1.Vania.

16 3 0
                                    

Rodja, 1545

Rodja, merupakan hutan yang tidak pernah dijelajahi oleh siapapun termasuk para kerajaan sekalipun. Mereka membiarkan hutan itu begitu saja hingga menjadi para habitat para flora dan fauna disana.

Hanya sedikit orang yang pernah melewati hutan itu namun tidak dengan memasukinya, hanya Ratu dan Ari yang mengetahui apa yg ada di dalam hutan itu.

Hutan itu dipenuhi dengan dedaunan yang lebat dan pohon-pohon yang sangat besar tak terawat namun sejuk dipandang. Angin-angin bertiup gembira menyapanya.

Selain dari indah, hutan itu juga memiliki keunikan lain. Para flora yang tumbuh disana sangat besar berkat resapan yang masih alami nan besar, begitu juga dengan serangga maupun hewan berkeliaran disana.

Selama satu tahun lamanya Ari membuat sebuah tempat tinggal yang tidak begitu kecil dan tidak begitu bagus namun begitu nyaman jika ditempati. Ari memiliki kemampuan untuk bisa membuat apapun dengan cara pikirnya yang luas berkat hasil alami dari hutan itu.

Selama 12 tahun mereka tinggal disana, Vania tumbuh menjadi seorang gadis cantik jelita dengan paras anggunnya mengalir di tubuhnya dengan memakai gaun putih panjang dengan lapis kasar berwarna coklat dan memakai kerudung putih tak luput dari senyumannya yang terang bagai rembulan.

Ia selalu serius dan tidak begitu suka bercanda akan hal-hal jengkel, ia lebih suka menyendiri dan membaca buku koleksi yang ia miliki dari sang "ibu" nya.

35 menit sebelum kejadian besar menimpa Alestia, Vania sedang membawa kayu bakar yang diperintahkan oleh Ari. Ia membawa kayu berat itu kerumah dan memberikannya kepada Ari yang sedang mempersiapkan makanan untuk dinikmati bersama.

"Ibu, aku pulang!!" Girangnya melihat Ari berada di rumah.

"Eh Ari! Banyak banget kayu nya nak, ibu cuma bilang kalau ibu membutuhkan nya-"

"Dah dah shut shut, tidak apa-apa lagi pula jika habis masih bisa dipakai lagi kan? Ibu juga lagi yang akan mengambil kayu-kayu itu, berat tau nanti kalau ibu jatuh sakit kembali gimana? Nia ga mau Bu!" Protesnya melewati Ari yang cemas dan menyusun kayu-kayu itu di dapur dan menyimpan sebagian di tempat penyimpanan.

Ari tertawa dengan tingkahnya namun disisi lain ia juga cemas "tapi nak, ibu juga tidak ingin kamu bekerja keras seperti ini, ibu takut kamu malah kenapa-kenapa."

"Lah? Ibu lucu yaa, Nia kan kuat! Nia bakal melindungi ibu dengan segenap kekuatan yang Nia miliki! Kita akan selalu bersama, Nia ga akan mati sebelum Nia menjadi orang penting di kerajaan!" Nia bersemangat dengan ukiran senyum tulus di wajahnya.

Ari tertawa melihat gadis kecilnya, "nak, kamu tau? Di luar sana banyak sekali manusia-manusia yang mempunyai kelebihan dalam suatu hal, dimulai dari manusia yang bisa membaca arti dalam sebuah kehidupan hingga manusia yang bisa merubah suatu hal yang akan menjadi miliknya sendiri, mistik dan alam lain.". Seketika Vania terdiam, mulutnya terkunci tak bisa berbicara sepatah katapun lalu iya tersenyum menoleh kepada sang ibunda "Tidak."

"Aku tidak akan percaya jika aku tidak melihat yang sebenarnya, aku percaya semua manusia pasti memiliki kelebihannya masing-masing. Namun, mistik bahkan dunia lain? Itu diluar nalar bukan Bu?" Yakin Vania.

"Cerdas, itulah kelebihanmu, jadikanlah pemikiranmu sebagai senjatamu, kelak kamu akan menguasai seluruh kemampuan yang ada di negeri ini. Ibu yakin kamu bisa merebut singgasana besar itu dengan sambutan kehormatan yang begitu dahsyatnya, ibarat peringkat, semakin tinggi peringkatmu maka semakin banyak yang mengikutimu dengan hormat."

"Ha?"

"Bukan apa-apa, ibu bodoh dalam kata² ibarat." Ari tertawa dan pergi dari dapur menuju ke kamarnya meninggalkan Vania bingung karena ucapannya sendiri.

EVE : ALESTIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang