chapter four

342 50 12
                                    


"Kemarin kau kemana?"

Remus menatap Ophelia bingung. "Apanya kemana?"

"Werewolf? Kau berubah?" Tanya Ophelia to the point.

"Ah." Remus menggaruk kepalanya. "Iya, ramuannya tertinggal di ruanganku." Lanjutnya.

Ophelia mendesah pelan. "Kau membawakan ramuanku, tapi tak membawa milikmu sendiri."

"Kau lebih penting. Reputasimu di sekolah ini masih berjalan 4 tahun lagi. Jangan sampai terbongkar kalau kau Vampir." Kata Remus menatap Ophelia serius, lalu mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Aku tidak perduli." Jawab Ophelia cepat.

Remus menolehkan kepalanya.

"Mau bangsawan atau bukan, tidak ada hubungannya dengan kehidupan pribadiku." Mata biru kirinya bersinar menatap Remus dan menyeringai.

"Sebenarnya aku juga mau menanyakan hal lain." Kata Remus mengalihkan padangannya.

"Apa?"

"Kenapa kau dipanggil Psycho bitch?"

Gadis itu membuang permen yang ia makan di mulutnya kebawah. "Tidak tahu."

"Mereka bilang, aku sering menggoda pacar-pacar mereka." Kata Ophelia.

"Lebay sekali." Balas Remus menyerngit.

"Tidak tahu lah, sekolah ini gila." Ophelia membalikkan badannya berjalan keluar jembatan, dan melambaikan tangannya pada Remus.

"LIBURAN MUSIM NATAL KAU HARUS PULANG!" Teriak Remus pada anak baptisnya. Ia bernafas kega melihat gadis itu mengacungkan jempolnya padanya.

Ophelia berjalan menuju ke Greathall untuk makan siang.

"Hey Psycho bitch." Sapa salah satu murid Ravenclaw. 

Ophelia berjalan melewatinya, namun tangannya di cekal oleh anak Ravenclaw itu. "Mau ke asrama ku? Kebetulan disana tidak ada siapa-siapa." Katanya. 

"Apa? Aku tidak mendengarnya, coba ulangi." Balas Ophelia. 

Draco dan Blaise yang sedang berbincang berhenti melihat Ophelia yang di depan mereka. 

"Aku bilang, apa kau mau ke asramaku. Disana sedang koso-"

BUGH!

"Kalau mau bicara, bicara saja. Jangan menyentuhku." Ophelia memukul keras perut lelaki itu, sampai ia meringis. 

Sialan, sakit juga. Lelaki itu memegang perutnya. 

"Bicara sekali lagi, kubuat lurus ususmu." Ancam Ophelia tak main-main. 

Matanya tak sengaja menatap Draco dan Blaise, lalu ia segera pergi ke arah Greathall. 

"Ucapan Theo benar. Dia memang hot." Kata Blaise tanpa sadar.

"Lalu? Kau mau apa?" Tanya Draco heran. 

"Tidak. Itu hanya keluar dari mulutku saja." Jawab Blaise menepuk bahu sahabatnya. "She's single, right?"

Draco menatapnya heran, "what?"

"Nevermind." Jawab Blaise bergurau dan berjalan masuk ke Greathall. 

Draco masih diam di tempat, tak lama ia melihat gadis itu kembali keluar berjalan mendekatinya. "Halo Draco Malfoy." Sapanya pelan. 

"Ya?" Draco menatap gadis ini heran. 

"Aku perlu bicara denganmu." Gadis itu menatap lekat Draco. 

"Disini saja, ada apa?" Balas Draco heran, ia tak mengerti kenapa gadis ini harus bicara dengannya. 

Ophelia menghembuskan nafasnya kasar. "Tidak bisa, harus di tempat lain." Jawabnya cepat. 

"Memangnya kenapa? Aku mala-"

"Ikut denganku, atau kubuat nasibmu sama dengan unggas Ravenclaw tadi." Tatapannya berubah menjadi seram, membuat Draco agak takut. 

"O-Oke." 

Mereka berjalan tak jauh dari Greathall, berbelok ke salah satu lorong dan berhenti. "Ada apa?" Tanya Draco cepat. 

Ophelia menarik nafasnya cepat. "Kau, tahu apa tentangku?" 

Draco menyerngit. "Apa maksudmu?" Draco malah balik bertanya. 

"Kau mengancamku beberapa hari lalu, saat pacarmu ku banting." Jawab Ophelia. 

Draco menyeringai. "Pertama, Pansy bukan pacarku bahkan aku tidak menyukainya. Kedua, aku tahu kau freak, psycho, aneh saja jika kau memecahkan meja kaca dalam sekejap. Harusnya aku yang bertanya bukan? Oswald." Jelas Draco.

"Oh, you don't have to Mr. Malfoy. Karena aku takkan menjawab pertanyaanmu yang tak masuk akal sama sekali." Jawab Ophelia cepat.

Draco menatap gadis itu sejenak, dan melihat sekitar lorong. "Pertanyaanku tak masuk akal?" Wajahnya terlihat memastikan. "Kenapa tak masuk akal? Pertanyaanku simple bukan?" Lanjutnya sedikit menyeringai.

"Ya, pertanyaan simple yang tolol karena kau menganggap makhluk Vampir masih ada? They never exist Mr. Malfoy." Tanya Ophelia balik sambil bersandar di tembok.

Draco melangkah perlahan mendekati Ophelia, "Yeah they never exist." Ucapnya tepat di depan wajah Ophelia. "Kau ke Greathall bersamaku." Ia menepukkan bahu gadis itu pelan.

"Don't fucking touch me."

Draco mengangkat tangannya dan tersenyum menggodanya. "Cepat, aku lapar." Katanya.

"Aku tidak-"

"Itu suruhan bukan permintaan."

"And I refuse it."

"And i don't wanna hear anything from you Ms. Oswald."

Ophelia menatapnya balik. "So do I. Bye." Ia segera berjalan membelakangi Draco yang masih menatap punggung gadis itu menjauh.

"Lucu." Gumamnya pelan.

Don't forget to vote and comment!

Love hate relationship kinda look like me and my bf, makanya aku masukin ke cerita sini.

Slytherin Ice Princess [Draco X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang