Bahagia

1.4K 71 18
                                    

Mentari senjaku

Masih ingat bagaimana pertama kali kita bertemu?

Kamu menyapaku dengan gugup dan selalu enggan menatap mataku

Kamu akan berlari menghindariku setiap kali aku memanggilmu

Dengan rona memerah setiap kali aku menangkup wajahmu

Tak mungkin aku melupakan kenangan tersebut

Karena kamulah yang mengajariku apa arti bahagia

•••

"Xavier..."

"Ya?"

"Terima kasih."

Xavier hanya terdiam mendengarkan perkataannya. Dia memegang lembut tangan yang kurus nan pucat dalam genggamannya.

"Aku sangat bahagia, dari dulu hingga sekarang." ujarnya seraya menunjukkan seulas senyuman tipis. Mengabaikan nafasnya yang terhambat karena selang oksigen di hidungnya. "Semua itu kulalui karena aku bersamamu."

Teringat ketika Julian berkeliling di sekitar halaman rumah sakit dengan wajah teramat damai. Bahkan, ekspresinya melembut sesaat ada kupu-kupu hinggap di hidungnya. Sejenak tampilannya tak seperti pasien yang melakukan kemoterapi melawan kankernya.

Dan, Xavier akan muncul dengan memeluknya dari belakang. Julian yang memahami kekhawatirannya hanya mengusap tangan Xavier yang memeluk tubuhnya.

Selama ini Xavier tidak pernah memahami apa arti kebahagiaan menurut dirinya. Mengingat bagaimana Julian memilih tetap bersamanya meskipun hubungan yang mereka jalani memiliki jalan yang berduri. Meskipun Xavier bertanya-tanya apakah jalan yang mereka pilih itu merupakan jalan yang benar.

Xavier tidak tahu.

Tetapi, mendengar Julian sangat bahagia sambil menunjukkan senyumannya yang secerah dan sehangat mentari. Hanya dengan itu, Xavier melemah.

"Aku.. juga menjadi orang yang sangat bahagia di dunia ini karenamu, Julian." ucapnya dengan senyuman yang tulus dari lubuk hatinya terdalam.

"Xavier, kau sedang apa?" tanya Melissa karena pria itu masih tidak bergerak dari tempatnya. Yin berada di belakangnya tengah menatap Xavier dalam diam. "Ayo, kita pulang."

"Sebentar, Melissa."

Sebelum pergi, Xavier mengeluarkan surat dari kantungnya. Ia mengecup surat tersebut sambil berharap Julian akan membacanya. Kemudian, surat itu diletakkan di atas tempat peristirahatan terakhirnya selama tiga tahun Xavier datang berkunjung.

.
.
.
.
-Penutup-

Hehe 🗿

Latihan bikin cerita sedih /plak

Nih oneshots kukeluarin dulu sebelum ultah Julian.

17 September 2022

Warna [Xavilian Oneshots]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang