Lapisan lemak yang membuat kehangatan tubuhku tetap terjaga mulai meluruh, mereka mengguyurkan cairan encer yang merupakan elemen paling penting kedua di muka bumi ini; Air. Kurasa aku tak perlu membuang waktu dan tenagaku untuk menjelaskan elemen apa yang paling penting bagi bumi dan makhluk di dalamnya, bukan? Tentu saja! Kau akan mati jika tidak mengenal udara.
Dengan semua air yang membersihkanku ini, proses pembiasaan diri sebagai manusia dimulai. Aku mencoba. Lebih tepatnya, aku dipaksa. Dipaksa untuk terbiasa dengan segala yang ada di sekitarku. Hembusan angin yang menyapu wajahku, memberikan efek tenang setiap waktu. Gemericik air yang kadang terdengar begitu menggangu. Suara suara berisik dari manusia lain, yang menandakan bahwa aku sama sekali tak akan pernah sendirian disini, mereka bersamaku, aku dan manusia manusia itu, kami saling berbagi tempat di bumi.
Lama sekali prosesnya, perasaan asing lain mulai menggelitik. Dingin. Kuperhatikan kulit jari jari mungilku mengekerut, tidak sakit, hanya terasa aneh karena belum terbiasa dengan ini semua. Beruntung, seseorang akhirnya menaruh tubuhku di atas permukaan yang begitu empuk, tubuhku akhirnya diperlakukan secara manusiawi dan dibungkus dengan kain lembut, mengusir semua rasa dingin yang membuatku menggigil.
Aku mengenali perasaan ini, nyaman sekali. Kehangatan mulai memelukku, aku merindukan tempat itu.
"Lucunya! si bayi tersenyum!"