(❄️) cold, colder, coldest

1.2K 61 17
                                    

Musim salju pertama Jungwon setelah pertama kali mengenal Heeseung dingin sekali. Seperti biasa.

Tapi, bagi Jungwon, dinginnya menjadi sedikit berkurang karena kehadiran sesosok pemuda tinggi bertubuh ramping yang punya dua mata bulat seperti mata rusa yang menawan.

"Kak Heeseung. Nggak usah gugup, ya, Kak. Latihannya udah sempurna, di panggung pasti bakalan lebih baik lagi." Jungwon menenangkan pemuda itu yang nampak gugup sampai wajahnya agak pucat.

Kebetulan waktu itu, Jungwon adalah salah satu anggota SC, atau Student Council (Organisasi murid resmi sekolah), dan menjabat sebagai salah satu anggota Divisi Humas dalam susunan kepanitiaan acara Winter Festival di sekolah mereka. Sedangkan Heeseung adalah anak kelas dua belas yang diundang untuk mengisi acara karena sudah bukan rahasia lagi bahwa dia sangat pandai bernyanyi.

Heeseung itu sangat pemalu, dia bukan orang yang suka menonjol di ruang publik dan lebih suka tersembunyi dan hidup dengan biasa. Tampil di atas panggung di dalam auditorium yang menampung seluruh warga sekolah pasti akan terasa mendebarkan baginya.

Huh, membujuknya untuk setuju tampil pada saat awal diundang saja sangat sulit. Ketika dibujuk dengan kalimat bahwa mungkin ini adalah kesempatan terakhirnya untuk mengabdi pada sekolah karena dia sudah kelas dua belas yang akhirnya bisa meluluhkannya.

Semua jadwal latihan dan keperluan Heeseung untuk tampil di acara tersebut dipegang oleh Jungwon, Jobdesk miliknya sebagai anggota Divisi Humas Winter Festival tahun itu. Lalu dari sana mereka banyak bertemu dan akhirnya bisa saling mengenal.

Heeseung tidak tahu apakah ini juga bagian dari tanggung jawab Divisi Humas untuk menemani pengisi acara untuk latihan sampai mengantarkan pulang, tapi Jungwon melakukan semua itu untuknya dan ia cukup merasa tersanjung atas pelayanan dan kerja Divisi Humas Winter Festival sekolahnya tersebut.

"Iya, Jungwon. Makasih, ya. Akhirnya tiba juga di hari tampilnya. Sorry banget karena aku udah ngerepotin kamu untuk semua jadwal latihan dan keperluan tampilku selama ini." Heeseung meringis sembari menatap Jungwon dengan teduh.

Jungwon tersenyum lebar dan meremat tangannya diam-diam, Oh, apa bisa senyuman seseorang jadi secantik itu? "Jangan bilang begitu, Kak. Itu udah jadi tanggung jawabku, tanggung jawab kami selaku panitia pelaksana acara ini. Sekali lagi terima kasih banyak, ya, Kak, udah bersedia untuk tampil."

Heeseung mengangguk dengan senyum tipis yang meski begitu ampuh untuk mengurangi dingin dalam hati Jungwon. "Makasih juga, Jungwon."

Heeseung tampil dengan memukau. Suaranya merdu dan ia berhasil membawakan lagunya dengan sempurna. Semua orang bertepuk tangan dengan meriah saat ia selesai menampilkan lagu yang dibawakannya. Dengan pipi yang merona merah pekat —mungkin juga karena kedinginan— Heeseung mengucapkan terima kasih sebelum turun dari panggung.

Mungkin karena masih merasakan euforia panggung, si mata bulat refleks memeluk Jungwon setelah ia sampai di belakang panggung. "I did it, Jungwon!" Serunya dengan bahagia, lega sekali, dan belum sadar ia merayakannya dengan memeluk Jungwon yang tidak bisa untuk tidak tersenyum lebar dan ikut merasakan euforia si mata bulat.

Perutnya tergelitik dan Jungwon sangat tahu alasannya. "Of course, you did it, Kak. Perfectly."

Perfectly. Heeseung merona kala ia akhirnya tersadar setelah Jungwon memujinya. Ia melepaskan pelukan mereka dengan malu-malu dan pipi yang masih merona.

"Nggak sesempurna itu, tahu..."

Jungwon terkekeh kecil, "Nggak, Kak. Emang perfectly itu. And that's why you need a perfect celebration as well." 

Jungwon memantapkan hatinya. Ini waktunya. Dia harus melakukannya sekarang atau tidak sama sekali. Dia harus memanfaatkan momen ini untuk mengajak Heeseung menghabiskan waktu bersamanya untuk merayakan suksesnya dia hari ini. Sebelum libur musim dingin akan memisahkan mereka besok.

sweet shots Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang