Bab IX

1.3K 120 30
                                    

"Sialan!" umpat Duke Ellington setelah melihat surat yang Lucas berikan, kertas itu sudah hancur setelah Duke Ellington meremasnya dan melemparkannya.

Jadi benar dugaannya dan juga Lucas, kapal yang dicurigai olehnya ternyata membawa istrinya—Ellya Forester. Tak sia-sia selama satu minggu ini ia mengumpulkan informasi tentang istrinya yang ternyata masih hidup dibantu oleh Duke Forester—tergabung oleh asosiasi dagang.

Enam tahun pula berita Ellya masih hidup terombang-ambing hingga kerajaan memberikan putusan jika Ellya Forester dicabut gelarnya dan sudah meninggal dunia. Duke Ellington yang tidak melihat dengan mata kepalanya sendiri tentang keadaan Ellya istrinya itu tidak percaya begitu saja. Ia terus melakukan penyidikan dan pencarian tentang istrinya. Ia yakin istrinya masih hidup, menginjak tahun ke lima, Duke Ellington sempat ingin menyerah karena tidak ada petunjuk sama sekali kecuali bross yang ada di hutan yang ia temukan itu.

"Pihak dermaga menolak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai tujuan negara yang dituju. Saya sudah menawarkan uang sesuai dengan yang Duke Ellington perintahkan, akan tetapi mereka masih menolaknya. Mungkin, jika Duke Ellington datang ke dermaga besok mereka akan memberitahu kepada anda."

"Tetapi dalam tiga minggu ini kita harus melakukan perjalanan menuju Domus Aurea. Tidak ada waktu, karena semua harus melakukan persiapan."

"Kalau begitu apakah saya harus tetap memaksa mereka untuk memberitahu kemana tujuan kapal itu?"

Duke Ellington menggeleng, ia akan memikirkan rencana agar perjalanan dan penyelidikan besok tetap berjalan. Kembali ke meja kerjanya, Duke Ellington menyandarkan punggungnya dan memijit pelipisnya. Rasa senang dan kalut bergabung menjadi satu, ia senang bahwa ia tahu jika istrinya masih hidup walau entah berantah sekarang ada di mana. Yang paling penting adalah ia sudah mendapatkan kepastian itu.

Kaisar Lancaster akan mendapatkan balas dendam yang setimpal kali ini karena telah mempermainkan harga sebuah nyawa yang sangat berarti baginya. Duke Ellington merapalkan dalam hati agar ia bisa membalaskan dendam kepada Kaisar Lancaster.

Ia menarik laci di meja kerjanya yang paling atas, melihat kemudian mengambil bross yang pernah ia belikan sebelum Ellya menjadi istrinya. Ia berharap bisa kembali bertemu dan bersama kembali menjadi sebuah keluarga.

"Tidak usah kau pikirkan, aku akan cari solusinya sendiri. Siapkan saja para ksatria untuk perjalanan besok. Jangan lupa untuk memilih kuda yang sudah aku pisahkan di istal."

Lucas mengangguk seraya berkata, "baik, Duke Ellington akan saya kerjakan. Mohon Duke Ellington dapat beristirahat sehingga perjalanan besok kesehatan anda prima. Tabib bilang luka Duke Ellington sudah sembuh akan tetapi masih harus ada ramuan yang dioleskan setiap harinya."

"Iya baiklah, kau siapkan itu juga."

Lucas kemudian pergi setelah mendapat perintah dari tuannya itu, keluar dari ruang kerja Duke Ellington yang sedikit berantakan dan tidak terawat. Duke Ellington memerintahkan agar siapapun tidak boleh memasuki ruang kerjanya karena ia tidak akan percaya pada siapapun. Lucas hanya membantu membereskan beberapa tumpukan buku yang harus dikembalikan dalam rak nya kembali.

Sementara itu, Duke Ellington sedang menyusun rencana agar pihak dermaga mau memberitahu tujuan kapal pengangkut dagangan itu. Hari sudah mulai malam, dan biasanya kapal-kapal akan berangkat pada saat ini.

Apakah lebih baik ia pergi sekarang, "lebih baik aku pergi sekarang, tidak usah memberitahu Lucas karena laki-laki itu menjadi semakin banyak bicara enam tahun ini!" keluh kesah Duke Ellington.

Lucas berubah menjadi pribadi yang banyak bicara, walaupun memang kaki tangannya tetapi ia berpikir jika Lucas sedikit berlebihan mengkhawatirkan keadaannya. Apalagi hampir setiap minggu Lucas membawakan surat dari para Lady yang hendak mengajukan diri menjadi istrinya.

Duke Ellington mengambil mantelnya dan memakai sepatu seperti biasa, keluar dari ruang kerjanya menuju istal kuda miliknya. Lucas sepertinya masih ada di barak—sebutan untuk tempat para ksatria.

Ia bergegas menuju dermaga yang letaknya cukup jauh, memakan waktu hampir tiga per-empat jam dari dukedom. Ia juga membawa surat yang ia hancurkan tadi dengan meremasnya, akan menjadi bukti jika ia adalah Duke Ellington.

Masih banyak para rakyat yang tidak mengetahui wajahnya, hanya sebuah nama dan jabatan saja. Biasanya rakyat pinggir Osellia, yang tidak mengenali dirinya. Begitu pula dermaga ini, yang letaknya jauh dari kediamannya.

Malam semakin dingin, pacuan kudanya ia percepat hingga ia memasuki dermaga. Ia mencari tempat untuk menitipkan kudanya dan segera pergi ke bagian kapal.

Ia mulai bertanya-tanya mengenai kapal keberangkatan yang Ellya dan kemana tujuannya.

"Maaf tapi saya tidak bisa memberitahukan hal ini, kemarin sudah ada yang bertanya tetapi terpaksa kami memberitahu jika ada dua orang yang memasuki kapal tanpa izin."

"Dan kejadian itu sudah lama, kami sangsi jika catatan itu masih ada atau tidak," jawab petugas lainnya.

"Ini perintah dari papa mertua saya, Duke Forester. Saya yakin anda berdua kenal bukan dengan beliau? Jadi mohon, tolong saya ...saya benar-benar butuh informasi itu."

Dua orang yang ia tanya itu terkejut saat mendapati bahwa ternyata yang ada dihadapannya sekarang adalah seorang Duke, tepatnya Duke Ellington.

"Anda Duke Ellington?"

"Iya."

Dua orang itu langsung menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat, bagaimana pun orang didepannya ini sangat penting.

"Maafkan kami, tidak menyadari jika anda adalah Duke Ellington. Kalau begitu akan kami bantu sebisa mungkin, karena buku itu memang akan dihapuskan jika sudah tidak ada lagi yang dibutuhkan. Semoga saja pihak dermaga masih memiliki buku itu, mari ikut kami untuk melihatnya di gudang arsip."

Jantung Duke Ellington semakin berdebar-debar, akhirnya penantian enam tahun lebih akan berbuah manis. Yang paling penting ia sekarang berharap agat catatan itu tidak hilang atau sudah dimusnahkan.

"Lewat sini, Duke Ellington."

Duke Ellington mengangguk dan mengekor dua orang itu. Ruang arsip dermaga tak jauh dari tempat utama. Ruangan ini berdebu dan minim cahaya.

Salah seorang diantara dua orang tadi menyalakan lampu lentera untuk menerangi rak-rak khusus pencatatan kapal keluar dan tujuannya. Di mulai dari sisi rak kiri, ada tulisan tahun tetapi itu dua tahun lalu.

Beberapa buku arsip kapal, ada yang dimusnahkan kecuali buku yang berhubungan dengan kekaisaran Osellia. Karena pasti akan ada pemeriksaan ulang terkait keberangkatan dan penerimaan di Osellia.

"Ini ketemu, syukurlah masih ada di tumpukan ini."

Orang berbaju warna hitam itu mengambil buku tersebut dan membawanya ke sebuah meja yang ada di tengah ruangan arsip. Duke Ellington mendekat ke meja dan segera melihat isi dari buku tersebut.

"Buku ini hanya bisa dilihat saja, tidak dibawa ke mana-mana karena terdapat catatan kekaisaran."

"Kekaisaran?" tanya Duke Ellington penasaran. Bukankah hanya kapal dagang biasa?

"Iya, ini buku arsip kapal kekaisaran yang memang melakukan penjualan ke luar kekaisaran. Bulan apa kiranya yang anda ingin ketahui?"

Duke Ellington menyebutkan bulan di mana Ellya dinyatakan sudah meninggal. Mereka pun mencarikannya dari daftar yang ada.

"Ada tiga kapal yang berangkat dan dua kapal yang datang, kapal terakhir pada malam hari berangkat menuju Domus Aurea."

Domus Aurea, bukankah ini semacam kebetulan? Tetapi Domus Aurea sangatlah luas, bagaimana aku bisa mencari Ellya!

.
.
.

Tbc ...

Mwehehe. Semakin gaje, btw aku rencana mau publish cerita ala-ala transmigrasi tapi transmigrasi yang cowok. Tapi ntah kapan, ada yang suka transmigrasi cowok nggak?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Surreptitious || TDS 2 [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang