Julia berkunjung kerumah sakit bersama Dita, dia membawa buah juga makanan untuk Taehyung.
"Apa menurutmu ayahmu bakalan ada di sana?" tanya dita menenteng bawaannya.
"Mungkin."
"Mungkin? Yak, kalo dia nggak ada,bukannya kita sia-sia, pergi jauh kesini?"
"Siapa juga yang nyuruh kesini. Lagian mama sama papa sok-sokan baik. Dia aja belum tentu bakalan makan ini masakan. Jangan lupa, dia itu orang kaya. Udah punya istri pula. Pastilah istrinya masakin buat dia."
"Hey, yang lagi kamu omongin itu ayahmu sendiri? Sopan ya, kayak gitu?"
Julia menirukan gaya bicara dita seraya mengejek.
"Udah mending sekarang kita ke kamar adikmu. Diterima atau tidak, itu urusan belakangan, yang penting niatan kita."
Dita menarik lengan julia dan membawanya ke kamar putra kecil taehyung.
Mereka mengetuk pintu, menunggu beberapa detik sebelum pintu itu terbuka.
Wajah taehyung seketika membeku saat mendapati dua orang yang tidak terpikirkan olehnya akan datang.
"Bolehkah kami menjenguk anakmu?" Tanya Dita sedikit khawatir.
"Tentu, masuk aja."
Taehyung tersenyum lebih lebar melihat Julia benar-benar datang dan dia ingin mengajaknya mengobrol.
Dita melihat anak kecil yangs ednag terbaring di ranjang dengan infuse. "Gimana kondisinya?" tanya dita setelah berada disebelah ranjang Jeong-in.
"Lebih baik. Mungkin dua hari lagi dia udah diijinin pulang."
"Itu bagus. . . . di mana istrimu, tuan kim?"
Pertanyaan dita seketika membuat suasana menjadi canggunv dan taehyung terlihat lebih tertekan dari orang lain.
"Dia masih ada pekerjaan diluar negeri."
Mendengar hal itu satu decihan keluar dari bibir julia.
"Anak sendiri aja ditelantarin gimana anak tiri? Pasti udah dijual ginjal ku. Atau mungkin aku udah dijual ke om-om tua." monolog julia.
"Tuan kim, aku membawakan makanan untukmu. Itupun kalo tuan kim mau. Tapi enggak masalah kalo tuan kim. . . "
"Akan aku makan. Kebetulan aku belum sarapan."
"Dimana kepala pelayan yang biasanya? Tanya dita lagi.
" aku nyuruh dia buat pulang lebih dulu dan bawa baju ganti ku."
Mendengar Bagaimana ayahnya berusaha Dengan keras, membuat hati julia merasa kasihan dan cemburu. Dia tidak pernah mendapatkan perhatian seperti Itu, sebelumnya. namun, mendengar bahwa ayahnya harus bekerja seperti pembantu membuat julia merasa kasihan.
"Julia, kamu belum sarapan juga kan?"
"Aku udah sarapan bareng papa ta. . ."
Ucapan julia terhenti saat tendangan di tulang kering mendarat.
"Tuan kim, kau bisa pergi sarapan dengan julia. Aku khawatir kalo aroma masakan mungkin akan ganggu adik kecil ini." saran Dita mendorong julia.
Taehyung menatap julia dengan penuh harap dan gadis itu hanya bisa mendesah pasrah atas dorongan Dita.
"Oke, ayo kita sarapan. Tapi, aku pingin makan sus. . . "
"Di kafetaria ada kue kering yang enak banget, kalo kamu mau, nanti ayah beliin."
"Bisa beliin banyak? Soalnya Jimin suka sama makanan manis kalo lagi baca buku."
"Jimin?"
"Ya, anaknya papa Seokjin."
Senyum Taehyung membeku. Putrinya telah memanggil pria lain Sebagai papa dan seorang gadis Sebagai mama. Lantas dimana posisinya sekarang?
Merasakan perubahan suasana disekitarnya membuat Julia merasa sedikit bersalah. Dia dengan sigap meraih lengan Taehyung dan menyeretnya. "Buruan, kalo barang enak biasanya nggak bisa nunggu lama. Takutnya kehabisan, ini udah mulai siang."
"Iya bentar kak. . . nanti ayah jatuh kalo diseret-seret."
"Ayah terlalu lelet, masih muda juga masak satu langkah juli tiga langkah ayah. Ini itu pemborosan waktu."
Taehyung menggelengkan kepalanya dengan senyum mengembang. Akhirnya dia bisa tertawa lagi dengan putrinya. Bahkan julia terdengar lebih perhatian dan ramah dari sebelumnya.
Mata Taehyung terbelalak saat melihat julia mengambil begitu banyak pencuci mulut dari counter.
"Kak, kakak yakin bisa ngabisin sebegitu banyaknya? Ini banyak lo kak!" tegur Taehyung menimbang pilihan julia.
"Julia malah yakin ini belum cukup, jimin aja makannya banyak, apalagi papa, papa paling suka sama makanan manis, tiap lagi ngerjain laporan pasti mulutnya nggak berhenti ngemil. Jadi ini masih kurang. Mungkin julia harus ambil lagi beberapa, eoh mama juga belum julia ambilin."
Hati Taehyung berdenyut sakit saat mendengar celotehan julia tentang dita dan pria yang dia sebut Sebagai papa. Buku jari taehyung terkepal, menyisakan bekas merah yang kentara.
"Julia, boleh ayah tanya sama kamu?" gumam taehyung sembari berjalan beriringan.
"En!" julia tidak menatap ayahnya saat jawaban itu terlontar
"Apa kamu benar-benar menyukai keluarga barumu?"
"Tentu, papa, mama, jimin dan warga setempat bener bener baik banget sama julia. Pokok julia puas bisa tinggal disana. Juli harap rumah papa yang di inggris memiliki lingkungan sekitar kayak sekarang, jadi juli bak. . ."
"Tunggu! Kamu nggak mungkin ikut ke inggris kan, jul? Kamu nggak akan ninggalin ayah sendirian kan?"
"Ya endak lah yah. Mana mungkin julia ninggalin ayah sendirian. Kan ada istrinya ayah sama anaknya ayah yang lain, Jadi julia nggak ninggalin ayah sendirian, benar?"
" julia! kamu sengajakan ngelakuin ini ke ayah? kamu sengajakan datang kesini buat nyakitin hati ayah?" taehyung tidak tahan, dia ingin meluapkan amarahnya< namun mengingat dimana mereka berdiri, taehyung memutuskan untuk pergi meninggalkan putrinya.
"ayah! tunggu!" teriak julia mengejar taehyung. "ayah, tolong dengerin penjelasan julia! julia nggak ada maksud buat ngebales perlakuan ayah, julia cuma mau lanjutin sekolah di luar aja. dan kebetulan papa Seokjin ada rumah juga ____"
"papa! papa! papa! siapa papamu! dia bukan siapa- siapa jul! akulah ayahmu. akulah yang membesarkanmu, memberimu makan dan mencukupi semua yang kamu butuhkan. sakit julia, hati ayah sakit denger gimana kamu begitu memuja orang lain daripada aku, ayahmu sendiri..."
"lalu gimana sama aku yah? gimana sama aku yang dulu, yang nggak pernah kamu anggep ucapannya. apa sepenting itu tante jennie dari aku? kalo iya, apa bedanya dengan sekarang. julia juga sakit yah. saat julia nyaris mati tercekik karena ketakutan, ayahku sendiri lebih mikirin kekhawatiran wanitanya. jadi apa ada bedanya sekarang, juli sama ayah atau endak, toh udah ada tante jennie di dekat ayah. nggak ada bedanya kuq sama yang dulu...."
"jul!" tegur taehyung ingin meraih lengan putrinya namun ditepis oleh gadis itu.
"nggak perlu yah. ayah nggak perlu sungkan sama julia. selama ayah senang, julia udah puas. dengan atau tanpa aku."
julia meninggalkan kim taehyung membatu ditempatnya.
"apakah hubungan kami sudah sehancur itu? apakah sudah sangat terlambat untuk diperbaiki? putriku bahkan meninggalkanku tanpa berbalik. rasanya sangat menyakitkan. inikah yang dirasakannya saat aku pergi tanpa berbalik saat dia terus memanggilku. saat dia ingin perhatianku? aku sangat bodoh. sekarang segalanya telah menjadi jauh. putriku bahkan tiodak perlu meminta ijinku untuk tinggal di tempat yang jauh dariku. apa yang harus aku lakukan? aku sangat merindukanmu. vibe, maafkan aku. aku tidak merawat putri kita dengan baik. maafkan aku karena telah mengecewakanmu."
![](https://img.wattpad.com/cover/321926039-288-k132890.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama Baru Untuk Julia
ФанфикLangsung saja dibaca! bahasa non-baku dan campur aduk kayak nasi.