Part 6. Undangan

2.6K 32 1
                                    

Miza jatuh terduduk, "aawww!" jeritnya. Ia segera melupakan rasa sakitnya saat ia melihat kampusnya sudah dekat. "Maaf bang, ga liat. Abang sih lari-lari" tegur orang yang baru saja bertabrakan dengan Miza.

Miza mengangkat kepalanya dan dadanya segera berdebar kencang. Bagaimana tidak di hadapannya ada seorang pria dengan tubuh atletis dengan kulit gelapnya. Ia tidak mengenakan kaos atau atasan apapun, hanya wearpack tipis yang membungkus tubuh atletisnya.

Glek.

Miza menelan ludah, meski ditabrak olehnya pria itu bahkan tidak bergeming, ia kini berjalan mendekati Miza, dengan jelas Miza bisa melihat tonjolan besar pada selangkangan pria itu.

"Eh? A...anu bang, saya gak apa-apa. Maaf ya bang saya telat kekampus" dengan segera Miza kembali berdiri saat pria itu tinggal tiga langkah lagi untuk benar-benar sampai ke hadapan Miza.

.

.

Miza dengan malu-malu menyambut uluran tangan Dadang. "Miza" ujar Miza sambil sedikit meremas tangan Dadang. Dadang hanya tersenyum penuh arti saat merasakan genggaman tangan Miza yang sedikit menggodanya.

"Hehe, saya masih mau ngobrol ama Miza, tapi saya harus balik kerja. Ini saya cuman beli beberapa kebutuhan pertukangan aja yang kebetulan darurat nih, karena tadi di toko beras ada teman saya, saya mampir aja. Eh liat kamu juga disini, jadi sekalian nyapa aja. Sekarang saya harus balik ke proyek hehe" Dadang menjelaskan dengan riang.

"Oh ok bang, kayaknya proyeknya juga deket ama kosan aku, nanti kapan-kapan kita ngobrol lagi ya"

"Emang kosan kamu dimana?"

"Di Jalan Pantura Dua"

"Loh, deket ama bedeng saya hehe. Mampir aja nanti malam ke bedeng, bedeng saya juga di jalan pantura dua, samping toko laundry yang catnya ngejreng itu hehe"

"Eh ? main kebedeng?"

"Iya. saya tunggu ya, dah ya saya mau balik ke proyek dulu"

.

.

"Iya, yang ini juga boleh dipegang kalau mau" Dadang menyibakan kain sarungnya, terlihat kontolnya yang besar itu sudah setengah tegang. Kepala kontolnya sangat besar, dengan batang yang gemuk, urat-urat juga menghiasi batang itu. "Ba...bang, malu diliatin yang lain' rengek Miza. "hmm...kalau diliatin malu ya? Kalau mereka join kamu ga malu?" Dadang tersenyum nakal. Glek. Miza hanya mampu menelan ludahnya.


untuk full storynya bisa di cek di karyakarsa ku ya guys, berikut linknya :

https://karyakarsa.com/june96/pelet-anus-season-2-part-6

Pelet Anus Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang