Dokter Cantik

18 0 0
                                    

Devano memberhentikan mobilnya disebuah parkiran klinik. Wajahnya tampak lelah karena ada banyak hal yang Ia pikirkan, kakinya Ia paksakan turun dan masuk ke dalam sebuah klinik, memang akhir-akhir ini kepalanya selalu terasa pusing.

"Rindy?" sapa Devano pada wanita yang mengenakan jas putih ala dokter sedang berbicara dengan seseorang di depan meja resepsionis. Oh ternyata klinik itu adalah milik Rindy pribadi.

"Kamu? Apa kamu berdiri disitu sejak tadi?" Rindy menghampiri Devano.

"Baru saja, sudah jam segini kamu masih terima pasien?"

"Nggak kok, aku baru saja menyelesaikan pemeriksaan pasien terakhirku. Hal apa yang membawamu kesini? Apa kamu demam?" tanya Rindy menggoda.

Devano justru tertawa kecil, lagi lagi Ia terlihat sangat tampan saat tertawa seperti itu bahkan terlihat lebih muda dari usianya sekarang.

"Aku baik-baik saja. Ada banyak hal yang ingin ku ceritakan padamu. Tapi tidak disini, bisakah kamu ikut denganku?"

"Ya, tunggu sebentar. Aku ambil tas, dan sekalian menutup klinik"

"Oke, aku tunggu diluar ya" Rindy mengangguk pelan. Wanita itu memerintahkan pegawainya untuk merapihkan area klinik dan bergegas untuk pulang.

"Dok, kami permisi pamit pulang" ucap salah seorang pegawai perempuan.

"Ya, terima kasih untuk hari ini. Oh, ya. Ini ada uang tambahan untuk kalian, semoga bermanfaat ya" Rindy memberikan 2 amplop yang masing-masing isinya dua ratus ribu rupiah. Rindy memang selalu memberikan apresiasi atas kinerja para pegawainya. Dan itu yang membuat para pegawainya betah kerja dengannya.

"Terima kasih banyak Bu Dokter"

"Ya, salam untuk keluarga kalian dirumah. Hati-hati dijalan ya"

Setelah semua pegawainya pulang, Rindy pun mengunci gerbang klinik dan menghampiri Devano yang sudah menunggunya sekitar 20 menit yang lalu.

"Maaf, lama menunggu" Rindy merasa tidak enak karena telah membuat Devano menunggu.

"Seorang dokter seperti mu pantas untuk ditunggu. Kita jalan sekarang ya, takut kemaleman nanti"

"Ya, boleh"

Keduanya langsung masuk ke dalam mobil dan berlalu pergi menuju restoran.

"Mau bicara dimana?"

"Kalau sekalian makan malam, bisa?"

"Ya, boleh. Tapi, kali ini aku request tempatnya boleh?"

"Ya, bebas. Mau dimana?"

"Aku ada tempat makan yang menurutku sangat nyaman. Tapi, semoga nyaman juga untukmu"

"Oke, let's see" Devano merekahkan senyumannya lagi.

Sebuah tempat makan yang sederhana namun berkesan bagi Rindy. Rumah makan Sunda yang familiar bagi setiap orang. Rindy menatap aneh Devano, Ia takut Devano tidak cocok dengan pilihannya.

"Kamu keberatan nggak kita makan malam disini?"

Devano memperhatikan kesekelilingnya, resto dengan konsep gubukan dengan kolam ikan koi dibawahnya, suara gemercik air menambahkan asri tempat makan tersebut. Tempat tersebut selalu ramai di buru pengunjung untuk sekedar makan malam dengan keluarga sembari bersantai.

CEO, I'm in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang