(🦉) knock-knock!

938 50 14
                                    

Heeseung terbangun di tengah malam. Lalu tidak bisa tertidur lagi. Takut.

Ada suara–suara yang terdengar mengerikan dari bawah tempat tidurnya. Juga bayangan hitam di balik tirai yang seakan siap menerjangnya kapan saja.

Heeseung was–was, gelisah, terlalu takut untuk mengabaikannya saja dan menutup mata. Tidak. Dia tidak bisa melakukan itu.

Jantungnya berdebar tidak nyaman dan itu menyiksanya. Heeseung terlalu takut sampai kepalanya terasa pusing dan matanya panas karena ingin menangis.

"I–iki.. tolong.. ada hantu—!"

Heeseung butuh Iki.

Kakinya secepat kilat beranjak turun dari tempat tidur lalu berlari ke arah kanan, melewati beberapa pintu kamar lain sampai di sebuah pintu kamar yang masih berada satu lorong dengan kamarnya, sebuah pintu kamar berstiker 'Jangan ketuk pintu ini.'

Semenakutkan apapun hantu, Riki lebih menakutkan ketika sedang marah. Mengetuk pintu Riki sekarang tentu saja akan membuatnya marah karena terganggu, kan?

Heeseung takut!

Tapi, situasi saat ini genting!

Ada hantu di kamarnya!

Heeseung hendak mengetuk pintu kamar itu— melakukan sesuatu yang tidak disukai oleh pemiliknya. Namun, sebelum sempat melakukan itu, bayang–bayang wajah Riki yang sedatar tembok dan sedingin es krim yang baru saja dikeluarkan dari freezer, muncul dalam benaknya.

Heeseung, kan, jadi bimbang. Takut!

Heeseung tidak mau menghadapi Riki yang sedang marah. Heeseung hanya ingin disayang-sayang olehnya! Dan kalau Riki marah, artinya Heeseung tidak akan disayang-sayang olehnya. Itulah yang membuat Heeseung begitu takut melihat Riki marah.

Sempat terbesit niat untuk kembali saja ke kamarnya, namun tiba–tiba angin berhembus di tengkuknya. Mengantarkan sensasi dingin yang membuatnya meremang.

Lalu jendela besar yang berada di ujung lorong terbuka, angin–anginnya menerbangkan tirai dan Heeseung kembali merasa akan ada sesuatu yang menerjangnya tak lama lagi.

Untuk itu ia sudah tak punya banyak waktu untuk berpikir lagi.

"Knock knock, Iki? Knock knock!"

Ah, berhubung Heeseung sama takut pada hantu dan Riki yang sedang marah, maka Heeseung tidak akan melakukan sesuatu yang akan membuat Riki marah.

Kalian lihat sendiri, kan? Heeseung tidak mengetuk pintunya! Dia hanya membuat suara ketukan pintu dengan suaranya.

Uh, setidaknya itu lebih baik, kan? Meskipun dia tidak berani melakukannya dengan suara keras dan hanya bisa mengeluarkan suara seadanya karena sudah lemas.

Si mata bulat sudah pias dan airmata akhirnya tidak bisa terbendung lagi. Dia mencoba memutar kenop pintu kamar itu sembari mendorongnya.

"Knock knock, Iki.. huks..."

Lalu Heeseung terdorong. Pintunya terbuka dari dalam. Dan muncul sesosok pemuda yang paling ingin Heeseung peluk.

"Iki!!!!!"

"Kak Heeseu." Pemuda itu menghela nafas, suaranya berat sekali saat menyebut nama Heeseung.

Mendengar respon Riki yang agak masam membuat Heeseung otomatis melengkungkan bibirnya ke bawah. Heeseung maunya langsung dipeluk Riki!

Karena pelukan Riki adalah pelukan terbaik di dunia! Pelukan Riki menghapus semua ketakutan Heeseung. Berada dalam dekapan Riki yang hangat membuat Heeseung merasa aman.

sweet shots Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang