"AKU PUSING! AKU MENYERAH!"
Daphne menjatuhkan kepalanya ke atas meja, Ophelia hanya diam melanjutkan tugasnya. Bibir Daphne mengerucut. "Kok bisa sih? Kau mengerti semua pelajaran? Apa sih isi otakmu?" Tanyanya bertubi-tubi.
"Saraf, apalagi?" Jawab Ophelia singkat tak mengalihkan pandangannya dari tugas-tugas yang ia kerjakan.
"Pasti ada lagi selain saraf! Apa ada chip yang seperti di film robot-robot Muggle?" Daphne mengepalkan jarinya, dan menepuknya ke telapak tangan satunya.
Ophelia menghembuskan nafasnya. "Jangan bodoh." Sarkasnya pelan, dan menutup bukunya.
Akhirnya selesai.
"Aku tidak bodoh. Aku sebenarnya pintar, tapi karena bergaul dengan anak-anak Slytherin jadinya, ya.. bodoh sedikit." Daphne memelankan suaranya di kalimat terakhir.
"Jadi maksudmu aku penyebab kau jadi bodoh?" Tanya Ophelia.
"BUKAN! BUKAN BEGITU! AKU TIDAK BILANG ITU KAU! Sudahlah, kepalaku mau meledak belajar potion." Jawab Daphne kesal kembali menjatuhkan kepalanya ke tumpukan buku.
Ophelia menggelengkan kepalanya heran, ia tak paham dengan isi otak Daphne. Ia berdiri, dan berjalan kembali ke kamarnya lalu menaruh buku pelajarannya, dan kembali keluar. Ia berjalan keluar dari Common room, namun tangannya dicekal oleh salah satu Prefek.
"Setidaknya kalau tidak ingin dilaporkan ke Professor Snape, ganti dahulu meja yang kemarin kau pecahkan." Katanya.
"Kalau ingin ku ganti lepas tanganku brengsek, kau tidak berhak menyentuhku tanpa izin." Balas Ophelia menyentak tangannya, dan menatap tajam lelaki di hadapannya.
"Masih beruntung aku tak berbuat apa-apa padamu Psycho bitch. Kalau tidak bisa menggantinya dengan uang, ikut saja ke kamar-"
"Berapa?" Potong Ophelia cepat.
"Apa?"
"Kalau aku ikut ke kamarmu, berapa banyak yang akan kau bayar? Aku ini mahal."
Lelaki itu menyeringai. "Murahan sekali kau menerima ajakanku."
"Lebih murah mana dari harga dirimu yang berani melecehkan minor? Dumbass." Balas Ophelia menyeringai.
"Atau.." Ophelia menggantungkan kalimatnya. "Kau tak mampu membayarku?" Bisiknya.
Wajah lelaki itu memerah menahan marah. Ophelia mengeluarkan kantung berisikan koin, dan melemparnya pada Prefek itu. "Mungkin isinya 500 Galleon, ambil saja sisanya. Mumpung aku sedang berbaik hati. Hati kecilku meringis melihatmu yang memalak anak minor sepertiku." Katanya menyeringai dan segera pergi dari sana.
Para anak Slytherin yang mendegar percakapan itu hanya menahan tawanya.
"APA YANG KALIAN TERTAWAKAN HUH?!"
Gadis itu berjalan menuju ke ruangan Remus, katanya pria itu ingin menyampaikan sesuatu. Mungkin penting, makanya ia kesana.
Kriet!
"Remus?"
Remus menoleh ke arah pintu dan melihat Ophelia berdiri disana menatapnya datar. "Kukira kau takkan kemari." Katanya.
"Kalau tak penting juga aku tak mau kesini. To the point saja. Ada apa?"
"Dasar anak kurang ajar. Natal nanti kau kerumahku 'kan?" Tanyanya sebal.
"Ya. Sekali lagi kau tanya tentang itu, aku takkan datang." Jawab Ophelia tak kalah sebal.
Remus tertawa pelan. "Sorry Kid. Sebetulnya aku ingin memberimu ini." Remus memberikan sebuah kotak berbentuk persegi panjang dengan pita berwarna biru menyelimuti tutupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slytherin Ice Princess [Draco X Reader]
Fanfiction"Jadi ini tujuanmu mendekatiku?" "Brengsek! Kalau kau bilang dari awal, aku pasti memaafkanmu!" Ophelia Aphrodite Oswald, atau seringkali di panggil dengan nama Slytherin Ice Princess. Sesuai dengan julukannya, kepribadiannya yang dingin membuat di...