04.

244 27 2
                                    

Yozhua sudah sampai di stasiun kereta yang menuju ke arah Depok.
Berlari, karena keretanya sudah datang.

Tetapi, ia malah ketemu rivalnya sekaligus kakak dari seseorang yang ia selamatkan tadi, Juan.

Juan menatap Yozhua dengan sinis dan matanya setajam silet. Yozhua bingung, bukannya besok ada acara untuk Mahasiswa dari seluruh fakultas? Mengapa Juan justru balik ke Jakarta?

"Apa lo liat-liat?" sinis Juan. Lah orang dia sendiri yang natap duluan.

Yozhua berdecak, ia langsung meninggalkan Juan karena kereta yang menuju Depok akan segera berangkat.

Juan memutar matanya, untuk apa ia meladeni Yozhua sang rivalnya itu? Sekarang, waktunya ia bertemu dengan adiknya (Walaupun ia tidak mengganggap).

'Semoga Darien ngga kenapa-napa..' batin Yozhua.

"Keandra, lo di mana anjing?" Juan sedari tadi mengelilingi rumahnya dan Darien. Tapi, ia tidak menemukan adiknya itu.

Duk, duk, duk. Terdengar suara langkah kaki.

"Oh, baru pulang ya habis berantem?" ucap Juan kepada Darien yang baru saja memasuki rumah mereka.

"Kak Juan udah di sini ternyata." gumam Darien.

"Lo tuh, kenapa sih? Pake berantem-berantem segala. Lo itu harus jaga nama di sekolah lo, Darien! Soalnya mereka itu pada tau kalo gue itu kakak lo! Padahal gue ga mau nganggep. Palingan, Jeriel bakal laporin lo ke BK. Dan itu malah ngejelekin nama gue."

"Ma-maafin Rien."

"Ah, tapi gue salut sih sama lo. Ga terlalu lemah orangnya."

Darien terkejut. Kakaknya yang suka menyakitinya, mengucapkan kata-kata bangga? Darien tidak percaya.

"Kali ini, lo bebas. Gue mau balik ke Depok dulu." final Juan, dan ia langsung pergi dari rumah itu.

Darien cengo.

-

DARIEN

Sekarang jam 4 pagi. Tadi malam, aku mendapat panggilan dari sekolah. Yah, karena aku berkelahi dengan Jeriel. Harus membawa orang tua. Bagaimana ini? Aku kan tidak punya orang tua.

Drt... drt...

Harael meneleponku. Pagi sekali. Aku segera menjawabnya.

"Halo?"

"Rien! Gue kira lo tidur."

"Aku ga bisa tidur. Ada apa?"

"Gue denger lo dapet panggilan dari BK. Mau gue bantu?"

Aku bingung, "Bantu dengan cara apa?"

"Gue punya bukti video kalo Jeriel ngajak ribut lo duluan."

"Wah, makasih banyak ya Rael."

"Yoi, sama-sama."

Tut. Telepon dimatikan sepihak. Oke, masalah sudah selesai. Sepertinya nanti pagi aku harus datang sendirian.

Oh ya, akhir-akhir ini.. berat badanku turun drastis. Yang tadinya 58 kilogram, sekarang hanya 48. Aku juga merasakan, badanku menggigil setiap saat. Aku selalu merasakan lelah. Padahal, aku sudah beristirahat yang cukup. Ada apa dengan ku?

—————

Aku sudah memasuki pekarangan sekolah. Sekarang jam 6 pagi, masih sedikit murid-murid yang berdatangan. Aku langsung masuk ke kelasku, yaitu 12 MIPA 2. Ternyata, sudah ada Jeovan yang sedang membaca buku dan memakai kacamata bulatnya. Heran, biasanya ia tidak memakai kacamata.

"Oh, hai Ri! Ayo sini duduk." sapanya.

Aku tersentak dan langsung menjawab, "Eh.. iya."

Aku langsung menaruh tasku di kaitan meja, dan duduk disamping Jeovan.

"Ri, gue liat di base sekolah, katanya lo berantem sama Jeriel anak bandel itu ya?" tanyanya. Sudah ku duga, pasti Jeovan akan bertanya tentang hal itu.

Aku menggangguk saja. Malas menanggapi topik itu.

Jeovan mendelik. "Ya ampun, tengkuk lo makin biru."

"Ga kerasa sama sekali." jawabku berbohong. Padahal rasanya sangat nyeri. Aku harus terlihat kuat.

Jeovan merangkulku. "Gue tau gimana caranya ngebedain orang berbohong sama orang yang jujur."

"Ngaco. Aku bilang aku enggak apa-apa." elakku.

Jeovan memutar bola matanya. "Yailah terserah lo lah Darien." Ia langsung menghadap bukunya lagi.

Aku tersenyum tipis. Aku senang masih ada orang-orang seperti Kak Juan, Kak Yozhua, Harael dan Jeovan yang masih menyayangiku.

Tiba-tiba, hawa dingin menyerangku. Aku menggigil, sampai aku merasakan hangatnya badanku. Apa yang terjadi? Pandanganku seketika pudar. Aku hanya mendengar panggilan namaku dari Jeovan, aku ingin berkata, "Ya, aku tidak apa-apa, jangan risaukan aku." tetapi tidak bisa. Lidahku terasa kelu. Aku tidak kuat menahan netraku untuk terbuka. Ayolah terbuka! Jangan menyusahkan orang lain, saat istirahat nanti, aku harus menghadap BK dan Jeriel. Tetapi, seketika semuanya gelap.

Finally | DokyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang