Ini chapter terakhir. Terima kasih banyak untuk semuanya yang sudah membaca, vote, dan komen. Maaf kalau endingnya tidak sesuai ekspektasi ^^.
Aku belum pernah belajar kriminologi dan psikologi, jadi mohon koreksi jika ada kesalahan di fanfic ini.
Happy Reading ^^
.
.
.Xiao Zhan tertidur karena kelelahan menangis. Wang Yibo menyelimutinya kemudian duduk di kursi ketika mendengar ponselnya berbunyi.
Itu pesan dari Liu Haikuan. Kepala divisi itu menyampaikan bahwa dia mendapat informasi terbaru dari Chao Yuchen terkait kasus kecelakaan keluarga Xiao. Ada saksi baru, yaitu tetangga Xiao Zhan sekaligus desainer yang bekerja di studionya. Namanya Guo Cheng. Desainer itu akan tiba di Beijing pada siang hari dan akan langsung dijemput Chao Yuchen untuk dibawa ke kantor polisi. Liu Haikuan juga memberi catatan bahwa ada kemungkinan Xiao Zhan memberikan kesaksian palsu. Guo Cheng pulang tanpa sepengetahuan atasannya.
Wang Yibo tidak membalas pesan itu.
Dia kemudian duduk di tepi tempat tidur sembari memperhatikan Xiao Zhan yang tertidur. Keningnya berkerut dan bergumam-gumam pelan. Wang Yibo memegang dahinya, Xiao Zhan tidak demam, tetapi dia berkeringat dingin. Pria ini bermimpi buruk, Wang Yibo pasti juga terlihat seperti ini ketika tidur. Tangannya lantas mengelus kepala Xiao Zhan, berharap cara itu efektif untuk meredam mimpi buruknya.
***
Dalam mimpinya, Xiao Zhan kini berperan sebagai anak di dalam mobil. Mobil masih berada di tepi jurang di antara salju. Dia menggigil kedinginan, wajahnya pucat. Di luar masih badai salju dan tidak ada tanda-tanda akan berhenti. Tiba-tiba Xiao Zhan merasakan dingin di kakinya, dia mengintip ke bawah dan menemukan salju ada di sana.Belum sempat dia mencerna apa yang terjadi, dia merasa ada yang jatuh ke kepalanya. Xiao Zhan menengadah dan seketika terperanjat ketika melihat salju-salju turun dari langit-langit mobilnya. Salju di bawah semakin tinggi dan salju dari atas turun semakin lebat, dia akan tenggelam. Di dalam mobil ada ayah, ibu, dan Paman Jun, tetapi mereka diam seperti patung dan tidak bereaksi sekeras apa pun Xiao Zhan berteriak. Dia mencoba memegang ibunya, tetapi tubuh wanita itu hancur menjadi salju ketika disentuh, yang kemudian disusul dengan hancurnya tubuh ayahnya dan Paman Jun.
Xiao Zhan ketakutan, napasnya tidak beraturan, dan jantungnya serasa akan meledak. Salju-salju itu telah mencapai setengah dari mobil dan pintu mobil juga tidak bisa dibuka. Xiao Zhan berteriak sekuat yang dia bisa, tetapi sampai suaranya habis, tidak ada yang menolongnya.
Anak itu akhirnya menyerah dan hanya duduk meringkuk. Wajahnya makin pucat, pandangannya semakin kabur, dan salju mulai menenggelamkan tubuhnya.
Tiba-tiba pintu mobil itu terbuka, Xiao Zhan menoleh dan melihat seorang pria berdiri sambil mengulurkan tangan ke arahnya. Xiao Zhan tertegun sejenak, lalu tangan gemetar dan dingin miliknya bergerak perlahan untuk menerima uluran tangan itu. Pria itu tersenyum lalu membawanya pergi jauh dari badai salju, tangannya yang besar dan hangat mengalirkan kehangatan ke seluruh tubuh Xiao Zhan.
.
.***
.
.Ketika Xiao Zhan membuka mata, hal pertama yang dia lihat adalah Wang Yibo yang duduk di sebelahnya sambil membuka buku sketsa. Bisa dikatakan bahwa buku sketsa itu adalah pikiran terdalamnya, dia melukiskan apa saja yang ada di benaknya di sana—entah itu pikiran baik atau buruk. Xiao Zhan tidak ingin menyembunyikan apa-apa lagi, jadi dia membiarkan Wang Yibo melihat semua yang dia gambar.
KAMU SEDANG MEMBACA
RETROSPEKSI ✔
FanfictionWang Yibo dan Xiao Zhan sama-sama menderita insomnia, memiliki kenangan buruk, dan menyimpan rahasia. Mereka mulai berinteraksi ketika Wang Yibo mengusut kasus kecelakaan orang tua Xiao Zhan. Selama proses itu, kasus lain terjadi dan rahasia masa l...