"Jadi, bagaimana kronologi kejadiannya saat itu Bokuto-san? Apa anda bisa menjelaskan kepada pihak polisi terkait hal tersebut?". Ujar seorang Polisi menatap Bokuto intens.
Tatapan polisi tersebut membuat Bokuto ketakutan lalu memeluk lengan Akaashi dengan erat "Akaashi, aku takut". Bisik Bokuto pada Akaashi.
Akaashi menghela napas panjang. Ia sangat lelah dengan kejadian apes yang ditimpa Bokuto, membuat dirinya ikut terseret ke dalam masalah ini.
"Tenanglah, Bokuto-san. Polisi itu hanya bertanya tentang hal yang kau lihat saat pembunuhan tragis itu terjadi. Bukannya malah menuduhmu melakukan pembunuhan itu". Jelas Akaashi dengan sabar.
"Tapi itulah yang ku takutkan Akaashi. Pembunuh waktu itu sadis banget cara bunuhnya. Aku.. Aku takut". Bokuto masih menekankan suaranya.
Tiba-tiba polisi tersebut keluar dari ruangan introgasi dan masuk lah satu polisi yang memakai masker.
Perlahan, polisi itu membuka maskernya. "Hai Akaashi, Bokuto". Sapa polisi tersebut yang tak lain adalah Sawamura Daichi.
"Sawamura-san?/Daichi?". Ujar keduanya kaget.
"Ah.. Maaf ya. Kalian harus masuk ruangan introgasi ini. Sebenernya tuh kalian ga perlu masuk ke sini waktu di introgasi. Cuma mereka pada takut kalau saksi mata satu-satu-nya menghilang". Ujar Daichi sembari menggaruk pipinya yang tak gatal.
"Bagaimana keadaan saat itu Bokuto? Ceritakan saja perlahan. Kami para polisi hanya butuh kesaksianmu. Dan juga.. Informasi dari dirimu sangat membantu proses penangkapan penjahatnya. Supaya tidak ada rasa takut akan kejahatannya. Tolong ya.. Bokuto". Pinta Daichi.
Bokuto menatap akaashi meminta nasehat harus berbuat apa. Akaashi yang sadar wajahnya di tatap Bokuto pun menghela napas "Dengar ya.. Bokuto-san. Kamu hanya perlu menjelaskan apa yang terjadi saat itu. Pelan-pelan saja. Tidak usah tegang. Ada aku disini sebagai sahabatmu. Dan jika kau menjelaskan kronologis kejadiannya dengan cepat, maka kau bisa berlatih voli dengan muridmu bahkan yang lainnya dengan cepat". Jelas Akaashi berusaha menenangkan Bokuto.
"Ba.. Baiklah". Ujar Bokuto.
"Saat itu aku melihat penjahatnya memakai penutup kepala hitam. Ia membunuh korbannya dengan sangat sadis. Sekitar 16 tusukan di perut 1 kali goresan di leher dan di wajah korban serta beberapa kali tembakan di bagian tangan kaki dan dada korban. Penjahat itu memakai jaket putih. Dan.. Dan noda darah si korban banyak menciptakan ke jaket pelaku. Lalu Setelah melakukan aksinya, si pelaku pergi dengan motor Aerox warna merah. Plat nomornya kalo ga salah... 13413ID. Terus dia pergi ke arah luar Tokyo.. Sepertinya ke arah Kyoto". Jelas Bokuto menceritakan kronologi kejadian.
"Waah.. Makasih infonya. Lalu apa kau sempat melihat wajah si pelaku?". Ujar Daichi senang dengan info yang dia dapat.
"Wajahnya aku ga sempet lihat. Soalnya dia pakai kacamata hitam. Terus... Kalo ga salah, pemicu dia melakukan pembunuhan sadis itu adalah karena alat kelaminnya di tendang oleh si korban. Ia merasa si pelaku sudah keterlaluan karena meraba-raba tubuhnya. Karena marah, si Pelaku langsung saja menikam si korban". Lanjut Bokuto.
Akaashi Dan Daichi yang mendengar penjelasan dari Bokuto merasa merinding karena mendengar alat kelamin laki-laki di tendang. Uh.. Mendengarkan nya saja membuat mereka merinding. Apa lagi membayangkan. Uihhh.. Mengerikan~
"Btw kalo ga salah si korban sebut nama dia eng... 'Akimura-kun'. Aku ga tau itu nama marga atau nama depan dia.. Yang pasti itu yang aku dengar". Jelas Bokuto lagi.
" Oh.. Terus tinggi badan pelaku hampir sama kayak aku. Cuma rambutnya di konde gitu. Karena agak panjang. Terus warna rambutnya hitam kalo ga salah". Tambah Bokuto.
"Btw itu aja sih info yang bisa aku kasih. Selebihnya aku ga tau. Udah ya interogasi nya. Aku mau pulang dulu. Soalnya istri aku lagi ngidam salad buah di campur sambel rujak buah bumbu Jawa. Enak katanya. Dia suruh aku beli".
Akaashi Dan Daichi saling menatap. Tidak mengerti akan ucapan dari Bokuto.
"Memang ada ya salad buah dicampur sambel rujak?". Tanya Daichi.
'Ga istri, ga suami, Sama-sama ga ada yang waras. Gini amat nasib gua punya temen kaya Bokuto'. Batin Akaashi lelah jasmani dan Rohani.
"Yodah.. Aku balik dulu ya. Mau cari makanan ngidam-nya istri aku. Bye Hey Hey Hey!!! ". Bokuto melambaikan tangannya lalu pergi keluar.
Daichi ikut melambaikan tangannya kepada Bokuto. Setelah itu ia melihat wajah Akaashi yang agak suram.
"Eh? Kamu kenapa Akaashi?". Tanya Daichi yang sadar akan tingkah aneh Akaashi.
Akaashi menoleh menampakkan wajah suramnya "Aku ga papa Daichi-san. Hanya saja, Aku merasa lelah dengan Bokuto-san Dan istrinya. Bener kata orang-orang ya.. Pasangan hidup kita akan sama dengan kita. Kalau kita baik, dia baik. Kalau kita jahat, dia jahat. Kalau kita sableng, dia juga sableng". Ujar Akaashi.
"Ah.. Aku mengerti pembicaraan ini mengarah kemana. Intinya kau harus sabar saat bertemu orang aneh dan penuh energi seperti Bokuto. Orang seperti itu menang agak random kelakuannya. Ah.. Jadi inget Tanaka Nishinoya Hinata". Ujar Daichi.
"Ya.. Tapi entah kenapa rasanya sangat melelahkan punya teman sableng kaya Bokuto. Gua capek sumpah! ". Ujar Akaashi dengan nada ngegas.
'Woaah.. Aku sangat jarang, bahkan tidak pernah melihat Akaashi ngegas kaya begitu dalam hidup ku. Ini momen langka. Si tenang Akaashi menjadi ngegas. Ah.. Benar juga, pasti capek punya temen kelakuan kaya Bokuto gitu.. Ahahah.. Untung waktu SMA ada Suga yang mengurus para manusia unlimited energy'. Batin Daichi
~otaku_Indonesia~
Yahoo~ I'm back minnasan. Apa ada di antara kalian yang punya teman modelan Bokuto? Kalo yang ada sabar ya. Hidup ini penuh cobaan. Tapi ingat ya, setiap ada kesulitan ada kemudahan.
26 September 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikyuu [Ngakak brutal]
HumorKerecehan dan kegabutan karakter haikyuu yang bisa membuat perut mu sakit karena akan banyak tertawa. Cerita ini dibuat untuk mengisi kegabutan author. Happy reading minnasan~