dimanja juga kayak kamu. Coba kamu pikir deh. Di kantor pasti ada satu lusin atau empat Lusin karyawan yang udah berumah tangga. Sekarang kamu pikir, itu karyawan loh, sementara ayahmu, dia pemilik. Masak sih status ayahmu kalah sama karyawannya."

Mama Baru Untuk JuliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang