chapter three

379 52 4
                                    

"PERHATIAN!" teriak salah satu Prefek Slytherin. 

Semua atensi melihat kearahnya, seketika suasana hening.

Lelaki itu terlihat menarik napasnya perlahan, lalu menghembuskannya kembali. "Sirius Black telah memasuki Hogwarts." katanya. 

"Apa?"

"Tidak mungkin! Berarti ia berhasil melewati para Dementor?"

"Menyeramkan."

"Aku ingin kalian segera ke Greathall sekarang. Seluruh murid berkumpul disana. Bawa barang-barang yang kalian butuhkan untuk malam ini saja. Cepat." jelasnya singkat, segera meninggalkan Common room. 

Ophelia pergi ke kamarnya mengambil sleeping bag miliknya, dan sekantung darah yang ia sembunyikan di hoodienya. Dengan segera, ia kembali menuruni tangga dan melihat dua gadis berdiri di hadapannya. 

"Hai Ophelia." sapa Daphne canggung. 

"Ada apa?" tanya Ophelia to the point. 

"Ini, aku membeli cokelat terlalu banyak. Um, apa kau mau? Oh ya, kenalkan ini adikku. Dia murid tahun kedua." jelas Daphne memperkenalkan gadis berambut cokelat tua di sampingnya. 

"Namaku Astoria Greengrass." katanya mengulurkan tangannya. 

Ophelia menatapnya sebentar, dan membalas jabatan tangannya. "Ophelia Oswald." 

"Apa kau mau.. itu?" tanya Astoria menunjuk cokelat milik kakaknya, Daphne. 

Ophelia hanya mengerjapkan matanya melihat Daphne tersenyum padanya. "Baiklah." jawabnya, dan mengambil satu cokelat dan memasukkannya ke dalam kantung celananya. 

"Terima kasih." kata Ophelia singkat.

"Kau.. tidak kedinginan? Menggunakan celana sependek itu?" celetuk Daphne tanpa sadar, membuat adiknya langsung menutup mulut kakaknya. 

"Maaf, maaf! Mulut kakakku ini memang agak susah di kendalikan." kata Astoria, yang dibalas cubitan keras dari Daphne di perutnya. 

"Tidak. Aku biasa dengan suhu begini." jawab Ophelia melihat kedua kakak-beradik itu. 

"Hei Bitch, menjauhlah dari mereka berdua." Interupsi Pansy dari belakang Daphne dan Astoria. 

"Pansy, apa-apaan kau?!" sentak Astoria. 

 "Kau serius mengajak bicara Bitch ini? Dia itu sinting." cemooh Pansy menatap Ophelia sinis.  

Gadis itu menyeringai dan berdiri mengahadap Pansy. "Hey," panggil Ophelia. "Berkacalah, kau tak punya cermin di kamarmu?" tanya Ophelia remeh. 

"Apa maksudmu?" balas Pansy mulai tersulut emosi. 

Ophelia menyeringai, "Kau jelas mengerti apa maksudku, dog." 

Terdengar gigi Pansy mulai menggertak kesal. "KAU LEBIH MENYEDIHKAN! SEMUA KELUARGAMU PERGI MENINGGALKANMU! PASTI KARENA KAU ANAK YANG SINTING, GILA, DAN PSIKOPAT!!" pekik Pansy di depan muka Ophelia. 

"Tahu apa kau tentang mereka huh?" balas Ophelia mulai tersulut emosi, matanya mulai memancarkan sinar yang menyeramkan. 

"Kenyataan nya begitu 'kan?" balas Pansy tak acuh. 

Ophelia menyeringai. "Shut your mouth then." 

PRANG!

Gadis itu mematahkan meja kaca di Common room, membuat semua orang disana terkejut sempurna. Itu meja kaca yang besar, bagaimana ia bisa memecahkannya dengan satu tangan?

Ia mengambil salah satu pecahannya dan berjalan mendekati Pansy, yang mulai mundur ketakutan sampai menubruk dinding. 

"Answer my question, Parkinson. Jangan membuatku bertanya kedua kalinya dengan cara yang lain." katanya sekali lagi. 

Slytherin Ice Princess [Draco X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang