4

167 7 0
                                    

"mau beli es krim?"
tawar boun pada nya.
prem mengangguk kecil sambil tersenyum kecil pada boun.

"kakak yang beliin ya? ya? ya?:("
boun mengiyakan nya.

"yasudah ayo pergi beli"

"aku ga mau ikut, mau nunggu di sini aja"
boun mengiyakan nya, saat ia ingin beranjak dari duduk nya prem memanyunkan bibirnya bermaksud untuk mengode boun.

"hm?"
boun mengecup dahi, pipi, dan bibir nya terakhir.
prem tersenyum.

"saya ga di cium balik?"
prem menggeleng lalu melepas pelukannya, boun mempout kan bibir nya sambil menunjuk jari nya ke arah bibir.

"cium balik dulu, baru saya beliin eskrim"
prem mengecup pipi dan bibir nya.

"udah!"

"yasudah saya pergi dulu"
prem mengangguk kecil, muka nya masih memerah semerah tomat.

boun pun pergi meninggalkan halaman belakang.
sedangkan prem sedang melihat wajah diri nya yang sangat merah di kamera handphone nya.

-

setelah sekitar 15 menit berlalu.
boun pun kembali ke halaman belakang saat ia sudah selesai membeli eskrim untuk prem.

prem berlari ke arah boun dan memeluk nya erat.

"ana ecim na?"
boun gemas mendengar suara prem yang di buat buat seperti cadel.

"iya iya ini"
boun memberikannya kepada prem.
prem langsung mengambil nya, membuka bungkus dan memakan nya.

"duduk"
prem menggeleng.

"nda mau"
boun mengangkat nya, boun duduk di kursi yang tadi sambil memangku prem.

"enak?"
prem mengangguk semangat.

"kakak mau?"
ia menyodorkan nya kepada boun, boun menggigit sedikit eskrim nya lalu berterimakasih.

"terimakasih"

"terimakasih kembali kakak!"
boun mengelus rambutnya pelan.
prem memakan eskrim itu dengan sangat lahap.

"pelan pelan makan nya, es krim nya ga bakalan di ambil kok"
prem tidak mendengarkan nya, ia tetap memakan eskrim itu dengan cepat karna ia takut eskrim itu di ambil oleh boun.

boun hanya menggeleng seraya terkekeh kecil, tangan nya memeluk pinggang prem erat sambil mengelus ngelus pinggang nya pelan.

"prem, maaf ya."
prem mengerutkan dahinya kebingungan.

"kenapa kak?"

"maaf kalau saya sering bilang kalau makanan yang kamu berikan selalu saya buang, sebenarnya makanan itu saya makan, saya selalu berbohong pada mu akan hal itu, maaf."
prem terdiam sejenak.

"kak? kakak beneran makan? bukan nya kakak bilang masakan aku buruk banget ya??"
boun menggeleng lalu berbisik pada telinga nya -

"makanan yang kamu berikan adalah makanan favorit saya, saya suka sama masakan kamu."
prem tersenyum.
ternyata makanan yang selama ini ia beri kepada boun selalu di makan oleh nya.

"terimakasih kak.."
boun mengangguk.

"saya mau kamu yang masakin saya setiap pagi, dalam waktu dekat kemungkinan mulai besok kita akan tinggal berdua."
prem tak salah dengar kan? ia akan tinggal berdua dengan boun? dia pasti sedang tidak bermimpi saat ini juga.

"tinggal berdua?"

"ya, tinggal di mansion pribadi saya."
rasa nya mimpi, batin prem.

"kamu mau kan?"
prem mengangguk malu malu.
boun tersenyum saat prem mengangguk sebagai tanda jawaban nya, ia tertawa melihat mulut prem yang kotor terkena eskrim.

"sini saya bersihin dulu mulut kamu"
bukan nya membersihkan menggunakan tisu, boun menjilati bibir manis nya hingga bersih.
mengecup bibir nya sekilas sebagai tanda selesai.

prem mematung, ia di buat kaget oleh boun berkali kali.

"blushing?"
prem menutup muka nya menggunakan tangan nya untuk menahan malu nya.

boun mencoba untuk melarikan tangan nya yang menutupi muka nya dengan perlahan.

"k - kakak!"
boun terkekeh gemas.

"iya?"
prem berdiri dan berlari masuk ke dalam sambil menutup muka nya.

boun berjalan menghampiri nya, ia tak melihat prem di sekeliling ruangan.

"prem nya ke kamar nya, kamar nya di lantai dua boun"
ujar ibu nya prem.

"baiklah Tante, terimakasih"
boun pun pergi menuju ke arah lantai dua menggunakan tangga.

ia mengetahui kamar prem karena di depan pintu nya tertulis nama prem.

boun mengetok pintu nya.
"prem?"
prem membuka pintunya malu malu.

"keluar dulu sini"
prem keluar dari kamar nya sambil menutupi muka nya yang merah.

"kenapa tadi langsung lari?"
tanya boun.

"m - malu."
boun tertawa kecil.

"muka kamu merah banget, kaya kepiting rebus"
prem mendorong boun pelan hingga mundur beberapa langkah.

"yasudah, saya pamit pulang ya? besok jam 10 saya jemput kamu buat jalan jalan"
prem melepaskan tangan nya dari wajah itu lalu menatap boun.

"i - iya kak.."
boun mengecup pipi nya sekilas.

"besok sekalian kita lihat lihat mansion"
prem mengangguk kecil lalu melambaikan tangan nya kepada boun di saat boun sudah mulai berjalan turun ke bawah.

prem kembali masuk ke dalam kamar.
ia duduk di ranjang, ia benar benar tak menyangka. berkali kali ia menampar pelan pipi nya dan melihat kembali jari nya.

"ini bukan mimpi, ini nyata.."
ia benar benar mencerna semua kejadian yang tadi ia alami.

prem berkaca tepat di depan cermin yang berada di dekat ranjang nya.
muka nya masih memerah.

"rasa nya seperti mimpi, oh tuhan.."
ia memutuskan untuk mengganti baju nya saja.

setelah mengganti baju ia turun ke bawah karna sang ibu memanggil nya.

"nak, ayo makan malam dulu"
prem mengangguk.
ia duduk di samping sang ibu, sang ayah pun ada di dekat nya.

mereka makan malam seraya membicarakan tentang pernikahan boun dan prem, prem hanya menyetujui perkataan sang ibu dan ayah.

"kamu menerima perjodohan ini tidak terpaksa kan nak?"

"tidak ma, pa"
orang tua nya tersenyum.

"baiklah"

"oh iya besok aku pergi sama kak boun ya? kak boun bilang mau ngajak liat liat mansion"

"iya nak, tadi ada kok boun bilang"
prem tersenyum.

selesai makan, prem pun kembali ke kamar nya.
ia memutuskan untuk bermain game hingga larut malam.

prem bermain game hingga jam 12 malam.
saat ia sedang asik bermain, notifikasi pesan masuk dari ponsel nya.

"huh? siapa yang ngechat tengah malam?"

dugaan prem benar, itu boun.
boun mengirimnya pesan.
prem hanya membaca nya tetapi tak membalas nya.
hingga selang beberapa menit panggilan telpon pun masuk.

"halo?"
ujar prem.

"tidur udah hampir 1"
tak lain itu adalah boun, tunangan nya sekarang.

"nanti kak, aku lagi main game!"
prem menjawab nya dengan sedikit ketus.

"sekarang sayang, udah jam berapa ini?"

"huh! iya iya!"
prem mendengar boun terkekeh kecil.

"good night, i love you"

"too, i hate you"
boun tertawa karna nya.

"yakin i hate you?"

"iya iya, i love you too"
sebenarnya prem malu untuk menjawab nya, dengan cepat prem mematikan telepon nya dan bergegas untuk tidur.

HAII!
maaf yaaa baru up lagii, aku habis PTS soal nya☹️☹️
semogaa sukaa yaa, maaf gajelas cerita nya huhu..

always behind or beside you.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang