Jennie yang memang dalam mood kurang baik, akhir nya meminta ijin pada bos ny untuk pulang lebih cepat. Pada awal nya dia ingin kembali ke rumah, tapi di tengah jalan dia berubah pikiran. Dia memutar balik mobil nya menuju kafe dimana irene berada, dia berfikir butuh teman bicara saat ini untuk menenangkan hati dan pikirannya.
Sesampai nya di depan kafe dia sedikit terdiam, seperti memikirkan sesuatu tetapi akhir nya dia masuk ke dalam mencari sahabat nya itu.
"Jennie?"
Irene yang kebetulan sedang berada di kasir dengan pegawai nya, berlari untuk menyapa gadis yang lebih muda.
"Unnie, maaf tidak memberitahu mu untuk berkunjung."
Irene menggelengkan kepala lalu memeluk gadis di depannya sebentar sebelum akhir nya mereka berjalan ke sisi meja yang dekat dengan kaca besar di pojok bagian kanan.
"Kau bisa datang kapan saja tanpa memberitahu. Owh ya sebentar biar aku siapkan secangkir kopi kesukaan mu jennie."
Jennie mengangguk, membiarkan Irene meninggalkannya, dia memang butuh kopi saat ini. Beberapa menit ketika jennie sedang sibuk dengan ponsel nya, Irene sudah duduk didepannya dengan kopi dan sepiring cake strawberry diatas meja.
"Terima kasih unnie." Ucap jennie seraya menyimpan ponsel nya di dalam tas kemudian dia langsung meminum sedikit kopi yang masih panas itu.
"Seperti nya kau dalam suasana hati tidak baik? " Irene mulai bertanya melihat jennie sedikit lebih pendiam. Biasa nya jennie akan lebih ceria dengan senyum indah nya.
"Unnie benar. Maaf semalam aku meninggalkan kalian, aku merasa tidak nyaman semalam." Jennie menggantung ucapannya, berfikir bagaimana harus menjelaskan sesuatu yang terjadi.
Tapi kemudian Irene tersenyum, seperti seorang yang sudah tau apa yng akan di ceritakan gadis di depannya. "Ada apa sebenar nya?"
"Aku bertemu v semalam di dalam club" Ucap jennie serius membuat Irene menaikkan sebelah alis nya.
"Benarkah? Apa dia mengganggu mu?"
"Tidak, hanya saja dia melewati batas. Dia memelukku unnie."
Irene menghembuskan nafas dalam, dia mengerti mengapa jennie seperti ini. Wajar jika gadis di depannya dalam suasana hati tidak baik, Irene tau bahwa jennie sangat mencintai v begitu juga sebalik nya. Mungkin saat ini jennie di dalam dilema karena keadaan yang dia tidak ingin kan.
"Lalu bagaimana perasaanmu? Kenapa dia seperti itu jennie?"
Jennie menatap kopi di depannya, mengumpulkan segala ingatan yang sedikit mengganggu. Kemudian dia menatap Irene kembali dengan pandangan yang terlihat sedih.
"Entah lah, rasa nya masih sakit mengetahui kami harus berpisah. Tapi aku berusaha menghargai pernikahanku unnie. Aku mencoba menghindar tetapi seperti nya v tidak Terima. Dia menarik dan memelukku untuk mengobati rindu nya. Aku berfikir mungkin aku akan membalas pelukan itu tetapi aku tersadar bahwa itu salah. Aku hanya akan memberikan harapan palsu dan kurasa akan tidak baik nanti nya. Jadi aku pergi meninggalkan nya."
Jennie mencoba menjelaskan pada wanita dewasa di depannya yang masih setia mendengarkan. Irene terdiam sejenak, dia bingung harus berkata apa. Dilain sisi jennie masih mencintai v mungkin saja. Tapi pada kenyataan nya, jennie sudah terikat dengan lisa yang dia sama sekali belum tertarik untuk bersama.
"Apakah unnie boleh bertanya?"
Jennie mengangguk dengan ucapan Irene barusan.
"Apakah kau masih mencintai v?" Tanya Irene tiba tiba membuat jennie kembali menundukkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ego
FanfictionKau tau bahwa wanita sedikit lebih rumit, dan dia belum tertarik dengan wanita seperti nya. Jadi ku rasa dia masuk jebakan ego nya sendiri saat ini. gxg jenlisa