1

12 2 0
                                    

" KEMASI BARANGMU DAN KELUAR!AKU TAK INGIN MELIHAT WAJAHMU!."

"Aku mohon maafkan aku tuan beri aku 1 kesempatan."

"TAK ADA KESEMPATAN UNTUKMU!."

BRAK

Wanita yang baru saja diteriaki pun dengan rasa campur aduk hanya bisa mengambil tas miliknya dan berlari keluar dari ruangan itu. Semua yang menyaksikan hal itu hanya bisa diam mematung di tempat masing-masing dan berusaha tak mengeluarkan suara sedikitpun.

Tuk. .tuk. .tuk

Terdengar langkah sepatu yang menarik perhatian semua pasang mata. Wanita cantik berjalan santai sambil membelai rambutnya dan berhenti karna semua menatap dirinya.

"Ah apa warna rambutku aneh?."

Min peechaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Min peechaya

Manager sekaligus sahabat Bright. Wajahnya cantik, periang dan murah senyum. Semua yang ada di ruangan menghembuskan nafas lega karena hanya dia lah sang dewi penyelamat.

"Eh ada apa ini?." Tanyanya kesemua orang

Tak ada yang menjawab mereka hanya menggerakkan mata menunjuk pintu di ujung. Min mengelus dadanya ia pikir mengganti warna rambutnya akan membuatnya terhindar dari kesialan ternyata tetap sama. Tiada hari tanpa masalah.

Min berjalan dengan wajah kesal. Membuka pintu dan menatap sekeliling, tangannya mendorong pintu agar tertutup serta menguncinya. Ia beralih ke jendela untuk menutup tirai mencoba menghalangi pasang mata yang penasaran.

"Ada apa?."

Min melangkah mendekati sosok yang saat ini tengah tidur atau hanya memejamkan mata nya.

Min melangkah mendekati sosok yang saat ini tengah tidur atau hanya memejamkan mata nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ke-99. Huft alasan apalagi sekarang? Mengapa kau tidak bisa menahan emosimu. Pecat pecat pecat , kau pikir mudah mencari sesuai keinginanmu?.''

Min tak dapat menyembunyikan rasa kesal serta kecewanya. Ia lantas duduk di sofa dengan kedua tangan saling menyilang.

"Kalau begitu kau saja kan sudah cukup kenapa harus ada asisten segala?."

Bright membuka matanya dan menatap min.

I Wish You Were HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang