above the clouds

218 43 6
                                    

~Hari-hari yang dihabiskan menunggumu, malam-malam yang dihabiskan untuk memikirkanmu, semuanya dipenuhi dengan perasaan senang yang luar biasa~

Berada diruang yang sama dan hanya berdua. Apa lagi yang lebih baik dari ini? Rasanya ingin tetap seperti ini tapi juga ingin cepat-cepat berlalu. Sungguh melelahkan menenangkan detak jantungku, aku sedang tidak mencuri atau menyelinap ketempat seseorang tapi kenapa rasanya sangat mendebarkan? Seperti tertangkap melakukan suatu hal yang tidak pantas.

30 menit berlalupun phi Aof sama sekali belum terlihat.

"Huff... Aku datang terlalu cepat atau phi Aof melupakan janjinya?" Mataku terus mencuri-curi pandang pada Hia. Salahkan ketampanan Hia yang sangat sulit dilewatkan. Hia hanya duduk dan fokus pada ponselnya, namun anehnya aku merasa Hia sedang menatapku.

Suara pintu yang terbuka membuat atensi kedua insan dalam ruangan itu mengalihkan atensinya kesumber suara. Terlihat beberapa orang yang memasukin ruangan dan  yang masuk terakhir adalah phi Aof, oknum yang sedari tadi ditunggu.

"Apa kalian sudah lama menunggu?" Phi Aof melontarkan pertanyaan dan dijawab dengan anggukan.

"Apa perlu aku mengenalkan kalian? Atau kalian sudah saling kenal." Phi Aof menatap bergantian Zee dan Nunew yang berdiri pada sudut yang berbeda padahal berada dalam satu ruangan.

"Kami sudah berkenalan, jadi apa bisa kita mulai sekarang phi?"

"Oke baiklah,"

Kurang lebih satu jam dihabiskan untuk membahas konsep dan memilih lagu yang akan dibawakan Zee dan Nunew. Setelah membahas semuanya, phi Aof berniat mengajak Nunew pulang bersama. Karena Nunew adalah yang paling muda, phi Aof merasa bertanggung jawab atas yang lebih muda. Tapi Zee lebih dulu menyampaikan niatnya untuk mengantar Nunew pulang, dengan alasan mereka harus membangun kemistri.

Mendengar Zee akan mengantarnya membuat Nunew seperti berada di atas awan! Ingatkan Nunew menyiapkan obat tidur agar matanya tidak berubah menjadi mata panda akibat susah tidur, atau biarkan Ia terjaga agar semuanya tidak terasa seperti mimpi. Akan tetapi disisi lain Nunew takut merepotkan jika Zee mengantarkannya pulang, jadi Nunew berusaha menolak, walaupun hati dan pikirannya tak sejalan.

"Ayo naik, aku akan mengantarmu."

"Umm, Aku bisa pulang sendiri."

"Naiklah,"

"Aku akan merepotkan Hia, jadi Nu akan pulang sendiri."

"Tak apa, rumah kita searah jadi ayo naik." Dengan sabar Zee terus meyakinkan Nunew, harusnya Zee dapat dengan mudah mengajaknya. Tapi kenapa susah sekali? Apa Nunew sudah tidak menyukainya? Ah persetan dengan semua itu. Nunew harus menjadi miliknya suka ataupun tidak.

Zee lalu tampa permisi memasangkan Nunew helm dan dengan lembut menarik tangan Nunew kearah motor, mengisyaratkan untuk naik dan seolah tidak menerima penolakan lagi. Setelah memastikan Nunew duduk dengan nyaman, Zee perlahan menjalankan motornya meninggalkan kampus.

Sepanjang jalan Nunew terus memikirkan kejadian hari ini yang sangat diluar hayalannya. Idola kampus mengantarnya pulang, memasangnya helm dan jangan lupa Zee menyuruh Nunew memanggilnya dengan sebutan Hia. Sekarang phi Zee bahkan tahu dimana aku tinggal! Arrrg memikirkannya membuatku semakin sakit kepala. Membayangkan opsi-opsi yang mungkin saja benar dan tidak. Hingga aku tak sadar... Kami sudah sampai.

"Nu..."

"Nu.." lagi, Zee sebisa mungkin menaikkan nada bicaranya agar mendapat respon. Namun Nunew tak kunjung membalas panggilannya. Dengan sedikit gemas, Zee meremas tangan Nunew.

"Nunew kita sudah sampai."

Bagaikan tersambar petir, padahal tangannya hanya diremas lembut.Nunew buru-buru turun dan melepaskan helm yang dikenakannya. Dengan sedikit rasa bersalah dan malu, karena tertangkap basa tengah melamun.

"Eerr itu maaf Hia, dan terima kasih sudah mengantar Nunew." Dengan sekali tarikan nafas Nunew membalas panggilan Zee kemudian secepat kilat berbalik dan berlari masuk. Sungguh Nunew tidak memikirkan apapun lagi, hanya ingin menenangkan detak jantungnya serta rasa malunya.

"Ah manisnya, jadi bagaimana bisa aku mengabaikan pengagum rahasiaku yang seimut dan semanis dirimu Nunew?" Anggaplah Zee sekarang sudah gila karena berbicara pada dirinya sendiri.

Jika kalian penasaran dari mana Zee tahu alamat Nunew, jawabnya adalah dari Phi Aof. Bukan hanya alamat rumah, Zee bahkan memiliki daftar makanan kesukaan Nunew dan juga nomor ponsel serta semua akun sosial medianya. Zee hanya menunggu waktu yang tepat untuk mem-follback Nunew. Melihat reaksi tadi, Zee harus mendekatinya secara perlahan. Jika tidak Nunew pasti akan kabur darinya.

Zee mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu, memasukkan kembali ponsel lalu menjalankan motornya.

🐶

Simpan nomorku, kita akan sering bertemu.

By...Z

✨✨✨

Begitulah kira-kira bunyi pesan bapak Zee pruk. Ngak ada manis-manis nya🥲 padahal habis baperin anak orang.

Senior Sedingin ES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang