~Aku seorang pecundang, maafkan aku yang tidak punya keberanian. Akan tetapi didunia ini aku hanya membutuhkanmu. Aku mendapatkan kekuatan hanya saat melihatmu.~
Orang-orang mengatakan aku pribadi yang dingin dan sangat irit dalam berbicara, lebih tepatnya aku tidak ingin membuang-buang waktuku hanya untuk berpendapat panjang lebar tapi hanya berputar-putar pada satu titik. Katakan saja sejujurnya jangan berputar-putar.
Bukannya membanggakan diri, tapi ini fakta. Aku memiliki cukup banyak teman dan juga fans? Banyak yang mendekatiku bahkan berkali-kali menerima pernyataan cinta. Sekali lagi aku adalah Zee pruk, manusia yang sangat sulit mempercayai orang lain, apalagi membangun sebuah hubungan.
Namun entah sejak kapan pikiranku mulai berubah. Aku yang dulunya jarang tersenyum, menjadi lebih banyak tersenyum hanya karena satu alasan. Semua karena seseorang yang entah sejak kapan selalu memandangiku, mengikuti kemanapun aku pergi seperti seorang stalker. Tapi hanya sebatas itu, orang itu bahkan tidak pernah berusaha mendekatiku. Awalnya aku merasa risih, karena kupikir ia berniat jahat atau terobsesi padaku.
Hingga suatu hari, aku yang sangat kesal akan tingkahnya. Memutuskan mencari tahu siapa anak itu. Wajahnya tidak begitu jelas dikarenakan jarak Kami yang sangat jauh. Rupanya keputusanku salah, nyatanya aku yang sekarang terjebak. Alasan aku selalu menolak semua pernyataan cinta gadis-gadis seksi itu adalah karena aku tidak menyukai gadis. Mungkin semuanya telah terjawab.
Anak itu begitu manis, dua tingkat dibawahku. Sangat polos, pemalu, dan agak sedikit nakal. Entah siapa sebenarnya yang menjadi stalker diantara kami. Aku membiarkannya mengikutiku sepanjang waktu, berusaha tidak meliriknya. Agar percaya, dirinya tidak ketahuan olehku. Nyatanya aku menjadi sangat peka akan kehadirannya.
Benar-benar seperti pecundang. Di lihat dari manapun aku yang seharusnya mendekatinya lebih dulu, mengajaknya berkenalan atau lebih dari sekedar berkenalan. Kenyataannya aku bahkan tidak mampu melakukan salah satunya. Karena itu semua, aku membuat kesepakatan dengan phi Aof, aku akan setuju ikut meramaikan festival kampus dengan syarat anak itu yang menjadi partner duetku. Awalnya aku merasa permintaan ini sedikit memberatkan phi Aof. Tapi lagi-lagi logikaku mengalahkan hatiku, aku benar-benar ingin menjadikan anak itu sebagai partner duetku. Tidak ingin yang lain!
~~~
"Phi aku akan setuju jika yang menjadi partnerku adalah Nunew, adik tingkatku."
Tidak ada jawaban.
"Jika bukan dia, silahkan cari yang lain saja phi." Kata Zee lagi seraya berbalik berniat meninggalkan phi Aof.
"Baiklah, phi rasa itu bukan permintaan yang sulit. Sore nanti silahkan datang keruang musik, aku akan mengenalkan kalian. Sekalian kita mulai latihannya, ingat kamu tidak bisa membatalkannya seperti tahun lalu. Aku sudah mengikuti kemauanmu."
Mendengar balasan Phi Aof yang cukup panjang itu, membuat salah satu alis Zee terangkat. Total heran, kenapa Phi Aof secepat itu mengambil keputusan?
"Ahahah jangan menatapku seperti itu. Pilihanmu tidak salah dan tentu saja sangat mudah membujuk Nunew. Suaranya bagus, cocok denganmu."
~~~
Tampa sadar lagi-lagi aku tersenyum hanya karena mengingat kesepakatan yang kubuat dengan phi Aof demi mendekati Nunew. Kali ini benar-benar tidak ingin menjadi pecundang. Siapa yang sangka ternyata Nunew bisa bernyanyi? Memiliki suara yang bagus? Satu fakta lagi yang aku dapatkan. Mungkin masih banyak kejutan-kejutan lainnya.
Sisa satu belokan lagi Zee akan tiba diruang musik, sesuai instruksi dari Phi Aof. Namun, Zee sengaja datang lebih awal (mau modus berduaan ya?). Tangan kekarnya perlahan menggenggam ganggang pintu dan sedikit menurunkannya. Hal yang tertangkap penglihatannya adalah bahu seseorang yang akhir-akhir ini membuatnya banyak berubah tampa ia sadari.
Dengan langka pasti Zee berjalan mendekat. Hingga tepat berada satu langka didepat Nunew yang berdiri membelakanginya. Jarak yang sangat dekat, tapi tidak membuat anak itu sadar akan keberadananya.
"Siapa?" Sekarang rasanya ingin mengutuk diriku sendiri, bayangkan hanya kata 'siapa' dari sekian banyaknya kata yang bisa aku ucapkan.
Sepertinya karena mendengar ucapanku, Nunew buru-buru berbalik dan tampa sadar karena terlalu terburu-buru hampir menindihku. Aku bahkan melihat dengan jelas Warna merah muda dengan malu-malunya mewarnai pipi Nunew. Nunew pasti sangat terkejut karena jarak kami yang sangat dekat.
"Ah itu..."
"Itu apa?" Tanyaku lagi, sambil terus memperhatikannya, benar-benar manis. Siapa yang bisa menolaknya? Yang jelas itu bukan aku.
"Ah maaf phi, kenal aku Nunew. phi Aof menyuruh ku kesini." Suaranya sedikit bergetar.
"Ah, jadi kamu yang namanya Nunew? Kenalin aku Zee, panggil Hia saja. Duduklah mungkin phi Aof sebentar lagi datang."
"Baik phi... Eh maksudnya Nu, Hiaa"
Nunew terlihat sangat kikuk namu terlihat imut. aku sengaja menyuruhnya memanggilku Hia. Nunew satu-satunya yang aku izinkan menggunakan panggilan itu. (Hia memiliki makna yang sama dengan phi, hanya saja panggilan ini digunakan orang Thailand yang memiliki keturunan china) Tidak kusangka rasanya semenyenangkan ini, mendengar langsung darinya.
"Kenapa menatapku seperti itu? Duduklah." Karena terus-terusan menatapku aku menyuruhnya duduk. Takut jika Nunew berlama-lama didekatku, membuatku melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Semacam melakukan tindakan bodoh dengan memeluknya atau lebih parah menciumnya.
"Umm,"
Aku menatap Nunew tampa berkedip, memperhatikannya berjalan menuju salah satu sudut yang ada diruang ini. Tampa sadar bibirku sedikit terangkat, tersenyum tipis, lebih tepatnya seperti menyeringai kearah Nunew. Si manis yang tidak sadar telah menjadi incaran senior yang kata kebanyakan orang bersifat dingin.
"Sedikit lagi statusmu akan berubah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Sedingin ES
Lãng mạnNunew mahasiswa semester satu yang diam-diam naksir senior sejurusannya, berawal dari kegiatan festival yang di adakan kampusnya mengharuskan semua mahasiswa berprestasi dan mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan. Nunew si polos dipasangka...