Hasrat [2/2] 🔞

1.6K 77 56
                                    

Warnings:

Smut, Nsfw, 21+

[Kalo masih ngotot mau baca, Moe tidak bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada kalian]

Wah pagi² sudah horny 🗿

Jangan lupa summon OfficialHolyWater kalo gak kuat 🗿

Julian membuka hadiah dari kedua teman-temannya yang sepertinya sengaja mengirim hadiah dengan cara seperti ini. Kurir yang mengantarkan paketnya sempat memberi pesan kalau didalamnya ada barang berharga.

Setelah melihatnya, Julian akui kalau memang didalamnya sangat berharga.

Ketika boks yang didapatkannya itu telah dibuka, ia menemukan banyak foto-foto dirinya bersama Yin dan Melissa. Meskipun Julian bukan orang yang suka berfoto ria, mungkin ia harus berterima kasih pada dua teman-temannya yang selalu menyeretnya untuk ikut berfoto. Memberikan sebuah memori yang tak akan dilupakannya.

Selamat ulang tahun, Julian (◍•ᴗ•◍)

Ini hadiah dari kami, aku dan Yin patungan membelinya. Aku harap kamu tidak merusaknya. Kalau kamu sampai merusaknya, aku akan menyantet--ehm, maksudku memarahimu dan meminta uang ganti rugi pada Xavier :P

P. S: Yan, semoga rencanamu berhasil. Aku sampai berhati-hati menulis ini agar Melissa tidak mencurigaiku (*´▽')ノ

Usai membaca surat dari teman-temannya, Julian menemukan miniatur burung gagak membawa permata safir pada paruhnya. Iris scarlet milik Julian spontan bersinar karena tahu jenis miniatur yang dipesan ini tidaklah murah. Pantas saja Yin dan Melissa sampai berpatungan membuatnya. Julian harus menjaga miniatur ini penuh kasih dan sayang.

Dia teringat pesan singkat yang ditulis oleh Yin dalam suratnya. Kemudian, raut mukanya mengecut karena ia gagal mengatakan sejujurnya pada Xavier.

Ah, sudahlah. Yang penting Julian sudah berusaha semaksimal mungkin.

"Hadiah dari teman-temanmu?"

Julian menoleh ke sampingnya, ada seorang wanita yang sangat mirip dengannya. Wanita tersebut mengintip barang yang Julian buka lalu tersenyum lebar.

"Ibu."

Anne mengusap-usap punggung Julian dengan raut muka teramat bangga. "Wah, putraku sangat populer."

Julian tetap menjaga dirinya untuk tidak bersikap salah tingkah. "Ibu sangat berlebihan."

"Ibu mengatakan hal yang benar, nak. Terima saja kalau kamu anak ibu yang manis. Jangan bersikap seperti ayahmu. Bersikap gengsi sampai ibu merasa kesal."

Julian hanya mendengarkan omelan ibunya yang sudah menjadi makanan sehari-harinya. Meskipun ibunya selalu menjelek-jelekkan ayahnya, tetapi hubungan mereka bisa dibilang sangatlah mesra. Julian sampai merasa kenyang melihat mereka selalu berduaan mengatakan kalimat penuh cinta.

"Omong-omong, apa Xavier tidak datang kemari?" tanya Anne penasaran.

Raut muka Julian perlahan mengeruh. Dia baru ingat kalau Xavier sedang banyak kerjaan, bahkan pria itu sempat meminta maaf karena akan terlambat merayakan ulang tahunnya.

Warna [Xavilian Oneshots]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang