Alarm dari handphone Mark berdering sangat keras. Mark terbangun dari tidurnya dan mematikan alarm itu.
"Morning" sapa Perth yang sudah bangun terlebih dahulu.
Mata mereka bertemu. Mark melirik ke arah bibir Perth. Ia membayangkan jika berciuman saat baru bangun tidur pasti menyenangkan bukan? Mark ingin mencium bibir Perth.
"P-pagi" jawab Mark gugup.
Setelah menjawab sapaan pagi itu Mark bangun. Ia menuju dapur untuk memasak sarapan. Perth juga bangun dan melihat Mark memasak dari meja makan.
"Masakan kamu enak" cetus Perth.
Mark tidak menjawab dan hanya tersenyum. Pipi Mark merah merona. Ia tidak mau memperlihatkan wajah malunya dihadapan Perth.
"Nanti sore aku anter pulang ya? Aku harap kamu gak nolak penawaran aku lagi"
Tidak ada jawaban tetapi Mark menganggukkan kepalanya.
Hubungan pertemanan mereka kembali seperti dulu. Mereka kembali sibuk menyelesaikan tugas yang sudah lama tertunda. Sampai akhirnya tugas mereka selesai sesuai waktu yang ditentukan. Mereka mendapatkan nilai A.
Seperti biasa, jika satu tugas sudah selesai maka akan ada tugas lain lagi. Sekarang mereka mendapatkan tugas individu yang berbeda.
"Ahh pusing banget" eluh Mark.
"Gapapa nanti aku bantuin"
"Tugas kayak gini cuma dikasih waktu 2 minggu? Aku bisa gilaaa. Boleh pindah kelas gak sih?"
"Haha lucu banget"
"Apaan sih Perth, kayak gini doang dibilang lucu" pipi Mark memerah.
"Tapi beneran kamu itu lucu"
"Stop, aku laper mau ke kantin dulu" Mark pergi meninggalkan Perth.
Perth yang masih tersenyum melihat tingkah laku Mark mengejarnya menuju kantin.
"Sayanggg" sapa Aleya.
"Al, kamu baru istirahat?"
"Iya, kamu juga mau ke kantin ya?"
"Iya al"
"Yaudah ayo bareng" Aleya menggenggam tangan Mark.
Perth berhenti. Senyuman diwajahnya seketika hilang. Perth memilih untuk kembali ke kelasnya.
Tak lama kemudian Mark kembali dari kantin. Jam istirahat masih tersisa 15 menit. Mark membawakan beberapa makanan untuk Perth karena Mark tidak melihat keberadaan Perth di kantin.
"Perth" sapa Mark yang tidak dibalas oleh Perth.
Perth sepertinya tidak mendengar sapaan dari Mark karena kedua telinga Perth tertutupi oleh earphone. Mark pun berjalan menghampirinya.
Mark meletakkan beberapa makanan di meja Perth. Perth masih tidak mendengar Mark bahkan dari jarak dekat. Akhirnya Mark terpaksa melepas satu earphone dari telinga Perth.
"Aku gak liat kamu di kantin jadi aku beliin kamu roti dan snake"
Perth menghiraukan Mark dan mengambil paksa earphone miliknya.
Mark diam sejenak melihat sikap Perth. Lalu pergi meninggalkan Perth. Mark sangat kesal.
Dikelas Perth merasa bersalah kepada Mark. Ia menyesal bersikap seperti itu kepada Mark.
Bel masuk sudah berbunyi tetapi Mark tak kunjung kembali. Perth sangat khawatir dan meminta izin kepada dosen untuk ke toilet.
Perth mencari Mark kemana - mana. Dari lapangan, kantin, hingga ke perpustakaan. Tetapi Perth tak kunjung menemukan Mark. Tempat terakhir yang Ia datangi adalah toilet.