3.

7 2 0
                                    

Seungcheol POV :

Beberapa saat lalu, aku menyuruh bibi mengantarkan Hyunsu ke kamarku. Kemudian saat bibi kembali dari kamar, aku yang masih di ruang tamu menyuruh bibi membawa beberapa pakaian Hyunsu ke kamarku. Aku membawa hyunsu ke kamarku bukan tanpa alasan. Aku tidak ingin terjadi hal yang tidak ku inginkan saat hyunsu tidur sendiri.

Maksudku, dia bisa saja menindih tangannya yang masih terluka itu. Akan merepotkan jika tangannya tidak segera sembuh dan ingatannya tidak segera kembali.

Bukannya apa, hyunsu memang kecelakaan karena kecerobohannya sendiri. Namun saat kecelakaan itu, ketika melihatnya bersimbah darah entah mengapa tubuhku ikut melemas. Bahkan saat matanya yang setengah terbuka menatapku, rasa bersalah menyerbu diriku. Bahkan saat dia sudah sadar pun perasaan itu begitu menyiksa ku. Ditambah saat dia tidak mengingat apapun tentangku dan hubungan kami. Rasanya itu membuatku sangat frustasi. Sial.

Aku lah yang harus bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi padanya. Seharusnya aku tidak membahas perceraian yang begitu ditolak oleh hyunsu sehingga membuatnya begitu emosi sampai dia kehilangan arah saat berjalan dan menghiraukan panggilan ku, sampai tubuhnya terhempas dan darah mengalir keluar dari tubuhnya.

Aku memejamkam mata kembali saat teringat kecelakaan itu.

Aku akan berusaha membuat hyunsu mengingat kembali apa yang telah dia lupakan. Dan memperbaiki semuanya.

Saat pikiran ku masih berkecamuk, bibi kembali dari kamarku

"Karena terburu-buru saya hanya membawa beberapa pakaian dan beberapa kebutuhannya ke kamar anda tuan" kata bibi.

"Terima kasih bi. Emh.. Menurut bibi istriku bagaimana?"

"Nyonya?" Bibi malah kembali bertanya, yang hanya aku jawab dengan anggukan.

"Apa yang berbeda dari istriku sebelum dan sesudah dia hilang ingatan?" Tanyaku kemudian

"Kalau dilihat, aura nyonya memang sedikit berbeda tuan. Tapi saya tidak begitu yakin" kata bibi.

Sebenarnya aku tidak terlalu paham bagaimana aura hyunsu saat sebelum kecelakaan karena aku tidak pernah berbicara banyak dengannya. Namun saat aku bersamanya, yang bisa kurasakan adalah dia orang sabar.

"Tolong beritahu aku kalau ada yang tidak biasa dari istriku"

"Baik tuan. Kalau begitu saya akan menyiapkan makan malam secepatnya" kata bibi

"Bibi tidak perlu menyiapkan dengan terburu-buru hyunsu pasti membutuhkan waktu yang lama untuk mandi" kataku sambil berlalu menuju kamar

"Bukankah tuan harus membantunya?" Pertanyaan bibi membuatku berhenti sejenak.

Membantunya ya? Haruskah?

Aku menghiraukan pertanyaan bibi, namun aku memikirkannya. Sepertinya benar kata bibi, hyunsu pasti kesulitan untuk mandi sendiri. Aku akan mengajaknya mandi bersama saja.

Seungcheol POV End

-
-
-
-

Hyunsu POV :

Mandi bersama? Sudah beberapa kali?

Kapan??

Sebenarnya yang sakit kepala aku apa seungcheol sih?

Tanpa sadar aku memundurkan langkah ku karena Seungcheol yang ikut masuk kedalam kamar mandi.

Ahh tidak. Aku berdebar, sial.

"Kau serius?" Tanyaku berusaha menutupi kegugupan ku

"Kita kan suami istri"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang