Hyunsu POV
Rasanya mataku memberat, kepalaku juga sangat pening. Namun aku mencoba membuka mataku secara perlahan. Bias cahaya mulai memasuki indra penglihat ku.
Apa ini surga?
Apa di surga ada lampu juga?
"Kau sudah sadar?"
Aku menoleh pada sumber suara itu. Tentu aku hafal dengan suara berat itu.
Tangannya kemudian mengelus kepala ku dengan lembut. Seakan aku akan hancur jika ia melakukannya dengan kasar.
Namun, Seungcheol tidak mungkin selembut dan sehangat ini, kan. Apa ini mimpi? Jika benar aku ingin mengatakan bahwa aku sangat menyukai Seungcheol dan sikap lembutnya ini. Namun....
"Apa kau sulit untuk berbicara?" Tanyanya, aku kemudian mulai memindai tempat ini.
Ini rumah sakit!?
Aku masih belum bisa mencerna semua sampai Seungcheol menggenggam tanganku aku kembali tersadar. Bahwa aku tidak bermimpi. Genggaman ini terlalu nyata untuk sebuah mimpi, aku tidak ingin dia melepaskan tangannya.
"Apa kau ingat saat kau kecelakaan?" Tanyanya lagi, namun aku masih diam.
Aku mengingatnya.
Namun situasi ini mengingatkan ku pada novel yang pernah aku terjemahkan. Di novel itu, saat situasi ini terjadi pemeran utama berkata kalau dia tidak ingat...
Apakah aku bisa menggunakan cara itu juga? Untuk menunda perceraian ku, setidaknya biar kan aku menatap dan berbicara dengan Seungcheol lebih lama lagi. Namun, bukan kah itu konyol jika aku benar-benar melakukannya.
"Apa kau mengenaliku?" Tanya Seungcheol lagi
"Siapa.... anda?"
Bodoh. Dua kata itu keluar begitu saja dari mulut ku.
Seungcheol pun berdiri dari duduknya, dia terkejut.
"Cha hyunsu" ucapnya pelan.
Aku tahu. Kebohongan yang terucap begitu saja ini, mengawali kehidupan baru ku. Aku akan bersandiwara, untuk mempertahankan rumah tangga ku.
Hyunsu POV end
-
-
-
-Seungcheol duduk diluar ruangan dokter yang menangani Hyunsu bersama bibi Cha. Seungcheol juga sudah menceritakan bahwa Hyunsu tidak mengenalinya.
"Walaupun begitu, syukurlah hyunsu kembali sadar" ucap bibi Cha.
"Tapi dia tidak mengingat saya" ucap Seungcheol sambil menghela napas.
"Kata dokter tidak ada keanehan di otaknya, mungkin ingatan beberapa tahun terakhir ini yang hilang. Jika Hyunsu mengambil beberapa terapi mungkin dia akan mengingat nya. Jadi jangan terlalu khawatir, dan malam ini kau pulang saja. Kau sudah empat hari tidak pulang, kau harus istirahat...."
"Tidak, aku tetap disini saja. Aku tidak tenang jika di rumah" sela Seungcheol. Namun beberapa kalimat bibi Cha agak menenangkannya.
"Baiklah. Kalau begitu terimakasih atas kerja kerasmu, cheol-a" ucap bibi cha dengan menyentuh pundak Seungcheol
"Iya, hati hati dijalan bi" bibi Cha kemudian berlalu.
Setelah Seungcheol dari ruangan dokter, dia kembali menuju ruangan hyunsu dirawat. Seungcheol memasuki lift lalu menekan nomor lantai dimana ruangan hyunsu berada.
Seungcheol menghela napas kasar, kemudian dia menyandarkan tubuhnya pada dinding lift. Menyugar rambutnya kasar kemudian dia meremasnya. Seungcheol rasanya sangat frustasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
If
Storie d'amoreRasa cinta Hyunsu pada sang suami, membuatnya berani melakukan sandiwara konyol demi menyelamat kan pernikahannya