Ada yang percaya takdir? mungkin sekarang Nunew adalah salah satu yang mempercayainya. Dua minggu dari sekarang akan diadakan festival di kampusnya. Fakultas seni sibuk mencari kandidat untuk ikut acara mini konser yang akan memeriahkan festival dan kandidat yang paling memungkinkan tentu saja Zee. Siapa yang tidak kenal dengan kemampuan bernyanyi Zee?
Jawabannya tidak ada.
"Sudah dengar soal festival? Katanya phi Zee akan tampil. Tapi mereka belum dapat pasangan duetnya."
"Yang benar Nat? Apa aku harus ikut mencalonkan diri? Ini kesempatan bagus." Nunew percaya diri jika berbicara soal kemampuan bernyanyinya, tapi tidak yakin akan terpilih karena pasti banyak yang mencalonkan diri secara sukarela. Zee adalah idola kampus sangat mustahil ada yang melewatkan kesempatan emas ini, begitupun Nunew tidak akan melewatkanya.
Ponsel Nunew tiba-tiba berdering, telpon masuk dari phi aof.
"Iya phi? Nunew si manis disini..."
"Jadi si manis ini, bisa tidak membantu phi?"
"Ada apa phi? Phi ada masalah? Apa yang bisa NU bantu?" Phi aof jarang meminta bantuannya, tidak heran jika Nunew bereaksi berlebihan.
"Tenanglah nong... Phi pernah mendengar Nunew bernyanyi dan itu sangat bagus. Jadi, Phi pikir Nunew bisa menjadi teman duet Zee. bisakan nong membantu phi?"
Brak! Suara meja yang dipukul menangkap perhatian semua orang. Nunew buru-buru memperbaiki posisi duduknya dan mengabaikan tatapan ingin tahu teman-temannya. Apa yang Ia dengar dari phi Aof benar-benar membuat jantungnya berdegup kencang. Sebagaimana pepatah mengatakan "pucuk dicinta ulampun tiba" Kali ini, Nunew benar-benar mendapatkan sesuatu yang lebih dari apa yang ia inginkan.
kesempatan mendekati sang pujaan hati!
"Nunew? Kenapa diam, apa permintaan phi terlalu berlibihan? Tidak masalah jika Nunew menolak, phi akan..."
"AKU BISA PHI." Nunew buru-buru memotong ucapan phi Aof. Bagaimana bisa Nunew menolak kesempatan?
"Okay, nanti sore temui phi diruang musik. Phi akan mengenalkan mu pada Zee. Phi tutup na."
"Baik phi."
"Apa yang kalian bicarakan? Kau membuat ku merinding dengan ekspresi wajahmu" jujur saja Nat dan Yim sedari tadi penasaran melihat tingkah Nunew yang kelewatan senang.
"Kalian tidak akan percaya ini, Phi Aof bilang Nunew menjadi teman duet phi Zee." Kata Nunew dengan wajah berseri-seri. Persis seperti habis Memenangkan lotre.
Nat dan Yim yang mendengarnya total kaget, masih tidak percaya semuda itu menjadi partner duet phi Zee. Rasa-rasanya ada sesuatu yang ganjal, entah apa itu. Bukannya meremehkan Nunew, kemampuan bernyanyinya boleh dibilang sangat bagus. Hanya saja ini sedikit mengganjal.
Nunew berjalan menuju ruang musik, seperti yang dijanjikan phi Aof Ia akan berkenalan dengan phi Zee. Walau sebenarnya Nunew tidak perlu sesi berkenalan, karena boleh dibilang Nunew orang yang paling mengenal phi Zee. Nunew itu semacam stalker?.
Dengan perlahan Nunew mengulurkan tangannya membuka pintu, mengedarkan pandangannya kesegala sudut ruangan. Kosong, hanya dirinya sendiri.
"Apa aku terlalu cepat?" Gumangnya pada diri sendiri sembari mengecek jam dan membuka ponsel, berusaha menghubungi phi Aof. Namun sayang panggilannya tidak direspon.
"Siapa?"
Nunew buru-buru berbalik dan tampa sadar karena terlalu terburu-buru hampir menindih orang yang pas berdiri didepannya. Warna merah muda dengan malu-malunya mewarnai pipi Nunew. Bagaimana tidak orang yang berada didepannya sekarang adalah sang pujaan hati.
Ternyata Zee juga datang lebih cepat.
"Ah itu..." Jangan tanya bagaimana gugupnya Nunew sekarang
"Itu apa?" Tanya Zee lagi, menatap tepat pada manik hitam didepannya sembari mengangkat satu alisnya, menunggu jawaban.
"Ah maaf phi, kenal aku Nunew. phi Aof menyuruh ku kesini." Balas Nunew, setelah beberapa saat berusaha menetralkan detak jantunnya dan sedikit menjauh beberapa langka. Bisa gawat jika terlalu dekat, takut jantungnya pindah posisi.
"Ah, jadi kamu yang namanya Nunew? Kenalin aku Zee, panggil Hia saja. Duduklah mungkin phi Aof sebentar lagi datang."
"Baik phi... Eh maksudnya Nu, Hiaa"
Apa ini, kenapa phi Zee bersikap sangat ramah? Dan nama panggilan itu, tidak ada yang pernah memanggilnya seperti itu. Kenapa? Nunew total dibuat terheran-heran dengan sikap Zee sekarang, dan tampa sadar memandang Zee dengan mata besarnya.
"Kenapa menatapku seperti itu? Duduklah."
"Umm," hanya kata itu yang bisa Nunew keluarkan sekarang, kemudian berjalan ketempat duduk yang ada di sudut ruangan. Menunggu phi Aof yang dari tadi belum terlihat. Pandangannya fokus ke ponsel, bulak-balik menggeser menu di layar ponselnya. Tidak tahukah phi Aof bagaimana gugupnya Nunew sekarang? Ditambah sikap Hianya (cie udah ganti jadi Hia🤭) diluar dari dugaannya.
Tampa ia sadari, sedari tadi Zee menatap Nunew tampa berkedip. Seolah-olah sedang memberi penilaian dan jangan lupa dengan bibirnya yang
sedikit terangkat, tersenyum tipis, lebih tepatnya menyeringai kearah sang adik tingkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Sedingin ES
RomanceNunew mahasiswa semester satu yang diam-diam naksir senior sejurusannya, berawal dari kegiatan festival yang di adakan kampusnya mengharuskan semua mahasiswa berprestasi dan mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan. Nunew si polos dipasangka...