Maafin baru update😅. Niatnya mau kemarin, tapi berhubung ada bocil main ke rumah gue, gue jadi keterusan main deh😅😅 dan gak sempat buat nulis🙏
Semoga suka😘
•••••
Mora masih berada di rumah Alexo. Padahal hari sudah semakin gelap.
"Al, kapan mau anterin aku pulang?"
Alexo menatap sekilas pada Mora, kemudian dia kembali melihat ponselnya. Karena Alexo sedang bermain game online. "Nginep aja disini."
"Masa aku nginep disini? Apa kata tetangga nanti."
Alexo keluar dari gamenya, dia menatap Mora dengan intents. "Biasanya juga gak peduli apa kata orang."
Mora cemberut, tidak terima dengan apa yang barusan Alexo katakan. "Kapan aku kayak gitu? Gak pernah tuh."
"Gak sadar diri. Pas ngejar-ngejar Guntur apa namanya? Sama aja kan? Gak peduli apa kata orang. Sekarang juga tinggal posisiin diri kamu kayak gitu." kata Alexo tanpa berniat menyindir. Tapi entah kenapa, telinga Mora mendengarnya seakan Alexo mengingatkannya pada kelakuan yang lalu.
"Kena lagi perasaan. Bukan gue woy, bukan gue. Itu tuh si Mora, gue Zea. Gue cuman jiwa nyasar ditubuh nih bocah." ingin rasanya Mora meneriakan kalimat itu tepat ditelinga Alexo, tapi nanti yang ada dia disangka gila lagi.
"Gak usah diungkit! Laki kok nyindir. Situ laki apa bukan?"
Alexo menatap Mora, siapa yang menyindir? Perasaan Alexo berbicara fakta. Memang benarkan, jika dulu Mora tidak peduli dengan perkataan orang lain yang selalu menyebut dirinya 'perempuan tidak tahu malu'.
Bahkan Mora suka membalas mereka dengan kekuasaan keluarga Federick, kenapa sekarang Mora harus marah? Apa dia salah bicara?
"Kamu ngomong apa? Siapa yang nyindir kamu? Aku ngomongin fakta kok."
Mora mengerucutkan bibirnya, "tapi aku kesindir" lebih tetapnya gue gak terima dituduh begitu. Yang ngejar si Guntur kan Mora yang dulu, tapi kenapa gue yang kena? Gak adil!
Alexo terkekeh kecil, "syukur deh kalau kamu ke sindir. Jadi aku gak perlu repot-repot buat sadarin kamu."
"Jadi gimana? Mau nginep disini atau pulang aja?" tanya Alexo.
Mora menghela napasnya pelan, ya udah lah. Lagian niat Mora kan ingin menginap. Biar bisa tidur di istana. Ucapan Mora yang tadi hanya supaya dia tidak dianggap gampangan.
Dan untungnya, tunangan sempurnanya ini memintanya menginap. Jika tidak, masa Mora harus meminta izin duluan untuk menginap. Nanti namanya jadi jelek lagi di depan camer.
Meski sepertinya sudah jelek gara-gara tadi. Jangan salahin Mora yah! Salahin aja bundanya Alexo. Kenapa dia harus berpakaian sederhana.
Sebenarnya Mora juga tidak jahat kepada art, hanya saja dia kan harus menjaga image Mora yang dulu. Takutnya nanti pas Mora balik ke tubuhnya, marah-marah gak jelas. Dan orang lain malah bingung dengan sifatnya.
Mora kan kelakuannya sebelas dua belas dengan setan. Eh, astagfirullah. Sorry, mulut Mora gak bisa dikontrol, hehehe.
"Nginep aja deh, lagian tadi katanya kamu gak mau nganterin aku pulang."
Setelah mengatakan itu, Mora langsung pergi ke kamar mandi. Karena setelah makan malam tadi, mereka langsung kembali ke kamar Alexo.
Alexo menatap punggung Mora, sejak kapan dia mengatakan tidak mau mengantar Mora pulang? Perasaan Alexo hanya menyuruhnya menginap. Itu pun jika Mora setuju. Jika tidak, tadinya Alexo akan mengantarkan Mora terlebih dahulu sebelum pergi ke markas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extra Love Story
Historical FictionTransmigrasi series ~ 2 •••••• Zea Andara Alexander, putri bungsu keluarga Alexander yang tidak pernah di anggap. Zea berpura-pura lemah di depan keluarganya hanya karena ingin di perhatikan, tapi mereka semua malah semakin membencinya. Sampai kejad...