30

78 1 0
                                    


"Fernand! Ayok sarapan nak!" Teriak seorang perempuan yang sedang berada didapur. Ia terlihat sibuk memasak dan menata masakanya yang lain ke meja makan.

"Waaah!!! Sandwich!!" Girang seorang gadis lalu hendak memakannya.

"Itu punya Fernand! Sarapanmu yang itu!" Tunjuknya pada sepiring nasi goreng biasa. Gadis itu sedikit mendengus kesal.

"Kenapa ra? Mau sandwich ini?" Tanyanya ketika duduk di kursinya.

"Itu sandwich spesial buat kamu Fernand! Mama kan tau kesukaan kamu itu sandwich"

"Percaya gak, kalo dulu itu gue tinggal dirumah yang ada diujung sana!"

Tiba-tiba gadis itu mengingat hal yang kemarin.

"Gak deh, Zora emang lebih suka nasi goreng kok!" Tolaknya dengan memakan lahap nasi gorengnya.

"Ma! Fernand gak suka ya mama beda-bedain Fernand sama Zora!" Ujarnya sambil menatap mamanya geram.

"Kok bahas itu sih?" Kesalnya.

"Ma! Zora juga sekarang anak mama! Harusnya mama juga nyari tau dong kesukaan Zora! Atau ngga samain lah menu sarapan kita!"

Zora hanya diam saja menyimak drama pagi didapur rumahnya ini.

"Inget ma, tanpa papanya Zora, kita bukan siapa-siapa!" Ucapnya lalu pergi begitu saja.

"Fernand!!" Panggil mamanya berusaha menahan kepergiannya.

"Abang nunggu diteras Ra!" Teriaknya sebelum benar-benar pergi.

"Tuh liat! Gara-gara dia tinggal sama kamu! Ketularan tuh virus nakalnya!" Marahnya sembari membereskan alat-alat masak dengan emosi.

Duk! Preng!

Nafsu makan Zora lama-lama hilang juga karena kondisi lingkungannya seperti itu.

"Ma, Zora berangkat ya" Pamitnya lalu pergi.

Perempuan itu hanya mendecih lalu menengok sedikit. Ia melihat Zora membawa kotak bekal yang ternyata itu adalah sandwich buatanya.

"Anak bandel!!" Emosinya lalu mengikutinya.

"Sudah kubilang itu untuk...." Omelanya terhenti ketika melihat Fernand sedang melahap sandwichnya dengan ceria. Ya, wajah yang selalu ia rindukan. Dulu, Fernand hanya bisa makan makanan enak sesekali, dan raut wajah bahagia itu selalu menghiasi wajah tampanya. Ia terharu melihat anaknya ternyata sudah besar.

•••••

"Abaaaang!!! Awaas!!"

Teriak seorang gadis cantik dengan keras. Ia pun langsung melompat kedalam danau dihadapannya.

Byuuur!!!

Entah tiba-tiba ingatnya beralih pada awal mulanya kenapa ia bisa berada didunia ini.

"Ra?" Panggil Fernand ketika menyadari Zora sudah terlalu lama didalam air.

"Fuaah!!" Lalu menyembulah kepala yang dipanggil.

"Zora takut bang! Kita udahan yuk!" Ajaknya dengan mata merah.

"Lho, baru juga nyebur" Ujar Fernand dengan lihai berenang-renang disekitar Zora. Mereka memakai seragam sekolah.

"Eleh-eleh barudak ker naraon! Lain ge sakola kaditu!" Teriak bapak-bapak dari pinggir danau. Keliatannya dia hendak memancing ikan.

"Pak! Awas cacingnya jatoh!" Teriak Zora ketika melihat umpan cacingnya hendak masuk kedalam air. Zora ingin dulu naik kepermukaan air, takutnya nanti cacing itu merayap ketubuhnya kebawa arus danau.

ANOTHER WORLD |• Fake Antagonis •| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang