pembuka : midnight donuts <3

1.3K 104 15
                                    

UGH, mau pipis.

Pukul dua dini hari.

Heeseung terbangun karena ingin pipis. Dengan enggan ia beranjak dari tempat tidur, lalu berjalan keluar kamar dan pergi ke kamar mandi untuk mengosongkan kantung kemihnya yang merengek pada dini hari tersebut.

Heeseung harus berjalan cukup jauh, hanya ada satu kamar mandi di setiap lantai. Tapi jaraknya tidak terasa karena Heeseung masih mengantuk. Tahu-tahu dia sudah sampai di kamar mandi, lalu menyelesaikan urusannya untuk pipis.

Keluar dari kamar mandi, mata bulatnya terbuka sempurna. Wajahnya segar. Heeseung baru sadar setelahnya bahwa cuci muka pada saat begini bukanlah hal yang tepat. Bibirnya melengkung; menyadari bahwa sudah tidak ada kantuk yang terasa di matanya. Dia tidak akan bisa tidur lagi sekarang.

Asrama sepi dan sunyi, serta gelap karena semua lampu sudah dipadamkan. Heeseung merasakan jantungnya mulai berdebar lebih kencang; ia takut.

"Ugh.." Heeseung merasa agak takut karena kesadarannya sudah terkumpul sekarang. Dia melihat semuanya gelap gulita dan ia pikir hanya akan menjadi sia-sia jika menyalakan lampu. Toh, dia hanya akan kembali ke kamar sekarang.

Iya, tadinya niat Heeseung memang ingin langsung kembali ke kamar. Sebelum netranya tidak sengaja melirik ke bawah, dimana dapur berada. Lemari es di dapur tersebut tidak mungkin dimatikan juga, dan cahaya biru dari lampu LED-nya menarik perhatian Heeseung.

"Ung? Oh!" Dan seketika Heeseung ingat sesuatu. Alih-alih pergi ke dapur, Heeseung memilih untuk berlari ke arah lain. Rasa takutnya buyar karena dia punya tujuan lain sekarang.

Kamar Sunghoon.

— 🍩

[Ayo, pergi ke kamar Kak Hoon-ie.]

Sunghoon tentu saja sedang tidur ketika Heeseung menyelinap masuk ke kamarnya. Pemuda bermata bulat itu berbinar senang ketika melihat Sunghoon yang tertidur dengan tenang di tempat tidurnya.

Dalam hati berdecak kagum, Sunghoon bahkan masih terlihat sangat tampan bak pangeran ketika sedang tertidur. Sedangkan Kak Jungwon berkata bahwa Heeseung tertidur seperti gerakan jarum jam yang tidak berhenti bergerak seperti cacing kepanasan dalam tidurnya.

"Kak Hoon-ie?" Heeseung bersimpuh di sebelah Sunghoon, memperhatikan apakah pemuda tampan itu akan bangun atau tidak. Setelah lima panggilan dan Sunghoon belum bangun, Heeseung memutuskan untuk naik ke tempat tidur lalu duduk di atas Sunghoon.

Iya, bukan duduk di atas ranjang, tapi di atas perut Sunghoon, lebih tepatnya. Tanpa rasa bersalah, dia mulai mengguncang pelan tubuh Sunghoon dan memanggilnya kembali, "Kak Hoon-ie! Bangun!" Kali ini lebih keras dan menuntut, tapi Heeseung masih berusaha untuk menjaga suaranya agar tetap tidak lebih dari berbisik.

Sunghoon mulai terusik. Tentu saja, ada beban di atas tubuhnya dan guncangan pelan tapi tidak sabaran yang bisa ia rasakan.

Matanya terbuka dan cengiran polos Heeseung menyambutnya ketika kembali ke alam sadarnya, "Kak Hoon-ie,"

"Bambi?"

Heeseung mengangguk dan kembali berbisik, "Ya, Kak Hoon-ie! Ini Heeseung-ie." Mata bulatnya menatap Sunghoon dengan lekat. Lalu katakan kepada Sunghoon bagaimana caranya untuk marah?

Sunghoon akhirnya hanya bisa menghela nafas kecil sebelum tersenyum tipis kepada dia yang duduk di atas perutnya itu, "Bambi, kamu kenapa bangun, hm?" Dengan mata yang masih mengantuk, Sunghoon mendudukkan dirinya, membuat Heeseung melorot jatuh ke pangkuannya.

"Habis pipis, Kak Hoon-ie," Jawab anak itu apa adanya, mengundang tawa kecil lawan bicaranya. Entah mengapa jawaban itu membuat Sunghoon tergelitik; lucu.

sweet shots Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang