Disclamer : Masashi Kishimoto
.
.
Story au by : Aizuhime
.
.
Genre : hurt-comfort, family drama, romance, series.
.
.
21+
.
.
Mulmed : Ling (Zero)
.
.
NHL🍁🍁🍁🍁
"Dasar gila..." Hinata berdeham singkat setelah tak sengaja mengatai Naruto gila. Dia merasa sungkan, tapi lamaran dadakan yang dilakukan Naruto memang kelewatan. "Maaf.. Saya agak terkejut tadi. Lupakan saja, saya akan berpura-pura tidak mendengar candaan dokter barusan."
"Saya tidak pernah bercanda dengan kata-kata saya." Naruto menatap Hinata lekat. Mencoba meyakinkan, jika diumurnya sekarang, sudah tidak ada lagi waktu untuk bercanda. Apalagi perihal pernikahan. "Anda butuh uang 'kan? Pengobatan paman Hiashi, serta hutang-hutangnya, akan saya bayar lunas jika Anda mau menikah kontrak dengan saya."
"Apa tujuan dokter?" Hinata tidak bodoh, tak ada yang geratis di dunia ini. Segala kebaikan yang Naruto tawarkan, pasti akan meminta imbal balik pada waktunya. Selalu terdapat resiko tersembunyi dibalik hal-hal yang menggiurkan. "Apa yang dokter inginkan dari saya?"
"Status, saya butuh status menikah untuk menyenangkan kakek saya. Dengan begitu, rumah sakit ini akan menjadi milik saya."
"Kenapa harus saya?" Naruto bisa saja mencari gadis yang lebih baik. Siapa yang tidak mau menjadi istri orang semapan dirinya? Lantas mengapa ia jatuhkan pilihan pada Hinata, yang notabenenya adalah orang asing? Apalagi setiap mereka bersua, Hinata selalu berada di kondisi terburuknya. "Jujur, rasanya seperti dokter ingin membeli saya."
"Anda bebas menafsirkan tawaran saya seperti apa, saya tidak akan menyangkal pendapat anda. Tapi saya punya pertimbangan sendiri sebelum memilih anda."
Ekspresi Naruto terlihat begitu tenang seolah obrolan ini bukan apa-apa baginya. Membuat pemilik netra amethyst yang menjadi lawan bicaranya merasa tercekik oleh atmosfer membingungkan yang tercipta. Tanpa Naruto ketahui, Hinata mulai memandangnya sebagai sosok arogan tak berperasaan.
"Pertimbangan seperti apa? Apa karena saya terlihat sangat menyedihkan, sehingga dokter berpikir saya akan lebih mudah dimanfaatkan?"
"Bukan dimanfaatkan. Anda perlu uang dan saya perlu status, bukankah kita akan sama-sama diuntungkan?"
"Maaf, saya tidak tertarik dengan tawaran dokter." Pada akhirnya, harga diri Hinata lebih mendominasi. Dia belum benar-benar tahu niat dibalik tawaran Naruto. Banyak skema buruk yang muncul dalam kepalanya, karena sejak awal pembicaraan mereka, tidak ada rasa saling percaya yang mendasari. Sekarang Naruto hanya meminta status, tapi tak ada yang tahu kalau nantinya Naruto akan meminta lebih, entah tubuh Hinata atau bahkan hidupnya sebagai ganti uang yang ia berikan.
"Ibu Anda." Hinata menoleh cepat, menatap tak percaya pada Naruto yang tiba-tiba menyinggung soal ibunya. Sejak tadi, Naruto selalu berhasil menyentuh spot lemahnya. "Kurasa beliau akan tertarik dengan tawaran saya. Kalaupun tidak, mungkin saja beliau akan mencarikan calon suami lain untuk anda. Selain uang bukankah anda juga membutuhkan status pernikahan sama seperti saya?"
Hinata sudah tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya kini. Apa Naruto mendengarkan seluruh percakapannya dengan sang ibu di depan ruang ICU tadi? Sangat tidak sopan pikir Hinata. Namun disisi lain, ia tidak bisa menyalahkan Naruto, disaat ibunya lah yang tanpa pikir panjang membicarakan hal pribadi di sembarang tempat.
"Pikirkan baik-baik, Nona Hinata. Saya berjanji tidak akan menuntut apapun dari Anda. Cukup berakting sebagai istri yang baik di depan orang-orang. Sedang pria yang dipilih ibu Anda, bisa saja meminta lebih 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Dark Fairy Tale
FanfictionDi hari yang harusnya menjadi dongeng indah dalam hidupnya, Hinata justru mendapati hatinya hancur berkeping-keping. Pernikahan yang telah lama ia nanti-nanti malah berakhir pilu, karena sang kekasih harus menjadi mempelai pria untuk wanita lain. Me...