32.I'm sorry, let's talk with me

1.2K 160 9
                                    


TAEHYUNG POV



Jika diingat lagi,kebersamaanku dan Jennie 6 tahun silam dan hanya beberapa bulan selama aku menjalani konseling pribadi dengannya memang bukan waktu yang lama.

Ada banyak hal yang ternyata belum banyak aku ketahui dari dirinya begitupun aku yakin sebaliknya.Cara berfikir Jennie tentu singkron dengan kepribadianya sebagai wanita idependen yang kebanyakan mandiri dan memiliki prinsip hidup yang kuat.

Wanita sepertinya bukan wanita yang bisa didikte untuk mengikuti semua keinginanku.Aku harus belajar banyak cara untuk berkomunikasi dengan lebih baik denganya.Fakta bahwa aku juga belum sepenuhnya pulih dari trauma psikisku membuat terkadang aku kesulitan mengendalikan emosiku sendiri.

Aku memutuskan kembali sejenak ke apartementku,mengambil sejengkah jarak dan waktu sendiri untuk bisa berfikir lebih tenang.

Hanya sekaleng beer dingin yang baru saja aku keluarkan dari lemari pendingin menemani sebantang rokok yang tersemat diantara jari tengah dan telunjukku.

"Kamu dirumah rupanya?Aku hampir saja ke apartemen Jennie karena kamu mengabaikan 10 panggilan terakhirku."Cerocos Jimin begitu masuk kedalam apartemen.

Dia mengambil tempat duduk disofa,tepat didepanku.

"Perusahaan ingin kamu mempertimbangkan kembali keputusanmu.Mereka bersedia membantumu menyelesaikan skandal ini."Jelas Jimin.Dia lantas berdiri lagi berjalan menuju dapur dan mengambil beer yang sama dari lemari pendingin kemudian kembali lagi duduk didepanku.

"Lupakan saja,aku tidak tertarik.Aku sudah memutuskan akan tinggal di luar Korea dengan atau tanpa Jennie."

"Apa aku tidak salah dengar?Tanpa Jennie?"

Aku membuang nafasku kasar,menenggak habis beer dalam kaleng.

"Apa kalian bertengkar?"

"Entalahlah.Pada dasarnya dia menolak ajakanku untuk tinggal bersama diluar Korea."

"Benarkah?Bagaimana dia menolakmu"

"Sepertinya dia meragukan kestabilitasanku jika hidup diluar negeri.Dia berkata akan mudah memulai lagi karirnya diluar sementara tidak dengan karirku.Sial,dia bahkan tidak tahu berapa aset yang kumiliki sekarang!Kenapa bahkan dia merendahkanku?!".

Jimin mencoba mencerna perkataanku.Untuk hal seperti ini biasanya Jimin selalu bisa aku andalkan.Cara berfikirnya yang lebih dewasa membuatnya terkadang seperti seorang Kaka untukku.

"Aku rasa kamu hanya salah mengartikan kata-katanya.Cobalah tenang dan tanggapi setiap perkataanya dengan lebih dewasa.Jennie bukan wanita yang hanya menginginkan uangmu,dia mandiri dan cerdas."

Jimin menyalakan satu batang rokoknya sebelum melanjutkan berbicara.

"Dia hanya mencoba berfikir logis Taehyung.Aku tahu yang ada difikiranmu saat ini yang terperting kalian hidup bersama.Tapi kalian tidak hanya akan hidup satu atau dua tahun bersama melainkan untuk selamanya bukan?Jika Jennie kelak sudah mulai sibuk dengan karirnya,apa kamu hanya akan diam dirumah?Dia hanya ingin kamu merencanakan segalanya dengan matang,tanpa tergesa-gesa."

Tetap saja rasanya sangat melukai harga diriku ketika kata-kata itu Jennie yang mengatakanya.

"Belum terlambat untuk memikirkanya lagi.Perusahaan belum melakukan apapun pada kontrak kita."Jimin masih berusaha membujukku.

"Tidak ada yang berubah.Lakukan sesuai renacana awal."

"Apa kamu tidur dirumah?".Tanya Jimin  ketika aku bangkit dari duduk dan beranjak masuk ke kamarku.

My youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang