3

128 25 24
                                    

Hari ini adalah hari yang sibuk di Lhasa, sama seperti hari-hari sebelumnya. Guo Cheng pulang sekitar pukul tujuh, mandi, makan malam, lalu bersiap mengerjakan laporan akhir pekan.

Guo Cheng sangat bersemangat, meskipun pekerjaan menumpuk setiap hari, dia tidak pernah mengeluh. Dia adalah seorang desainer pemula, banyak pelajaran dan pengalaman baru yang bisa dia dapatkan di sini. Tentu saja dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan.

Dia baru saja akan memulai pekerjaannya ketika ponselnya berdering. Nama Chao Yuchen muncul di layar. Perbedaan usia mereka adalah lima tahun, tetapi entah kenapa dia suka ikut nongkrong bersama teman-teman Guo Cheng saat mereka di sekolah menengah. Tidak menyangka sekarang Chao Yuchen bisa menjadi polisi.

“Yo, Acheng. Kau di mana?”

Guo Cheng mengerutkan kening, berisik sekali di seberang sana. “Tidak dengar.”

Chao Yuchen tidak menjawab. Guo Cheng mendengar suara berisik perlahan memudar, mungkin temannya itu sedang berjalan mencari tempat yang lebih sepi.

“Halo.” Kali ini suaranya terdengar jelas.

“Ada apa?” Guo Cheng mengaktifkan mode loudspeaker, lalu menyalakan laptop.

“Hari ini Li-Ge menikah. Kau tidak datang?”

“Ha? Aku tidak di Beijing sekarang.”

“Sayang sekali. Kami semua berkumpul sekarang. Kita sudah lama tidak bertemu."

Guo Cheng berdiri mengambil camilan dan minuman kaleng untuk menemaninya selama bekerja. “Mau bagaimana lagi. Aku sibuk. Sampaikan saja salamku untuk mereka.”

“Baiklah, baiklah. Di mana kau sekarang?”

“Lhasa.”

“Wow. Jauh sekali. Apa yang kau lakukan di sana?”

Guo Cheng mulai mengetik laporan perkembangan pekerjaannya selama seminggu ini sambil menjawab, “Aku dikirim atasanku untuk mengikuti proyek pembuatan iklan di sini.”

Di seberang telepon terdengar macam-macam suara, Chao Yuchen sepertinya membalas sapaan seseorang lalu mengunyah sesuatu sebelum kembali membalas ucapan Guo Cheng. “Padahal kau baru masuk, atasanmu percaya sekali kepadamu.”

Guo Cheng tersenyum bangga. “Mungkin dia melihat potensi hebat yang aku miliki.”

“Cih.” Chao Yuchen mengunyah lagi. “Memangnya di mana kau bekerja?”

“XZ Studio.”

“XZ Studio? Milik Xiao Zhan?”

“Ya.” Guo Cheng terdengar bersemangat. “Kau tahu?”

“Orang tuanya kecelakaan beberapa waktu lalu. Aku bersama timku mengusut kasusnya.”

“Aku juga membaca beritanya di grup kami.” Guo Cheng membuka bungkusan camilan dan memakannya. Dia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul delapan malam. “Kau tidak bekerja malam ini?”

“Tidak. Pekerjaan kami sudah selesai tadi sore. Rekan-rekanku juga sudah pulang.”

Guo Cheng hanya mengangguk yang tentu saja tidak bisa dilihat temannya itu. “Ngomong-ngomong tentang kasus Xiao-Ge, apakah sudah selesai? Aku kasihan sekali kepadanya, tiba-tiba kehilangan kedua orang tua, kudengar dia tidak punya keluarga lain lagi. Tapi, untunglah masih ada Paman Jun yang bisa menemaninya.”

RETROSPEKSI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang