PERKENALAN

6 1 0
                                    

Happy reading

🍁🍁🍁🍁

Kini Javin tengah duduk disofa ruang keluarga,setelah tadi di seret oleh anaknya untuk menjelaskan tentang makhluk mungil menggemaskan yg sekarang sedang menatap serius dirinya dan Javas.

Dan itu membuat Javin maupun Jarvan ingin mencubit pipi chubby Al saking gemesnya melihat raut wajah serius anak itu.Tapi itu mereka urungkan karna ada yg harus di bicarakan.

Sebelum mulai menjelaskan,Javin berdehem terlebih dulu.

"Jadi gini...."ujarnya yg malah tidak jadi menjelaskan saat dia baru menyadari dan melihat ada cemilan kesukaannya di bawah meja.Ia segera mengambil dan sibuk memakannya. Melupakan tujuan dirinya ada di sana.

Javas mendengkus kesal saat melihat Papanya yg malah sibuk memakan cemilan. Ditambah ia harus mendengarkan suara keriuk dari cemilan yg papanya makan membuat Ia semakin kesal.Bahkan karna cemilan sialan itu papanya tidak jadi menjelaskan dan mengabaikannya.

"Pah!ini kapan ngejelasinnya sih kalau papa makan mulu!"kesal Javas pada papanya yg kalau sudah bertemu cemilannya serasa dunia milik sendiri

Javin tersenyum tanpa dosa saat mendengar suara sang anak.Sungguh dia tadi lupa saking asiknya dengan makroni cemilan kesukaannya itu.

Bahkan saking bucinnya Javin dengan cemilan itu.Dia sampai mengabaikan sekitarnya.Ia juga menyetok banyak makroni dengan berbagai rasa.Dan kalau pun kalian kasih hadiah antara uang atau makroni maka Javin lebih memilih cemilan kesukaannya dari pada uang.

"Cie....nungguin ya"goda Javin menaik turunkan alisnya sambil memakan makroni.

"Nggak!,nunggingin!.dah tau nanya?!."
ngegas Javas lalu mendengkus kesal.
Rasanya ingin sekali ia mencakar wajah papanya yg menyebalkan itu.

Javin terkekeh melihat wajah kesal anaknya itu."Iya iya gue jelasin.Tapi muka lo kondisikan dulu.Jelek noh gak enak dipandang"

Javas mendelik tak suka ke arah papanya itu "Sembarangan!,muka papa noh yg gak enak dipandang."

"Dahlah ngapain bahas muka sih.Gue di sini cuma mau dengerin penjelasan papa,ngapa jadi ribet gini sih.Buruan jelasin!"lanjut Javas.

Jangan heran jika tiba-tiba Javin maupun Javas menggunakan bahasa gaul saat mengobrol. Karna terkadang mereka akan terlihat seperti sepasang ayah dan anak.Atau sebagai kakak dan adik.

Javin meletakkan sejenak toples cemilannya itu diatas meja.Kemudian mulai menjelaskan.

"Jadi gini..waktu gue pulang dari kantor sekitar jam sebelas malam,gue liat ada si Al yg lagi tidur di kursi halte.Terus gue samperin dan gue bangunin.Habis tu gue tanya ngapain disono.Dia bilang kalau dia lagi nunggu hujan reda untuk cari kos kosan."

"Nah karna gue tau cari kosan di Jakarta itu susah,apalagi dah larut malam.Gue ajak pulang ke rumah.Gue juga kasian sama Al karna dia juga dah gak punya bonyok.Gak kebayang kalau dia harus luntang lantung cari kosan malam malam.Apalagi sekarang rawan penculikan.Begenoh." Javas mengangguk anggukkan kepalanya mendengar penjelasan dari Papanya itu.

"Berarti Al bakalan pergi dari sini dong hari ini"lirihnya sambil melihat Al yg kini tengah tidur ntah sejak kapan.

Ada perasaan tak rela jika memang Al akan pergi dari rumahnya.Ia pun tak mengerti kenapa ia merasakan hal itu.Apa karna dari dulu dia ingin memiliki seorang adik atau karna dia ingin memiliki seseorang yg bisa menemaninya di rumah saat Papanya sibuk bekerja?.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Thank For The Happines So Far (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang