Bersalah

0 1 3
                                    

"Nek, nenek gak merasa kesepian tinggal sendiri?"

Tiba-tiba Daniar membuka suara memecahkan keheningan, membuat Abi menatapnya dan beralih menatap nek Minah dengan tatapan yang tak dapat diartikan.

Nek Minah beralih menatap gadis itu "Bohong nak kalo nenek bilang gak kesepian. Karna sekuat apapun kita, tetaplah membutuhkan seseorang disamping kita" Jawabnya dengan sedikit senyum yang tak dapat diartikan mengembang di wajah nya.

Mungkin bisa disebut senyum menutupi luka seperti apa yang anak anak jaman sekarang sering sebutkan

"Iya sih nek, apa yang nenek ucapkan itu bener, sendiri itu sepi nek"

"Iya nak, terlebih sepeninggal kakek. Nenek merasa sebagian dunia itu runtuh dengan begitu saja"

" Yang membuat nenek lebih sakit, tidak ada nya itikad baik dari si penabrak kakek untuk bertanggung jawab atau sekedar meminta maaf karna telah membuat satu satunya orang yang nenek punya di dunia ini pergi jauh meninggalkan nenek"

Terlihat jelas kesedihan di wajahnya saat mengucapkan kata-kata itu.

Tanpa ada yang tau, kata-kata itu berhasil membuat seseorang mematung ditempatnya. Mengepalkan tangannya kuat-kuat. Hatinya mencelos, sakit saat mendengar nenek mengucapkan kalimat itu.

Rasa bersalah nya kembali menyeruak menghantam dirinya. Pengecut. Katakanlah abi seorang pengecut. Ia tidak cukup nyali untuk mengatakan yang sebenarnya kepada nenek itu.

Ia terlalu takut, takut akan semua kemungkinan buruk yang akan menimpa dirinya kalau ia mengatakan semuanya.

Abi menguatkan rahangnya, kembali menguatkan kepalan tangan nya dan berjanji kepada dirinya sendiri untuk menemukan dan membalas orang itu, orang yang telah menyebabkan diri nya harus berada di situasi ini

"Tapi nenek sangat bersyukur karna, tuhan telah mendatangkan anak baik ini kepada nenek sebagai penggantinya kakek" lanjutnya dengan senyuman hangat nya seraya mengusap puncak kepala Abi dengan tulus

Dengan rasa bersalah Abi, menampilkan sedikit senyum hangat nya kepada sang nenek

"Nenek hebat, aku mau jadi wanita tangguh seperti nenek" Ucap Daniar dengan senyum yang mengembang hangat

Setelah selesai makan dan membantu nek Minah membereskan bekas makan nya, Daniar pun pamit kepada nenek untuk segera pulang karena dirasa telah terlalu lama ia disini dan sekarang sudah kemaleman.

Begitu pula dengan Abi yang sama-sama pamit hendak pulang karna ia sudah dapat memastikan bahwa nek Minah baik-baik saja, maka waktunya ia pulang. Karena tujuan nya ya memang untuk memastikan bahwa nenek ini baik-baik saja.

"Ya sudah kalau begitu kalian pulang nya barengan aja ya, nak Abi kamu tolong antarkan Daniar pulang ya sekalian" pinta nek Minah kepada Abi

"Eh enggak nek, gausah. Aku bisa pulang sendiri kok"

"Gak baik nak, ini udah malem. Gak baik anak perempuan pulang sendirian malem malem gini bahaya"

"Nak Abi gak keberatan kan?" Memalingkan pandangannya ke arah abi, memastikan anak itu mau atau tidak

"Enggak kok nek, yang nenek bilang itu bener tuh. Cewek jelek gak boleh pulang sendirian bahaya, nanti di cegat om om lagi"

Sedikit mendelik ke arah Daniar, Abi dengan sangat terpaksa meng iya kan ucapan nenek untuk menjaga perasaan nya. Walaupun ia sebenarnya sangat malas mengantarkan cewek gila ini pulang tapi karna nenek yang meminta, ia tidak bisa menolaknya.

"Siapa yang Lo bilang jelek? Gue? Cantik gini Lo bilang jelek? Dasar buta!" Perkataan Abi yang sangat ngasal itu membuat emosi nya naik, yakaalii body Ariel Tatum gini dibilang jelek

"Eh sudah jangan bertengkar lagi, kalian ini. Nanti keburu makin malem ini" nek Minah kembali melerai mereka agar perdebatan panjang tidak terjadi

Gak terbayang kalo gak ada nek Minah, pasti mereka bakalan terus adu mulut sampe subuh tanpa ada yang mau kalah

"Ayo nenek antar kalian ke depan"

Dengan sangat terpaksa Daniar menurut untuk pulang dengan cowok menyebalkan ini. Begitupun dengan Abi, dengan sangat terpaksa pula ia harus membuang-buang waktu untuk mengantarkan cewek gila ini pulang

Ketika berjalan keluar Abi teringat akan sesuatu.

"Eh nek bentar dulu, Abi lupa tadi Abi ngedobrak pintu nya supaya bisa masuk rumah nenek. Biar Abi benerin dulu ya nek bentar"

Iya saking paniknya Abi memanggil manggil nenek tapi tidak mendapatkan jawaban. Abi mendobrak pintu itu, takut akan terjadi sesuatu. Namun nihil Abi tidak menemukan nek Minah di dalamnya.

"Gapapa besok-besok lagi aja nak nanti keburu malam"

"Gapapa nek bentar kok ini, takut nanti ada maling masuk sini gimana coba?"

"Gak bakal ada maling, lagian mau maling apa coba di rumah butut kayak gini gaada apa apanya"

"Nyawa nenek berharga. Bentar yah nek Abi benerin dulu"

Terlihat Abi berlalu ke dapur hendak mencari sesuatu, sampai kembali dengan membawa obeng, baut mur, dan lainnya

Beberapa menit berlalu semenjak Abi mulai fokus dengan pekerjaan nya, akhirnya apa yang ia lakukan selesai juga.

"Beres" Ucapnya seraya ala ala menyeka keringat yang ada di dahi nya yang padahal tidak ada Sama sekali.

"Yasudah kalian cepat pulang ya, nanti keburu makin malem"

"Iya nek" jawab mereka kompak lalu berjalan keluar rumah yang diikuti oleh nek Minah

Setelah keduanya menyalimi nek Minah, Abi langsung menaiki motor sport nya lalu mengenakan helm full face nya, kemudian melanjutkan aktivitas nya menyalakan mesin motor itu.

Abi memberi isyarat kepada Daniar dengan memalingkan pandangannya yang terhalang helm full face itu ke belakang "ayok"

Daniar yang seolah mengerti isyarat dari Abi, tanpa berlama-lama ia langsung saja naik ke atas motor cowok itu setelah pamit kepada nek Minah.

Abi menjalankan motornya secara tiba-tiba yang berhasil membuat Daniar kaget karna akan terjatuh kalau saja ia tidak reflek memeluk tubuh Abi.

"Eh pelan pelan bego! Maen jalan aja kaga ngasih aba aba! kalo gue jatoh gimana hah? Mau tanggung jawab Lo?" Daniar mengoceh kesal karna Abi hampir saja membuatnya terjatuh dari motor itu, tanpa sadar ia terus memeluk pinggang pria itu

"Dasar modus" Ucap Abi dengan santai

Daniar yang sadar akan sesuatu, langsung melepaskan pelukan nya pada pria itu dan sedikit menjauhkan tubuhnya

"Lo yang modus bego!" Sarkas nya seraya menggeplak kepala laki-laki itu yang terhalang oleh helm fullface nya.

"Dih Lo yang meluk meluk gue"

"Ya gue enggak sengaja meluk Lo karna gue hampir jatoh! Salah Lo juga!"

"Dasar Petasan"

"Siapa yang Lo bilang petasan?"

"Ya Lo lah bego siapa lagi? Gue kan lagi ngomong sama Lo!"

"Ish" Daniar pasrah dan memilih untuk tidak memperpanjang perdebatan nya itu, tidak ada guna nya berdebat dengan pria ini. Pria yang gak pernah mau kalah sekalipun sama cewek

Nek Minah memperhatikan mereka sampai benar-benar menjauh dari pandangannya. Tanpa ia sadari senyum simpul terbit di wajahnya.


Note : Mohon Krisar nya🙏
Follow Instagram : @lgrwty_

Rabu, 21 September 2022

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DnATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang