Keesokan harinya, Kirana menepati janjinya ingin bertemu Fahmi. Saat ini ia sudah berada di jalan menuju ke rumah Haris naik ojek. Sebenarnya Kirana sudah mengajak Difa dan Ema, namun Difa tidak bisa karena harus menemani ibunya ke mall, sedangkan Ema mau bertemu gebetannya.
Sepanjang perjalanan, Kirana merasa deg-degan ingin bertemu Fahmi. Ini bukan karena Kirana sudah jatuh cinta, tapi Kirana memang tidak terbiasa bertemu atau mengobrol dengan cowok. Apalagi ini cowok tidak Kirana kenal.
"Dia udah dateng atau belum yah? Kalau udah ekspresi gue harus kaget kah atau biasa aja? Kalau belum nanti pas dia dateng gue harus bilang "Hai Fahmi salam kenal?" Atau "Fahmi apa kabar?" tanyanya dalam hati.
Kirana selalu bingung kepada dirinya sendiri. Entah kenapa dirinya seperti selalu cemas jika bertemu dengan orang baru. Padahal ini cuma mau kenalan bukan ketemu penjahat.
Akhirnya Kirana sudah sampai di rumah Haris. Kirana memberikan uang 15 ribu kepada tukang ojek. Ia kemudian berjalan masuk, ternyata Haris sedang duduk di teras rumah. Sepertinya Haris juga baru sampai rumah, karena masih lengkap dengan pakaian sekolahnya.
"Duduk dulu Na" perintah Haris saat Kirana sudah ada di hadapannya. Kirana pun langsung duduk. "Iya makasih"
"Tadi Fahmi bilang ke gue kalau dia dateng agak lambat soalnya dia masih ada urusan" ujar Haris.
"Oh ok" balas Kirana singkat.
"Lo gapapa kan? Kalau lo gak bisa nunggu biar gue anter lo pulang"
"Gapapa kok. Udah terlanjur juga gue disini"
"Ok deh. Yaudah yuk masuk Na" ajak Haris yang sudah berdiri terlebih dahulu. Tetapi Kirana masih ragu masuk atau tidak, soalnya ia mendadak jadi takut jika ia menjadi bahan obrolan tetangga Haris. Karena hari ini Kirana cuma sendiri biasanya bersama Difa dan Ema.
"Kok diem? Ayo masuk!"
"Gue nunggu disini aja deh"
"Takut? Takut di omongin sama tetangga gue?" tanya Haris.
Kirana mengangguk.
"Na, kayaknya kemarin lo kesini juga deh, dan santai aja kok masuk rumah gue"
"Itu beda. Gue kan sama Difa sama Ema"
"Sama aja Na. Di dalam juga kan ada pembantu gue. Ayo sini masuk!!"
Langsung saja Haris menarik tangan Kirana. Jika tidak dipaksa mana mungkin Kirana masuk. Kirana juga pasrah tangannya ditarik sampai ruang tamu.
"Duduk dulu Na. Gue ambilin minum" ucap Haris lalu pergi begitu saja menuju dapur tanpa melihat Kirana duduk dan sebelum Kirana menolak untuk diambilkan minum. Setelah duduk Kirana membuka ponselnya. Ada chat dari Fahmi.
Fahmi
Maaf yah Na. Harus nunggu. Gue udah di jalan kok.Iyaa. Hati-hati.
Tidak lama kemudian datanglah Haris dan Bi Tati. Haris sudah mengganti pakaiannya. Ia memakai kaos hitam polos dan celana hitam pendek selutut. Bi Tati, asisten rumah tangga membawa segelas es teh.
"Silahkan diminum non" ucap Bi Tati.
"Makasih Bi"
"Iya non. Kalau gitu saya permisi dulu ke belakang"
"Iya Bi"
Kirana pun langsung meneguk segelas es teh dari Bi Tati. Tenggorokan Kirana langsung segar. Setiap pulang sekolah Kirana juga selalu minum es teh di rumahnya, yang ia buat sebelum ke sekolah. Es teh menjadi minuman favorit Kirana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Donat Toping Kecap
Teen FictionDonat Toping Kecap menceritakan seorang perempuan introvert bernama Kirana Larasati yang tidak menyangka mengenal seorang laki-laki ekstrovert bernama Muhammad Fahmi. Kirana mengira Fahmi adalah sosok laki-laki yang akan mewarnai hidupnya menjadi in...