chapter 4 : Aris Mahendra

17 6 0
                                    

Halo Bestie,

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN INI YA, KARENA KAU BAKAL UP TIAP HARI HEHE, TETAP SUPPORT YA BESTIE<3

***

Arden sudah selesai dengan latihan basketnya. Ia pun berniat untuk kembali ke kelas untuk mengambil baju seragamnya yang ia tinggalkan bersama Nabila di kelas. Arden yakin, Nabila pasti tetap berada di kelas selama jam istirahat.

Namun sial di tengah perjalannya menuju ke kelas, tiba-tiba langkah Arden terhenti karena banyak para gadis mengerumuninya.

"Hai Arden, gue bisa minta foto, gak?"

"Arden, lo pasti capek banget, 'kan? Nih gue bawain lo minum."

"Sumpah lo keren banget kalo pakai baju basket gini, Den."

Arden menghela nafasnya pelan. Sungguh ia sangat lelah, tidak bisakah para gadis ini sehari saja tidak terjebak oleh pesonanya?

"Sorry, ya. Gue lagi ada urusan, mungkin lain kali, oke?" Arden tersenyum kecil lalu hendak melangkah maju.

"Eh, eh. Tunggu dulu!" teriak para gadis-gadis itu.

Setelah beberapa menit beradu argumen dan mengambil beberapa foto bersama, akhirnya para gadis-gadis itu pun mau melepaskan Arden yang sudah tidak sanggup lagi berdiri di tengah koridor kelas yang ia lewati tadi.

"Hm, gini amat sih jadi cakep," ucap Arden sambil membuka pintu kelas.

Mata Arden membelalak lebar, ia begitu terkejut melihat beberapa perempuan tampak sedang kerepotan membantu salah seorang teman mereka untuk mengeringkan baju temen mereka yang basah. Pandangan Arden ke penjuru kelas, tetapi ia tidak menemukan sesosok Nabila di dalam kelas itu.

"Hai, Arden!" sapa salah satu dari gadis-gadis itu.

Arden tersenyum kecil, "Halo, Yona."

Si gadis merasa salah tingkah begitu ia mendengar namanya disebut oleh Arden.

"Dia kenapa?" tanya Arden dengan lembut.

Arden memang selalu seperti ini, lembut dan tampak peduli kepada sesama hingga mampu membuat orang tersebut salah sangka bahwa Arden menyukainya.

"Ini, Den. Dia basah, tadi jatuh terus nabrak ember bekas air pel itu," jawab Riya memotong ucapan Yona yang tadinya ingin menjawab.

Arden mengangguk-anggukkan kepalanya, "Harusnya lo hati-hati, Wit."

"Iya, Arden. Makasih ya karena lo udah perhatian sama gue. Tapi gue enggak jatuh, tadi tuh-EMMPH!"

"Lo enggak usah banyak bacot deh, meding lo keringin dulu tuh baju lo. Daleman lo kemana-mana tuh," potong Sari sambil membekap mulut Wiwit yang memang tidak bisa menyimpan rahasia apapun.

Arden tampak kebingungan, namun ia tidak mau bertanya lebih lanjut, lalu ia pun tersenyum canggung lalu bertanya lagi, "Eh, kalian ada lihat Nabila, gak?"

"Enggak nih, enggak lihat. Dia gak ada di sini, ga tau tuh dia kemana," balas Yona dengan malas.

"Hm, ya udah. Gue pergi dulu, semoga bajunya cepat kering ya, Wit." Arden pun berbalik lalu keluar dari ruang kelas itu.

"Omaigat! Arden perhatian banget sih sama gue!" sorak Wiwit dengan senang.

"Enggak usah besar kepala dulu, lo. Dia kayak gitu palingan cuma basa basi doang," cecar Sari.

STRENGE OUDERS! ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang