Part 2. Lo Yakin Miza?

9.3K 126 5
                                    


"Baik sampai disini kuliah kita, jangan lupa untuk mengumpulkan tugas kalian minggu depan". Tepat setelahnya terdengar suara kelas yang riuh ramai sebagai tanda jika kelas hari itu berakhir dan para mahasiswa tersebut kini memiliki waktu luang hingga sore.

Ada beberapa mahasiswa yang memutuskan untuk langsung mengerjakan tugas kuliah mereka dengan pergi ke perpustakaan ada juga yang memutuskan untuk mengerjakan di cafe bersama dengan gengnya.

"Okta...yang tadi itu gimana?"

"Huh? Yang mana?"

"Cara dapetin banyak cowok!"

"Oh itu..."

Tepat ketika Okta akan melanjutkan ucapannya tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundak Miza dan muncul dihadapan mereka berdua. "Eh ? Kak Bram?!" Miza berteriak malas, pasalnya Bram adalah Asdos, jika sudah muncul disekitar Miza biasanya Bram butuh bantuannya untuk beberapa projek dosen yang sedang dilakukannya.

"Kok sedih gitu sih za lihat aku? Emang aku kurang ganteng apa?"

"Eh?!"

"Hahaha, muka mu merah tuh Za"

Miza tersenyum canggung dan malu. Pasalnya siapa sih yang ga malu woy di gombalin sama Bram? Dia itu seksi guys, beneran. Tingginya itu 180 cm terus badannya tegap berisi dan sepertinya cukup kekar dibalik kemeja slim fit dan celana chino nya itu.

Bram juga sangat merawat penampilan dan dirinya. Rambutnya modis dan klimis serta wangi yang sangat jantan selalu tercium darinya. Meski Bram mengaku dia tidak menggunakan parfum hanya deodoran saja, what the hell!

Kalau begitu emang dia seksi banget dong, secara dia ga pake parfum aja wanginya bikin ngaceng cuy, wangi alami tubuhnya. Lu bayangin kalau lu dientot dia, terus dia keringetan dan tubuhnya tuh wangi jantan gitu, bukan wangi bau ketek kayak ketek lu.

Aaahhh...membayangkannya saja Miza jadi ingin coli sambil membayangkan Bram menggenjot lubangnya. Jujur aja sih, Miza emang beberapa kali pernah berfantasi tentang Bram, itu pun ketika mereka baru-baru kenal.

Sayangnya info tentang orientasi Bram ini sangat minim, dia ga keliatan deket sama cewek, sama temen cowoknya pun biasa aja. Ga ada yang spesial dan aneh, bahkan para bintang binan di kampusnya pun ga bisa mendeteksi Bram ini binan apa bukan.

Bram juga ga punya sosmed, hal ini bikin dia jadi susah dilacak kalau dia ini binan apa bukan. Malah rumornya Bram ini selain jadi Asdos juga dia jadi guru ngaji buat bocil-bocil di sekitar rumahnya. Anjing! Idaman banget ga tuh ? siapa tau pas lagi di ewe lu di rukiyah biar berhenti jadi Homo, ya kan?

"Ish! Kak Bram ini, suka godain aku. Nanti suka beneran loh sama aku". Bram hanya tersenyum simpul mendengarnya. Tanpa Miza sadari, Okta perlahan meninggalkan dirinya yang sedang asik mengobrol dengan Bram.

'Haha, engga aku cuman mau minta bantuan kamu. Skoring lembar Psikotes hasil assesment para TNI nih. Kemarin Bu Indah baru aja dari sana sih dan sekarang juga kembali ke markasnya, ada keperluan untuk assessment. Miza ga sibuk kan ya?"

"Eh?! Engga ah! Males aku. Aku kan belum lulus S1! Lagian aku sibuk, aku mau pergi sama Ok...loh?! Kemana Okta?"

Miza celingak celinguk kiri dan kanan. Bram juga ikutan celingak celinguk. Mereka lalu saling pandang dan perlahan Bram menyeringai. "Jangan alasan! Ayo ikut aku ke markas TNI nya! Bu Indah udah nunggu disana"

Dengan sangat terpaksa Miza mengikuti Bram yang saat ini tengah merangkulnya sambil berjalan kedepan, menuju parkiran mobil. Miza awalnya tidak sadar, karena pada awalnya dia hanya membayangkan lembaran psikotes yang menumpuk dan banyak, belum lagi jika nanti dia harus skoring alat tes psikologi yang lain.

Miza sudah ingin menangis saja, tetapi tidak jadi karena dia merasakan elusan lembut di bahunya dan barulah ia tersadar jika ia sedang dirangkul Bram. untuk yang melihat mereka, pasti akan berpikir jika mereka berdua adalah kakak-beradik yang sangat akrab. Miza menikmati dekapan Bram dan wangi tubuhnya yang benar-benar maskulin.

Aahhh andai saja dia bisa menghentikan waktu. Dan andai saja dia bisa terus begini. Rasanya Bram bisa menjadi obat penyembuh sakit hatinya setelah ia diputuskan oleh Valdo.

Bram yang menyadari jika Miza yang sebelumnya memberontak kini hanya diam pasrah dengan pipi bersemu merah di dalam rangkulannya. Ia tersenyum gemas lalu tanpa sadar ia mengelus bahu Miza. rasanya ia seperti sedang menjaga adik kandungnya saja.

Hay guys, pelet anus season 2 part 2 sudah terbit di Karyakarsa ku ya~! yuk mampir dan cek misteri misteri akan pelet anus. Bisa klik link pada bio atau ketikan ini aja https://karyakarsa.com/june96/pelet-anus

Pelet Anus Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang