TIDAK ADA YANG SEMPURNA

10 8 0
                                    

Suatu hari ada seorang pangeran yang sedang duduk di halamannya. Halaman luas nan hijau dengan jalan setapak. Bunga bermekaran dengan indahnya. Burung bernyanyi dengan merdu. Mentari bersinar menjadikannya semakin indah.

Ia ingin berjalan ke luar istananya. Ia meminta salah satu pengawalnya untuk menemaninya. Pengawalnya itu menurutinya. Berjalan berdua. Sesekali mereka bertegur sapa dengan orang yang lewat.

Berjalan sampai mereka melihat seorang laki-laki dengan seorang perempuan. Perempuan itu cantik. Namun, ia tidak bisa melihat. Pangeran itu menghampirinya.

“Mengapa kamu mau memiliki istri sepertinya?” tanya pangeran.

“Dia istri yang baik. Meskipun ia tidak bisa melihat, dia adalah istri saya. Dan, saya mencintainya,” jawab laki-laki itu.

Pangeran itu dan pengawalnya kembali berjalan. Dan, mereka bertemu dengan sepasang suami istri. Terlihat seorang istri sedang memarahi suaminya. Jika dilihat, istrinya tidaklah cantik. Perawakannya tidak ramping dan tidak juga tinggi. Kulitnya hitam manis.

“Apa kau tidak bisa sedikit lebih rapi? Lihat saja kumismu itu! Dan rambutmu itu. Apa tidak pernah ada waktu luang untuk memangkasnya?”

Setelah berkata demikian, istrinya masuk ke dalam rumah dan membersihkan rumahnya. Pangeran tersebut menghampirinya.

“Mengapa kamu mau beristrikan dia?”

“Dia tidak menarik jika dilihat. Namun, ia sangat perhatian. Lihat rumahku yang bersih. Dan dia selalu memarahiku jika aku tidak mencukur kumis dan rambutku.”

Pangeran melanjutkan perjalanannya bersama pengawalnya. Ia merenungkan perkataan dua orang laki-laki yang ditemuinya tadi. Ia berpikir, fisik tidaklah penting. Jika mereka saling mencintai, itu semua bukan masalah.

“Kini aku mengerti. Bahwa fisik tidak penting. Asalkan aku mencintainya dan dia mencintaiku, itu sudah cukup.”

Pengawalnya tersenyum. Ia membuka identitasnya di depan pangeran. Rambutnya yang panjang dan wajahnya yang cantik.

“Maafkan saya. Saya diminta oleh ibumu untuk menyadarkanmu.”

“Terima kasih. Berkatmu, saya mendapatkan seorang yang pantas disisi saya.”

DUNIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang