Kesempatan

22 0 0
                                    

Rindy baru saja menyelesaikan mata kuliahnya, seperti biasanya Ia akan segera langsung ke rumah Bu Marlinda untuk bekerja. Namun saat Ia ingin keluar kampus, tiba-tiba Jonas memberhentikan langkah kakinya.

"Rin.."

Rindy terkejut karena tiba-tiba Jonas meraih tangannya begitu saja.

"Jonas?" Rindy segera melepaskan tangan Jonas dari lengannya. "Ada apa?"

"Aku mau ngomong sama kamu, sebentar aja"

"Tapi, aku harus pergi sekarang Jo"

"Sebentar aja, please Rin" paksa Jonas.

Rindy menghela nafas, dan terpaksa mengiyakan permintaan Jonas. Laki-laki itu membawa Rindy ke samping kampus.

"Ada apa Jo? Aku nggak bisa lama-lama soalnya"

Jonas menatap Rindy dalam-dalam.

"Kenapa kamu menghindar terus dari aku, Rin? Aku ada salah sama kamu?"

Rindy tak bergeming, Ia bahkan tak menjawab sepatah kata pun.

"Rin, jawab aku. Aku tuh sayang sama kamu, aku cinta sama kamu" Jonas tiba-tiba saja mengungkapkan perasaannya pada Rindy dan membuat Rindy tertegun.

"Maaf, Jo. Aku nggak bisa, aku harus pergi sekarang. Ada pekerjaan yang menunggu aku sekarang"

"Tapi, Rin. Aku cuma pengen kamu tau kalo aku tuh.." suara Jo terhenti saat menyadari ada seseorang yang menghampiri mereka berdua.

"Rindy.." suara berat itu memanggil namanya. Rindy menoleh dan terperangah kaget. Ini adalah kesempatan yang tepat untuk menghindari Jonas sekarang, Rindy berusaha untuk memanfaatkan keadaan.

"Tuan Devano?"

"Siapa dia Rin?" tanya Jonas penasaran, Ia melihat Devano dari atas hingga bawah. Devano menatap wajah Jonas dengan dingin.

"Dia.. dia majikan aku. Aku bekerja untuk dia sekarang" Jonas tak percaya mendengar hal itu, namun Rindy tak peduli, Rindy memberikan kode pada Devano untuk mengiyakan perkataannya barusan. Rindy mengerjapkan kedua matanya pada Devano, laki-laki itu mengangkat kedua alisnya bingung.

"Rindy, ayo pergi. Ibu saya sudah menunggu kamu dirumah" titah Devano.

Rindy tak bersuara, namun Ia mengikuti titah Devano untuk pergi. Jonas masih terperangah tak percaya hingga keduanya menghilang dari pandangannya. "Apa Rindy jadi ART di rumah laki-laki itu?" tanyanya dalam hati.

Devano dan Rindy masuk ke dalam mobil. Suasana menjadi canggung seketika, Rindy masih terdiam tak banyak bicara. Devano sesekali melirik Rindy yang masih mematung. Devano mencoba memberanikan diri untuk bertanya dari balik kemudinya.

"Yang tadi itu siapa? Pacar kamu?" tanya Devano dingin. Rindy menoleh tak semangat.

"Bukan, dia cuma temen aku. Hmm, aku minta tolong lupain kejadian hari ini ya" nada suara Rindy memohon. "Sebaiknya kita langsung ke rumah, Bu Marlinda pasti udah nungguin aku sekarang"

"Sorry, oke baiklah" Devano menyalakan mesin mobilnya, dan mobil pun berlalu pergi dari parkiran kampus. Tak ada percakapan apapun dalam perjalanan, semua hening. Devano pun fokus dengan kemudinya, sementara Rindy masih tak habis pikir dengan sikap Jonas tadi, bagaimana bisa Jonas memiliki perasaan untuknya, itu sangat tidak mungkin. Apalagi, Raisa sangat menyukai Jonas. Rindy akan selalu berusaha menjauh dari Jonas.

CEO, I'm in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang