qamar adhlan terkelip - kelip, seolah - olah sedang memproses permintaan gadis di depannya. mata teralih kepada safwan di sebelah.
" dia nak ambik gambar dengan kau tu, jawablah. " safwan tersenyum kecil, qamar adhlan terus bangun.
" so-sorry. saya segan. " dia menggigit bibir bersama telinga yang berubah merah.
" sa-saya mitak– eh, mintak! mintak diri! " dia terus berlari meninggalkan tempat itu.
" lan! " panggilan daripada safwan tak diambil peduli.
" sorry, adele. lan memang macam tu, dia memang pemalu gila - gila kalau dengan perempuan. " penerangan safwan diiringi sengihan kecil.
" tak– pe. " otak adele blank.
" saya pergi dululah, ya? nak kejar lan. "
" bye, safwan. " ucap isya, lelaki itu tersenyum sebelum beredar.
" ad? " daisy menyentuh bahu adele, gadis itu terkelip - kelip memandangnya.
" megan adhlan tu– comel! comel gila! uwaaa, comel! "
terperanjat daisy dan isya yang melihat tingkah adele. ni ke rupa orang yang baru lepas bercakap dengan crush lepas empat tahun stalk dalam diam?
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
" mana awek aku ni? penatlah tunggu. " mata adele meliar ke seluruh tapak perhimpunan.
" amboi, awek eh? " teguran daripada fisya di sebelah melakarkan sengihan pada wajah adele.
" kuat sangat ke aku cakap? " adele menampar - nampar bibirnya, fisya tergelak.
" bolehlah setakat aku yang berdiri sebelah kau ni nak dengar. " adele tersengih mendengar balasan fisya.
" oi, tu. " fisya memuncungkan bibir ke suatu arah, laju sahaja adele memandang sebelum dia tersenyum tanpa henti.
adele rasa nak pitam apabila qamar adhlan tiba - tiba melihat ke arahnya. tapi yang buat adele nak menangis, riak wajah lelaki itu yang agak berbeza. langkahnya juga lebih laju daripada biasa.
ni yang buat orang nak overthinking ni!
adele langsung tak focus terhadap perhimpunan yang dijalankan, fikiran hanya diisi dengan seorang qamar adhlan. usai perhimpunan, dia pantas mendapatkan daisy dan isya.
" weh, dia pandang aku lain macamlah harini. " adele meluahkan kegusaran hatinya, wajah jelas menunjukkan yang dia tak senang duduk.
" dia malu la tu, tak perasan ke muka dia merah haritu? " daisy sengih.
" entah - entah, dia annoying dengan aku? "
" ad, kau sejak kenal dia, overthinking aje kerja, kan? " isya berpeluk tubuh.
" tak - tak, sumpah aku tengok dengan mata kepala sendiri weh. reaction dia tu. " adele mengeluh.
" nanti - nanti jela aku pikir, jom masuk kelas dulu. " dia berjalan mendahului.
" eh, siah ni. tadi mintak pendapat, ni dia pulak yang blah dulu. jomlah, isya. " daisy dan isya terus mengikut jejak langkah adele yang sudah jauh di hadapan.
jalan punya jalan, tiba - tiba adele berhenti melangkah. kelihatan dia memandang ke suatu arah, lama.
" kau tengok awek kau tu, stop dekat tengah - tengah laluan orang. " daisy tergeleng - geleng.
" ewah, awek kaulah. " mereka berdua terus mendapatkan adele yang sudah berjalan sambil memandang tanah bersama bahu yang jatuh.
" ad. " tegur isya.
" dia avoid aku. " perlahan sahaja nada suara adele.
" hah? " daisy tengok isya.
" tadi a.f dengan safwan nak lalu sini. tapi bila nampak aku, dia cepat - cepat tarik tangan safwan pergi arah lain. " adele tarik nafas dalam sambil menahan tangis lalu dihembus kasar.
" adele mikayla. " dia terus memandang daisy.
" mungkin dia memang malu dengan kau? time kau ajak ambik gambar baruni pun dia cakap yang dia segan. " adele geleng sambil tatap lantai.
" aku tak nak kacau dia dah. aku tak nak dia makin tak selesa dengan aku. " adele senyum segaris sebelum mengangkat kepala,
" it's time to let him go. "
' 10 september 2022 ; 1.47 p.m.
YOU ARE READING
teruntukmu, ✔︎
Novela Juvenilyang aku sukai, yang aku sayangi, dan yang kucintai ini dia, hasil pena daripada seorang yang kamu tidak peka akan kewujudannya, tapi tetap setia mengagumi kamu setiap masa " fii amanillah. " - adele mikayla imagination + experience >>> light romanc...