Perth masih terdiam. Ia masih tidak mengerti atas apa yang dilakukan oleh Mark.
"Kamu yang lakuin apa aku yang lakuin sendiri?"
"Mark kamu serius?"
"Serius Perth. Kita cuma punya waktu 40 menit" ujar Mark.
Perth akhirnya memasukkan jari tengahnya kedalam lubang anal Mark.
"Aaahhhh.... Lagi Perth"
Mark merasa kurang puas. Perth tidak menambahkan satu jarinya, tapi langsung 2 jari hingga membuat Mark terkejut. Sudah 3 jari yang ada di dalam lubang anal Mark. Perth mencari tempat ternikmat Mark.
"AAAHHH"
"Ohh disini?"
"Nghhh sepertinya sudah cukup Perth"
"Kamu nakal. Kamu gak sabar buat makan penis aku?"
"Nghhh"
"Duduk pelan - pelan"
Perth memegang penisnya. Sedangkan Mark duduk pelan memakan penis Perth.
"Aaaahhhh"
"Duduk terus"
"Gak bisa! Cuma bisa segini"
"Mark ini cuma ujung loh"
"Tapi aku gak bisa lagi Perth. Sakitt"
"Bisa, coba pelan - pelan"
Dengan kaki yang gemetaran, Mark perlahan duduk dan melahap penis Perth. Tidak sampai ujung tapi Mark sudah bangkit dari duduknya.
"Aku gak bisa"
"Bisa, sekarang duduk berhadapan sama aku"
Mark mengikuti perkataan Perth. Ia perlahan duduk dan memasukkan penis besar Perth ke dalam lubang analnya.
"Aaaaahhhh"
"Gak bisa kan udah aku bilang, cuma bisa masuk segini"
"Kalo masuk semua kamu mau kasih aku apa?" goda Perth.
"Kan aku yang kesakitan kok kamu yang minta hadiah?"
"Hadiah sebagai usaha kalo kamu bisa makan aku hehe"
"Disaat seperti ini kamu masih bisa bercanda? Aku udah nahan sakit" Mark menarik tubuhnya kembali.
"Emang sesakit itu?"
"Mau tau gimana rasanya? Sini aku gigit penis kamu"
"Ih serem banget, tapi kata orang lama kelamaan jadi enak kok. Kita juga udah pernah ngelakuin ini sebelumnya"
"Aaaahhhh"
"Waktu kita tinggal 30 menit Mark, aku gak mau waktuku habis sia - sia. Jadi maaf" Perth menarik paha Mark. Kini Mark sudah melahap seluruh penisnya.
"AAAAHHHHH!!!"
Tubuh Mark gemetaran. Mark lemas tak berdaya. Ia memeluk tubuh Perth.
"Maaf tapi kamu harus gerak Mark"
"Ngghhh" Mark mulai bergerak. Jalan sudah terbuka dan Mark bisa memasukkan seluruh penis Perth kedalam dirinya.
"Aaaaaahhhh" Mark terus mendesah keenakan.
"Cium aku Mark" ucap Perth yang sudah kehilangan kewarasan.
Mereka saling melumat. Menikmati rasa nikmat yang luar biasa. Hingga tubuh bagian bawah Mark mulai terbiasa memakan penis Perth.
"Kenapa tambah besar?!"
"Karena aku mau keluar Mark. Lebih cepet"
"AAAAAHHHH" Mark semakin mengencangkan suara desahannya. Ia juga semakin cepat memasukkan penis Perth ke dalam dirinya.