Ibu;

11 3 0
                                    


Tangan tangan berukuran besar mencengkram, membawa tubuh mungilku kesana kemari, menyentuh banyak benda asing yang tak ku kenali. Lelah sekali. Jujur saja, setelah dipaksa keluar dari sana, rasa capek yang berlebihan menyerang, efeknya sangat luar biasa, membuatku merasakan getaran aneh di perutku. Aku lapar.

Orang berbaju serba putih yang menggendong akhirnya melepasku setelah selesai dengan apapun yang barusan ia lakukan. Ku angkat kepalaku sedikit ke atas dan membuka mata. Terlalu terik, sakit sekali hingga aku terpejam kembali. Mencoba menerka-nerka dimana sekarang aku berada. Dengan sisa tenaga yang ada dan rasa lapar yang terus menggelora, tubuhku mencari jawabannya.

Oh!

Aku masih tidak tahu, tapi mulutku menemukan sesuatu. Besar dan kenyal. Aku mulai membiarkan mulutku melakukan tugasnya dan tersenyum karena lelah dan laparku berangsur-angsur hilang.

Sudah tenggelam dalam kenyamanan, aku membiarkan telapak tangan yang hangat mengelus punggung telanjangku




"Ibu sayang kamu.."

HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang