"Felix"
"Apa?"
"Gapapa"
Hyunjin langsung memeluk Felix dengan erat.
"Kenapa sih? Kek orang stress"
"Gapapa"
"Gapapa lagi gue siram air panas ke muka lo"
Lalu, Felix membiarkan Hyunjin memeluknya.
"Ga sekolah lo, njin?"
"Engga"
"Kenapa?"
"Masih kangen"
"UDAH LAH WOY, PERGI AJA SANA, REMED NTAR LO SALAHIN GUE, GOBLOK BENER JADI ORANG"
"KAN GUE UDAH LULUS TOLOL, YAKALI GUE SEKOLAH LAGI, UDAH RANKING 1 GUE DISITU"
"Apa iya"
"Engga"
Hyunjin langsung menyodorkan mulutnya ke mulut Felix secara tiba-tiba.
Sebelum itu, Felix mengaktifkan mode "jangan ganggu" pada handphone nya agar tak diganggu oleh siapa saja.
lama kelamaan mereka malah kecanduan.
Felix langsung melepaskan ciumannya itu.
"Bentar, sesak nafas"
"Ganggu aja"
Hyunjin langsung menggendong Felix ke kamarnya dan mendorongnya ke kasur.
"Masih sesak? Sini gue bantu biar tambah sesak"
Felix hampir saja menangis karena terlalu sesak.
Hyunjin tak tega melihat Felix sesak nafas. Jadi, ia membiarkan Felix bernafas.
Felix berusaha untuk membuka pintu kamarnya
Hyunjin sengaja mengunci kamarnya, agar sang kekasih tak bisa keluar dari kamar
"Kok, gak bisa, dibuka? Lo kunci ya, njin?"
"Hah? Engga kok, coba buka aja"
Felix berusaha untuk membuka nya, tetapi tak bisa.
Sudah beberapa menit Felix mencoba membuka pintu kamarnya. Tetapi, ia tak berhasil membuka pintu nya itu.
Felix pun berputus asa, dan terdiam di dalam kamar.
"Selama di kunci...wanna do it, babe?"
"Hm, I try not to tease you, love"
"Oh yes? I can't believe, you must be happy to be here. Just the two of us, baby"
"Okay, let's do it, don't be wild and don't be rude. OK?"
"Okie, I promise, but, if I'm a little rude, is it okay?"
"Let me think, maybe, it's okay, let's do it"
"Don't cry, love"
(Kalo Gatau artinya, cek di google translate, makasih)
Belum dimulai, Felix sudah menangis duluan.
"Ish, Felix mah, ga seru"
Hyunjin sedikit cemberut karena tidak sesuai dengan harapan nya itu.
"Oh, yaudah, siapa yang ngajak?" Ujar Felix dengan nada yang menangis.
Hyunjin langsung menarik tangan Felix dan mendorongnya ke tembok.
"Berani marah? Kalo berani, sini gue bikin lo nangis ampe teriak teriak"
(Hayoo, mikirin apaa, wokwok)
Felix menelan salivanya itu. Ia sedikit gemetaran.
Hyunjin pun menggigit bagian leher Felix sampai memerah.
Felix yang tak tahan pun menggigit bibir bawahnya.
Lalu Hyunjin mendorongnya ke kasur.
(Bolak balik Mulu, pusing ntar ayang lo 👁️👄👁️)
Hyunjin pun membuka celana Felix secara paksa, dan memainkan titik sensitif Felix.
"Ahh emh"
Sangking kencangnya, Felix tak tahan sehingga ia pingsan.
(Cuman pura pura ygy 😃☝️)
"Eh, lix? Lix? Jangan becanda aelah, bilang aja, lo males banget buat ngelakuin ini"
Tidak ada jawaban dari Felix.
"Mampus lah gue, yakali gue telpon emaknye, trus gue ngaku kalo gue perkosa dia, trus dia ga perawan lagi, trus gue kena marah emaknya, abistu gue udah gabisa pacaran gara gara terlalu brutal, trus hidup gue ga aman tentram, trus gue di penjara, nangis dah gue"
"BAA"
"EH ANJ"
Hyunjin pun menghela nafasnya.
"Lo nih, bikin kaget"
"Yee, maap"
*
*
*
Tbc.Gangerti mau bikin apa lagi.