Toko hampir sepenuhnya ramai karena hari ini jennie memberi potongan harga kepada setiap pembeli sebesar 30%.
Toko cake milik jennie lumayan terkenal oleh kaum wanita, selain karena bentuk cake yang unik, rasa yang enak dan banyak pilihannya, toko jennie juga tidak menaruh harga tinggi.
Banyak yang berlalu-lalang untuk memilah. Sebenarnya di sana bukan hanya menjual berbagai cake, ada juga jajanan daerah seperti lemper, lambang sari, gemblong, onde-onde, manisan mangga dan sebagainya, untuk menarik perhatian ibu-ibu dan bapak-bapak yang datang.
Senyum jennie tidak memudar ketika terus menerima uang dari customer, yah...perempuan mana yang tidak suka uang bukan?
"Terimakasih silahkan datang kembali!" Jennie merekah senyum dan menaruh uang kedalam drawer.
Tatapan jennie mengarah pada jam yang telah menunjukkan pukul 4 sore. Bekerja membuatnya lupa akan anaknya yang dititipkan kepada sahabatnya, irene.
Jika ada pertanyaan tentang mengapa irene dengan suka rela untuk menemani buah hati jennie, alasannya karena irene tidak mempunyai pekerjaan apapun dan tinggal seorang diri disana walaupun terkadang pacarnya menginap. Irene dengan terang-terangan meminta jennie agar anaknya di titipkan saja untuk menemani dirinya dirumah, apalagi sekarang jarak rumah mereka hanya sekitar setengah jam, tidak seperti dulu.
"Elmi, tolong jaga toko ya aku mau keluar dulu." Pinta jennie, ia bergegas merapihkan barang-barang dan pergi ke mobil.
Sedikit informasi bahwa jennie mempunyai 2 anak buah bernama elmi dan paska.
Sebenarnya jennie sudah ingin berlalu pergi sejak jam 2 siang tadi, tetapi mengingat bahwa ini adalah musim kemarau dan matahari sangat terik membuatnya mengurungkan diri dan mengundur waktu hingga pukul 4 sore, setidaknya matahari tidak menyorot kulitnya berlebihan. Padahal ia memakai mobil? Yah mau bagaimana lagi, namanya juga perempuan.
Mobil honda city itu melaju santai menyusuri jalanan di daerah bandung, tetapi ia dibuat terkejut ketika mobilnya tiba-tiba saja tidak dapat berjalan dengan baik dan berhenti secara mendadak.
"Eh mobil aku!" Jennie terkejut dan dengan cepat keluar dari mobil.
Tidak ada yang aneh dengan ban mobilnya, maksudnya itu tidak bocor sama sekali. Jennie berkacak pinggang, ini artinya masalah ada pada mesin mobilnya.
"Sial."
_-_
"Lo ga usah banyak tingkah ya!" Teriak satu laki-laki, urat lehernya menonjol dan wajah memerah menandakan ia berada pada puncak emosinya.
"Yang godain cewe lo siapa bangsat! Gua dari tadi diem aja ya!"
Lelaki itu mendekat dan menonjok pipi tirus milik si lawannya.
"Lo anjing ya! Udah gua bilang gua ga godain cewe lo! Tuh lo tanya sama cewe lo yang dari tadi ngelus-ngelus paha gue! Gua udah bilang untuk ngejauh, cewe lo yang kaya anjing nempelin gua terus!" Lawannya menarik kerah lelaki itu dan mendorongnya hingga tersungkur, tidak ada kata ampun ia menginjak perut dan mencekik leher lelaki tersebut, ia tidak terima untuk sebuah tonjokan yang mengenai pipi tirusnya.
"Lo berdua sama aja, pasangan murahan!" Untuk terakhir lawan mainnya meludah dan menendang tubuh lelaki itu.
Dua orang datang untuk melerai, wajah mereka terlihat panik.
"Lis udah gila! Nanti diliat dosen!" Ucap seulgi, ia menarik tubuh lisa untuk menjauh dari lawannya.
Mereka masih betah berada di gudang belakang tempat yang jarang sekali siswa maupun dosen lewati.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAZZLE
FanfictionDengan pipi lebam aku mampu tersenyum membatu, namun bertemu denganmu sekali lagi bahkan tidak ada dalam ekspetasiku - LISA Jika kamu masih menggenggam kebebasan, apa aku boleh menarik sedikit dunia mu? - JENNIE ini JENLISA. GXG PURE. Don't copy my...