chapter 6 : een lange nacht

13 4 21
                                    

Halo Bestie,

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN INI YA, SUPAYA KALIAN TIDAK KETINGGALAN INFO KALAU AKU UP, TETEAP SUPPORT YA BESTIE<3

***

"PAPA! JANGAN!" teriak Nabila begitu melihat papanya datang ke arah nya dengan membawa sebuah ikat pinggang yang diambil oleh Mamanya.

"Kamu itu harus diberi pelajaran! Sudah berani kamu keluyuran malam-malam ya!"

Emosi Bima.

Tar....Tar...Tar...! Suara cambukan ikat pinggang itu sebanyak tiga kali mengenai tubuh mulus Nabila. Tubuh Nabila gemetar karena kesakitan yang ia terima.

"A-ampun, Pa." mohon Nabila.

Sementara Bima yang mendengar ampun dari anak perempuannya itu, dia langsung terdiam, lalu dengan begitu saja dia meninggalkan Nabila sendirian yang sudah meringis kesakitan di lantai.

Dengan langkah yang gemetar Nabila berjalan menuju kamarnya. Dia langsung menangis tersedu-sedu ketika sudah sampai dikamarnya tak lupa juga ia mengunci pintu kamarnya.

Sakit sekali.

Gadis itu merasakan nyeri yang teramat di punggungnya yang tak tertahankan, hantaman demi hantaman dari tali pinggang Papanya terasa begitu perih di sekujur tubuhnya.

Kenapa semua ini harus terjadi pada Nabila? Kenapa orang lain bisa bebas pergi kemana saja yang mereka suka sedangkan tidak dengan dirinya? Kenapa ia harus menerima luka separah ini hanya karena ia ingin menikmati sedikit kebahagiaan di masa mudanya?

Kenapa orang tua Nabila tidak sama dengan orang tua lain?

Lagi-lagi Nabila hanya mampu menangis, ia ingin meraung-raung tapi hal itu tidak mungkin ia lakukan karena hanya akan membuat kedua orang tuanya murka kembali.

Dengan mata sembabnya ia bangkit dari duduknya, lalu berdiri membelakangi cermin besar yang ada di sisi dinding kamarnya. Ia lantas melepaskan kaos hitam yang ia kenakan lalu menoleh ke arah cermin untuk melihat luka yang tercetak mengenaskan di hampir seluruh punggungnya.

"Lumayan juga," gumam Nabila pelan.

Tak ada hal lain yang bisa Nabila lakukan selain merebahkan tubuh sakitnya ke atas kasur, ia sama sekali tidak ada niat untuk mengobati lukanya.

Nabila hanya ingin tidur sekarang juga agar rasa sakit yang ia rasakan bisa lenyap malam ini dan kembali di pagi hari. Rasanya sakit sekali, terlalu menyakitkan.

Di malam Nabila mendapatkan nilai tidak sempurna, ia tidak bertemu dengan Bima karena pria itu tidak pulang kerumah. Baru malam inilah ia akhirnya bisa bertemu dengan sang ayah dan harus langsung mendapatkan pukulan tanpa sedikit pun sapaan hangat.

Bima mungkin memberikan pukulan untuk dua masalah yang sudah Nabila lakukan sekaligus. Entahlah, ia hanya mampu pasrah.

Malam yang menyakitkan pun berlalu dengan lambat. Nabila beberapa kali terbangun karena rasa sakit di punggungnya yang terasa semakin sakit, ia hanya mampu meringis tanpa bisa melakukan apa-apa selain tidur tengkurap di atas kasur.

Ini bukanlah pertama kalinya untuk Nabila. Namun, setiap luka yang ia dapatkan tetap saja sakitnya terasa sama, ia tidak pernah terbiasa dengan rasa sakit seperti ini. Tidak akan pernah.

Rasa sakit dan luka adalah hal yang menyakitkan, tidak ada manusia yang terbiasa dengan rasa sakit walaupun meraka sudah sering merasakannya, yang ada hanyalah manusia yang sudah tak memperdulikan rasa sakit itu karena luka yang mereka rasakan terlalu mustahil untuk sembuh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STRENGE OUDERS! ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang