Terlalu Bodoh

297 20 3
                                        

Jika di dunia ini ada kategori orang terbodoh dalam urusan cinta, itu pasti aku...

Aku memaafkannya...

Aku juga membuka hatiku kembali untuknya...

Dan aku kembali berharap padanya...

Berharap ia masih memiliki perasaan padaku...

Walau sedikit...

~ Halfway house ~

Aku tersenyum simpul ketika menerima pesannya hari demi hari. Aku bahkan melupakan rasa sakit hatiku dulu karena pesannya yang terdengar manis dan tulus.

Karena itu, aku teringat hari-hari manis yang ku habiskan berdua dengannya di masa lalu.

Waktu itu, ketika jam istirahat telah berbunyi, ia mendekatiku lalu memasangkan headset di telinga kananku, sedangkan satu headsetnya yang lain terpasang di telinga kirinya dengan ia yang ikut duduk di sampingku.

Waktu itu ia juga tersenyum lebar ke arahku ketika aku sedang sibuk menikmati musik yang ia putar melalui ponselnya, dan aku yang melihat senyuman itu sontak ikut tersenyum bersamanya.

Dia memang tidak setampan kakak kelas yang pernah ku sukai atau teman sekelas lain yang juga pernah dekat denganku, tapi ia punya pesona yang berbeda. Dan karena itu, hatiku ikut terjerat oleh dirinya.

"Aku benar-benar bodoh." Ucapku pada diriku sendiri sembari merebahkan tubuhku di kasur empukku

Bagaimana bisa aku kembali menikmati moment-moment indah itu setelah di sakiti olehnya? Aku bahkan memaafkannya padahal sisi lain dari hatiku telah bertekad membencinya.

Apa aku benar-benar sudah menyukainya sampai ketingkat terbodoh hingga membohongi hati nuraniku sendiri?

Tapi aku benar-benar menyukainya. Jika bukan dia, aku harus menyukai siapa? Hanya dia yang bisa merobohkan dinding hatiku yang keras ini.

'Apa kau bisa berjanji untuk tidak menyakitiku lagi?'

Aku mengiriminya pesan setelah berpikir keras tentang apa yang harus aku lakukan dengan perasaan bodohku ini.

Lama menunggu, ia pun membalas pesanku dengan yakin.

'Ya, aku berjanji tidak akan menyakitimu lagi.'

Sudut bibirku sontak tertarik, membentuk senyum simpul tak kala membaca pesan balasannya.

Hatiku juga ikut tenang. Dengan begitu, aku tak akan sakit lagi ke depannya.

Ya. Awalnya aku berpikir seperti itu hingga 2 bulan berlalu dengan cepat dan ia kembali berubah menjadi dingin.

Dia yang tadinya sering menghubungiku sudah tak pernah lagi menghubungiku hingga tiba-tiba ia memberiku kabar yang sukses membuat jantungku terpukul cukup kuat.

'Aku sudah menemukan seseorang yang aku sukai. Dia gadis yang cantik, baik dan pekerja keras.'

Sial...

Aku disakiti olehnya lagi dan lagi...




Tbc

Halfway HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang