BAB 5

10 0 0
                                    

Selamat membaca❤️

*****

Kirana baru saja selesai makan malam bersama dengan ayah dan ibunya. Kirana mengambil ponsel di atas meja belajarnya, lalu merebahkan tubuhnya di kasur. Ia membuka aplikasi WhatsApp, ia menunggu chat dari Fahmi tapi ternyata tidak ada. Sebenarnya Kirana yang ingin minta maaf cuma ia sedikit gengsi.

"Chat, nggak, chat, nggak, chat, nggak, chat, nggak, chat"

Sudah 5 menit berlalu Kirana masih bingung. Kepalanya semakin pusing memikirkan Fahmi dari tadi. Bagaimana tidak Kirana sangat merasa bersalah sudah membentak Fahmi yang mempunyai niat baik mengantarnya pulang.

Takut Fahmi salah paham, Kirana akhirnya memberanikan diri meminta maaf ke Fahmi melalui chat.

Fahmi gue minta maaf yah.

20 menit Kirana menunggu balasan namun tidak ada balasan. Padahal Kirana melihat Fahmi sedang online.

"Kayaknya Fahmi marah sama gue. Gimana ini?"

Tidak ingin menyerah, Kirana kembali mengirimkan chat ke Fahmi.

Fahmi boleh nelfon?

Setelah terkirim, Kirana gelisah bagaimana jika Fahmi beneran menyetujuinya. Duh!! Kirana merasa menjebak dirinya sendiri.

Dan Fahmi sedang mengetik. Bisa di pastikan tangan Kirana langsung gemetar dan bibirnya mulai pucat.

Fahmi
Boleh.
Sorry yah tadi gue lagi
telfonan sama temen.

Kirana mulai mengatur nafasnya yang sudah tidak teratur. Jantungnya berdetak kencang. Ia berusaha untuk tenang.

"Bismillah Na. Lo bisa. Niat lo mau minta maaf kan? Yuk bisa yuk!" gumamnya.

Kirana menelfon Fahmi. Dan Fahmi langsung mengangkatnya.

"Hallo Na?"

"Hallo. Ganggu gak?"

"Nggak kok. Kenapa?"

Kirana berfikir apakah Fahmi sengaja tidak membaca chat pertamanya sampai ia menanyakan kenapa. Padahal Kirana ingin Fahmi langsung bilang kalau ia sudah memaafkannya.

"Gue minta maaf soal tadi"

"Maaf kenapa?"

Kirana menjauhkan ponselnya dari kupingnya. Ia tambah pusing mendengarkan respon dari Fahmi. Sudah jelas Kirana membentaknya tadi, tapi kenapa Fahmi sepertinya tidak peka atas permintaan maafnya.

"Gue tadi marah-marah sama lo. Maaf yah"

Kirana bisa mendengar Fahmi langsung tertawa. Kirana menjadi heran apa yang lucu dari ucapannya.

"Kok ketawa?"

"Lucu aja Na. Kok malah minta maaf sih. Gue gapapa. Yah gue tadi juga sempet bingung lo kenapa. Tapi setelah gue fikir barangkali lo cemas kalau orang tua lo liat ada cowok yang nganterin lo pulang"

Kirana bernafas lega. Ternyata Fahmi mengerti maksudnya. Walaupun Kirana tidak mengatakan alasannya kenapa tadi ia tiba-tiba turun dari motor.

"Na?"

"Iya?"

"Lo segitu takutnya yah?"

Kirana mengangguk memberikan jawaban. Padahal yang memberikan pertanyaan tidak melihatnya.

"Gue gak pernah di bonceng cowok sampai rumah"

"Iya gue ngerti kok. Hmm oh iya gue boleh tau nggak hobi lo apa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Donat Toping KecapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang