4

111 23 21
                                    

Apa yang menjerat mereka?

Apakah Wang Yibo mengenal Xiao Zhan ketika kasus kecelakaan keluarga Xiao?
Tidak.

Apakah Xiao Zhan mengenal Wang Yibo ketika kasus kecelakaan keluarga Xiao?
Tidak.

Apakah mereka pernah berinteraksi sebelumnya?
Tidak.

Lalu?

Mereka hanya saling mengamati.

.
.
.

Wang Yibo sempat tinggal di panti asuhan di Hebei di tahun terakhir sekolah dasar setelah kematian ibu dan adiknya. Pada masa itu, dia sangat kurus dan lemah. Anak-anak lain akan menindasnya, mengambil jatah makanannya, bahkan memukulinya. Penjaga panti bukan tipe orang yang perhatian, sedangkan pemilik panti sering bepergian. Jadi, tidak ada yang peduli dengan nasibnya.

Dia anak yang cerdas dan mendapat beasiswa, karena itulah dia masih bisa melanjutkan sekolah. Hanya saat di sekolah dia merasa tenang. Rasanya dia ingin tinggal di sekolah saja.

Beberapa bulan kemudian, keinginannya terkabul. Penjaga sekolah adalah seorang pria tua, beberapa kali pihak sekolah ingin menggantinya, tetapi pria itu tidak mau. Dia dulu di sini bersama istri dan anaknya. Setelah lulus sekolah menengah, anaknya pergi bekerja ke luar kota dan tidak pernah kembali. Istrinya kemudian meninggal karena sakit. Pria tua itu sekarang tinggal seorang diri, tidak ada yang dia miliki selain kenangan bersama keluarganya di sekolah ini, jadi pihak sekolah tidak bisa memaksa. Kepala sekolah yang merasa kasihan dengan penjaga sekolah yang bolak-balik di sekolah sendirian berinisiatif mencari pekerja baru.

Wang Yibo yang waktu itu tidak sengaja mendengar percakapan pihak sekolah segera mengajukan diri. Namun, dia masih kecil dan tubuhnya juga kecil. Dia tidak bisa membantu pria tua itu jika terjadi sesuatu, tetapi tekad anak itu terlalu kuat. Dia mendatangi wali kelasnya untuk meminta bantuan, wali kelas yang mengetahui bagaimana kehidupan anak itu dan mengerti betapa keras kepalanya dia, membantunya berbicara dengan kepala sekolah.

Kepala sekolah mau tidak mau setuju dengan syarat bahwa Wang Yibo harus menandatangani surat perjanjian yang menyatakan bahwa pihak sekolah tidak memaksa anak di bawah umur untuk bekerja. Semua murni keinginan Wang Yibo. Anak itu dengan cepat membubuhkan tanda tangan seadanya, lalu pindah hari itu juga.

Waktu itu Wang Yibo sudah tidak bisa tidur di malam hari, penjaga sekolah—Wang Yibo memanggilnya Kakek Wu—pernah bertanya kepadanya. Wang Yibo hanya menjawab bahwa dia sudah terbiasa. Dia mulai bekerja pukul lima pagi dan selesai sebelum pukul tujuh. Kadang-kadang sarapan, kadang-kadang tidak. Sepulang sekolah, dia tidur sebentar kemudian mengerjakan tugas sekolahnya. Dia akan kembali membersihkan sekolah di sore hari sambil bercakap-cakap dengan satpam sekolah. Dia diejek teman-temannya setiap hari, tetapi Wang Yibo tidak peduli. Apa salahnya menjadi penjaga sekolah? Dia menjaga kebersihan dan keamanan tempat orang-orang menuntut ilmu. Bukankah itu keren?

Lihat saja. Di masa depan, dia akan menjaga keamanan semua orang.

Gaji pertama dia dapatkan setelah satu bulan bekerja. Dia awalnya berpikir untuk membeli apa pun yang dia mau, tetapi ketika uang telah berada di tangannya, dia tiba-tiba tidak tega membelanjakan uang itu. Uang disimpan di bawah bantal, tetapi mau tidak mau dia tetap harus menarik uang itu lembar per lembar untuk kebutuhan hariannya.

Dua bulan kemudian, gajinya naik. Tempat tinggalnya dan Kakek Wu juga direnovasi. Kini rumah penjaga sekolah memiliki ruang tamu, sofa baru, dua kamar tidur, dapur serta kamar mandi yang bersih. Mereka juga dikirimi bahan makanan dari pihak sekolah setiap minggu jadi gaji yang didapat Wang Yibo bisa ditabung. Sepertinya keuangan sekolah membaik akhir-akhir ini.

RETROSPEKSI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang