Mobil Van warna putih keluaran Mercedez benz terbaru itu memasuki halaman luas Villa milik keluarga Enzo. Jeffrey yang pertama menyadari bahwa mobil yang akan membawanya ke Mall sudah siap segera memanggil teman-temannya. Bams dengan semangat berjalan cepat keluar dari Villa dan diikuti oleh Una dan Jasmine yang tak kalah excited. Sementara Roseanne yang melihat tingkah teman-temannya hanya terkekeh kecil.
“God. They are always so extra.” gumam gadis cantik itu lirih. Chaerly yang berdiri disebelahnya ikut tersenyum.
“Yuk, Rosé!” ajaknya dengan senyum tipis di wajahnya. Rosé mengangguk antusias dan menggandeng Chaerly kemudian. Jeffrey yang melihat itu hanya menghela nafas kecil, niatnya bermesraan gagal sudah. Sekilas, Rosé menoleh kearah Lalisa dan diangguki pelan oleh gadis berponi tersebut. A sign that she is alright.
“Jangan lupa buat belanja semua yang ada di list, okay? And make sure untuk nggak pulang terlalu telat. Jeffrey, lo ketuanya jadi lo handle mereka semua terutama Bams.” peringat Minara. Gadis yang biasanya diam dan kalem itu mau tak mau mengeluarkan pendapatnya. Mengingat bahwa ia yang akan menjadi ‘juru masak’ nanti.
“Siap, bu presiden. Gue berangkat dulu!” sahut Jeffrey lalu masuk kedalam Van dan disusul mobil tersebut melaju meninggalkan Villa.
Enzo yang suasana hatinya sedang suram hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun, ia menjadi yang pertama berjalan masuk kedalam Villa setelah memastikan temannya berangkat. Namun langkahnya terhenti saat suara Maverick menyapanya.
“Dude, kenapa deh muka lo suram banget? Kaya lagi PMS gue lihat-lihat.” sapanya dengan nada heboh seperti biasa. Ia merangkul sahabatnya itu dengan semangat, dan disambut decakan kesal dari sang empu.
“Jangan deket-deket gue kalau nggak mau gue hajar deh.” balasnya sewot. Enzo menghempaskan lengan Maverick dengan kuat dan berjalan kearah tangga menuju kamarnya di lantai tiga. Jevier yang melihat kejadian itu menahan Maverick yang akan menyusul Enzo.
“Nggak usah. Dia serem kalau lagi ngamuk, apalagi kalau berurusan soal Kak Jane.” ungkap Jevier. Lelaki itu kemudian berlalu pergi setelah melihat Lalisa berjalan cepat kearah taman belakang. Maverick hanya diam mengamati kejadian itu dan tak lama memilih untuk menyusul teman-temannya yang duduk santai di ruang tengah, mereka semua akhirnya memutuskan untuk menonton TV bersama. Otaknya tidak sanggup jika disuruh untuk memikirkan drama orang kaya.
Sementara di taman belakang, Jevier menghampiri Lisa yang duduk di salah satu kursi yang ada disana. Taman belakang sudah disulap untuk pesta BBQ nanti malam. All thanks to Enzo and his powerful family.
Lisa yang melihat eksistensi Jevier hanya mendengus kesal sambil memutar bola matanya jengah. Benar-benar menyebalkan.
“Apa deh? Gue pengen sendiri, Jev.” tanya gadis itu pada akhirnya. Jevier tidak menghiraukan perkataan Lisa dan duduk tepat di sebelahnya. Dengan santai, pria itu menyandarkan tubuhnya pada kursi nyaman tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗵𝗶𝗴𝗵 𝘀𝗼𝗰𝗶𝗲𝘁𝘆 | 97 liners.
Fanfiction"𝘖𝘩, 𝘣𝘶𝘵 𝘥𝘪𝘥 𝘮𝘰𝘯𝘦𝘺 𝘣𝘶𝘺 𝘺𝘰𝘶 𝘩𝘢𝘱𝘱𝘪𝘯𝘦𝘴𝘴? 𝘐𝘵'𝘴 𝘯𝘰𝘵-" "𝘊𝘳𝘢𝘱 𝘵𝘩𝘢𝘵 𝘴𝘩𝘪𝘵, 𝘪𝘵 𝘪𝘴 𝘢𝘤𝘵𝘶𝘢𝘭𝘭𝘺 𝘣𝘶𝘺 𝘩𝘢𝘱𝘱𝘪𝘯𝘦𝘴𝘴." 𝗪𝗮𝗿𝗻𝗶𝗻𝗴 : This story contains mature contents, harsh language, curses, etc...